MEMBANTU MENGAJAR ANAK-ANAK DALAM MENGAJI (Prestasi)

 PSIKOLOGI LINGKUNGAN A

PRESTASI

Dosen : Dr. Arundati Shinta, M.A

Semester : Genap 2022

Annisa Miftah Khairul 'Auni

2019011003

Fakultas Psikologi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta


     Anak adalah titipan dari Allah SWT. Tidak semua orang menerima karunia ini, kecuali atas kehendaknya sendiri. Kepercayaan ini perlu dijaga dengan baik dan berkesinambungan melalui pelatihan yang baik dan benar. Membaca sebagai kegiatan pertama untuk membantu memahami Al-Qur'an sangat perlu  diterapkan pada anak-anak. Anak-anak harus diajarkan membaca Al-Qur'an sedini mungkin agar mereka tertarik untuk membaca Al-Qur'an. Dengan cara ini, generasi Qur'ani muncul. Pendidik perlu belajar menetapkan hak dan kewajibannya dengan benar. Ia harus mengetahui  metode pengajaran yang baik dan perkembangan baru dalam media agar dapat melaksanakan kewajibannya dengan cara yang mencapai hasil yang maksimal. Salah satu tugas utama seorang pendidik yang perlu mendapat perhatian serius adalah menemukan cara yang tepat untuk mengajarkan Al-Qur'an pada anak usia dini. Ketika anak-anak tumbuh dalam alam yang baik, pikiran mereka dibimbing oleh kebijaksanaan, dan  mereka dapat mengekang polusi penipuan dan  polusi ketidaktaatan. Karena minimnya kegiatan keagamaan seperti pendidikan agama dan TPA.

        Pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dikatakan sebagai pelatih sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, kita dapat mengalami  proses perubahan dalam diri kita, baik dalam tindakan maupun dalam pengetahuan (Juniar, dkk, 2021). Karena tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan, maka masyarakat menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang tergolong lembaga informal. Sebagai lembaga informal, masyarakat merupakan bagian penting dari proses pendidikan, tetapi tidak mengikuti peraturan yang tetap dan ketat. Namun, lembaga-lembaga ini juga memerlukan kontrol profesional dalam  organisasi yang dikelola dengan  baik. 

        Menurut an-Nahlawi, tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan perlu dilakukan beberapa hal, yang pertama adalah Allah menyuruh seluruh umat untuk menyadari bahwa kemasyarakatan sebagai penyuruh kebaikan dan pelarang keburukan. Kedua, dalam masyarakat Islam, semua anak dianggap sebagai anak  atau saudara kandungnya sendiri, sehingga ketika membesarkan anak-anak di sekitarnya, kita saling menjaga ketika membesarkan anak-anak kita juga. Ketiga, jika seseorang melakukan kejahatan, masyarakat juga merespons secara teredukasi dengan menegakkan hukum yang berlaku, termasuk intimidasi, hukuman, dan kekerasan,dll. Keempat, masyarakat juga dapat memberikan pembinaan melalui isolasi, boikot, atau pemutusan hubungan sosial, seperti yang digambarkan. Dari Nabi; Kelima, karena umat Islam adalah masyarakat yang bersatu, pendidikan masyarakat dapat dicapai melalui kerjasama penuh (Malik, 2013).

          

        Kegiatan nyata yang saya ikuti yaitu membantu mengajar ngaji anak-anak. Kegiatan ini dimulai dari pukul 15.30 - 17.00. Dalam kegiatan tersebut terdapat anak-anak dengan usia yang berbeda-beda dan tahap mengaji mereka yang berbeda juga. Ada yang sudah al-quran, Juz Amma dan ada yang masi Iqra'. Karena kebanyakan anak kecil dibawah kelas 5 SD maka mayoritas masih Iqra'. Mereka sangat senang mengaji TPA karena banyak teman. Sebelum TPA dimulai mereka pasti bermain bahkan selesai TPA pun mereka masih bermain sambil pulang kerumah. Kegiatan ini selalu di budidayakan karena kegiatan ini suatu bentuk pendidikan dalam Islam yaitu belajar agama. Dalam kegiatan ini diajarkan menghafalkan doa sehari-hari, menghafalkan nama malaikat dan tugasnya, menghafalkan 25 nabi, dll. Kegiatan kerohanian ini sangat memberi dampak positif pada anak karena anak menjadi lebih terbentuk karakternya terutama dalam keagamaan. Anak pun menjadi pandai dalam mengaji, lancar mengajdi, bisa membaca arab, bisa membaca al-quran, bisa memahami tajwid dalam bacaan al-quran, dll. Bahkan anak pun bisa memiliki rasa percaya diri apabila bisa mengaji karena pada dasarnya mengaji itu ladang pahala bagi umat Islam. Kegiatan ini juga sesekali membuat lomba yang berhadiah seperti hafalan doa sehari-hari, hafalan juz amma, dll agar anak-anak menjadi lebih bersemangat dalam menuntut ilmu keagamaan. Karena, banyak juga anak-anak bahkan sampai dewasa tidak bisa mengaji dan ingin sekali belajar mengaji tetapi malu karena sudah bukan anak-anak lagi dan kalah dengan anak kecil yang sudah pandai mengaji. Hal ini bisa dijadikan contoh bahwa sangat baik sekali jika anak dari kecil sudah diajarkan keagamaan sesuai dengan umur dan porsinya agar kelak jika sudah dewasa bisa memberikan ilmu yang dimiliki kepada orang lain sehingga banyak manfaat dalam hidupnya dan menjadi berkah. Maka dari itu, Pendidikan itu sangat penting tidak hanya Pendidikan formal saja, bahkan pendidikan non formal seperti pendidikan keagamaan seperti yang harus selalu diterapkan kepada anak agar bisa menciptakan generasi penghafal al-quran generasi yang memiliki keimanan yang kuat dan selalu di jalan Allah menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Terciptanya generasi yang berkualitas terdapat pada kita semua yang membentuk karakter anak sejak dini dan diri anak sendiri.



       

DAFTAR PUSTAKA

Juniar, I. A., Isam, S., Restifa, F., & Edi K. (2021). Pengembangan Pendidikan dalam Meningkatkan 
            Motivasi Belajar pada Anak di Masa Pandemi Covid-19. Proceedings: UIN Sunan Gunung Djati 
            Bandung, 1 (7), 155-163. 

Malik, H. A. (2013). Pemberdayaan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Alhusna Pasadena Semarang. 
            Dimas: Jurmal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan, 13 (2), 387-404.



Penulis


  

0 Comments