Karunia Kalifah Wijaya
2019011064
Psikologi Lingkungan Paralel
Wadas, sebuah desa yang
terletak di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, beberapa bulan menjadi
perhatian publik paska tindakan penangkapan dan represifitas yang dilakukan
oleh aparatur negara, dalam upaya pembebasan lahan guna pembangunan Proyek
Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener. Konflik di Desa Wadas muncul sejak pemerintah
merencanakan untuk melakukan penambangan batu Andesit guna menyuplai kebutuhan
bahan pembuatan bendungan Bener. Penolakan dari warga Wadas terhadap rencana
pembangunan proyek strategis nasional bendungan bener pun bukan tanpa dasar,
Wadas sendiri merupakan tanah yang subur dengan keaneka ragaman pepohonan dan
tumbuhan yang mengintarinya. Selain itu, aspek batiniah di mana warga Wadas
merasa memiliki kedekatan secara emosional dengan alam sekitar menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan penolakan terjadi.
Di tengah banyaknya
pertimbangan masyarakat atas penolakan penambangan batuan andesit di desa
Wadas, banyak pihak yang memandang persoalan Wadas hanya sekedar problematika
dan dinamika politik semata. Padahal jika ditilik lebih mendalam, di luar sisi ekonomi
atau pun remeh temeh dinamika politik, kejahatan kemanusiaan atau tindakan kekerasan
dalam upaya pembebasan lahan di desa Wadas merupakan fakta. Temuan-temuan dari
Walhi, LBH, ataupun bahkan Komnas Ham yang memperlihatkan adanya kekerasan yang
dilakukan oleh aparat terhadap masyarakat penolak tambang. Cukup disayangkan
ketika melihat atau bahkan menegasikan konflik Wadas sebatas persoalan politik
semata, padahal nilai-nilai kemanusian lebih jauh dan atau tinggi daripada
dinamika politik. Dampak daripada represifitas aparatur negara dalam upaya
pembebasan lahan menyisakan luka kemanusiaan dan trauma psikis mendalam bagi
masyarakat Wadas, dari tua, muda, bahkan anak-anak. Pada akhirnya semakin modern
jaman, semakin maju cara berpikir yang dimiliki manusia, keterbata-bataan dalam
menjaga ikatan emosional dengan alam menjadi semakin menjadi. Orientasi
keutungan dan kalkuasi materi, menjadi suatu hal yang lebih penting daripada
keberlangsungan semesta alam dan juga kemanusiaan.
0 Comments