Peduli Lingkungan Sejak Dini

 

Psikologi Lingkungan A

Dosen      : Dr. Arundati Shinta, M.A

Semester : Genap 2021/2022

Essay 1

Fadila Perwitasari

2019011099

Fakultas Psikologi 

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta



        Indonesia memiliki permasalahan yang cukup serius di bidang lingkungan dalam hal sampah. Setelah Cina, negara Indonesia menjadi peringkat kedua di tahun 2014 sebagai pemasok sampah plastik terbesar di dunia, tak heran jika permasalahan sampah belum dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini menjadi tugas tambahan bagi pemerintah dalam menangani masalah lingkungan. Namun tentu saja semua masyarakat harus turut andil bertanggung jawab terhadap lingkungan.

        Perilaku peduli lingkungan sebaiknya ditanamkan sejak dini agar saat ia menginjak dewasa nanti ia semakin peduli dan merawat lingkungan. Lingkungan akan tetap hidup jika manusia  bisa hidup berdampingan tanpa merusak. Mengapa perilaku peduli lingkungan harus ditanamkan sejak dini ? Karakter peduli lingkungan yaitu sikap atau tindakan yang bertujuan untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan alam yang dilakukan oleh orang di sekitar. Karakter peduli lingkungan tidak dapat muncul begitu saja. Peduli lingkungan tumbuh karena adanya rutinitas yang telah dilakukan sejak dini melalui kegiatan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

        Nah sudah tau kan alasan mengapa peduli lingkungan harus diterapkan sejak dini. Ibaratnya adalah kita lebih mudah mengenalkan sesuatu hal jika ia belum tau apa-apa. Sama halnya dengan lingkungan, kita lebih mudah mengenalkan peduli lingkungan kepada anak dari pada orang dewasa. Jika anak sudah dibiasakan dari kecil maka saat dewasa nanti ia cenderung lebih simpati terhadap lingkungan.


Berikut tips yang dapat diajarkan kepada anak agar lebih peduli terhadap lingkungan: 

1. Mengajak anak dalam mengelola sampah 3R 

        Pengelolaan sampah melalui 3R yaitu yang pertama reduce, yang artinya meminimalisir sampah yang dihasilkan. Contoh sederhananya dengan mengajak anak berbelanja dengan membawa tas belanja sendiri sambil mengenalkan bahwa tas belanja lebih baik dari pada kantong plastik. Yang kedua yaitu reuse yang berarti menggunakan kembali. Kita bisa mengajarkan kepada anak dengan memanfaatkan botol bekas air minum dengan membuat bahan kerajinan tangan. Yang terakhir adalah prinsip recycle yang berarti mendaur ulang. Recycle dapat kita ajarkan pada anak  dengan mengajarkan  di lingkungan sekolah dalam pembuatan kompos

2. Mengajarkan anak di lingkungan keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya 

        Orang tua merupakan model terdekat bagi anak, maka tak heran jika anak sering kali meniru perilaku dari orang tua. Untuk itu orang tua perlu membeikan contoh yang baik bagi anak agar anak tidak melakukan tindakan yang merugikan. Jika orang tua ingin anak dapat peduli dengan lingkungan orang tua juga harus mencontohkan kepada anak seperti mengajak anak untuk membereskan rumah, memilah sampah mana yang dapat didaur ulang, serta tidak membuang sampah sembarangan.


    Gerakan kecil ini akan sangat bermanfaat jika kita melakukan nya dengan sungguh-sungguh, maka dari itu marilah bersama-sama kita wujudkan lingkungan yang bersih dari sampah karena kalau bukan kita yang menjaga siapa lagi? 



Referensi                                               

 Jalal, 2019, Produksi Sampah di Indonesia 67,1 Juta Ton sampah Per Tahun, diakses dari                                 http://geotimes.co.id/2019-produksi-sampah-diindonesia-671-juta-tonsampah-per-tahun/,

Wagiyatun, Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap Kepedulian Lingkungan Peserta     Didik Smp Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011, (Semarang:Institut Agama Islam Negeri                     Walisongo, 2011), 32.












0 Comments