MENGELOLA SAMPAH NON ORGANIK MENJADI KREATIVITAS CELENGAN TRADISIONAL
PSIKOLOGI LINGKUNGAN A
ESSAY 1
Dosen : Dr. Arundati Shinta, M.A
Semester : Genap 2021/2022
Annisa Miftah Khairul 'Auni
2019011003
Fakultas Psikologi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
Salah satu masalah terpenting di hampir semua wilayah adalah masalah sampah. Sampah menumpuk dan mencemari setiap hari, sementara tidak ada orang yang dekat dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang membutuhkannya. Hal ini karena tumpukan sampah merupakan penyebab utama polusi selain menghalangi pandangan. Pencemaran lingkungan, baik tanah, air bahkan udara pun ikut tercemar (Utami, A. D & Alfi, M, 2021).
Lingkungan sangat penting dalam siklus hidup karena merupakan bagian dimana manusia, hewan dan tumbuhan melakukan semua aktivitas kehidupan. Karena lingkungan terus berubah dari waktu ke waktu, penting untuk mengetahui masalah lingkungan yang menyebabkan perubahan untuk pengelolaan yang berkelanjutan. Penduduk dunia menghadapi tantangan lingkungan setiap hari dan rentan terhadap bencana alam sekarang dan di masa depan, salah satu penyebabnya yaitu sampah (Silooy, F & Pangkey, H, 2021).
Sampah adalah masalah besar bagi rumah dan lingkungan. Penyelesaian masalah sampah harus komprehensif dari hulu hingga hilir, dan semua pihak harus terlibat untuk mengatasi masalah sampah (Mahyudin, 2017) dalam (Pasande, P., & Tari, E, 2021).
Sampah adalah masalah yang harus dipecahkan menjadi isu komunitas, regional, nasional dan internasional. Sesuai dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan teknologi, dan gaya hidup. Hal ini berdampak pada peningkatan jumlah dan jenis sampah yang semakin beragam menurut wilayah. Dalam upaya memecahkan masalah sampah yang menciptakan kualitas lingkungan yang bersih, hijau dan ramah. Perubahan paradigma lingkungan dan pengelolaan sampah harus dilakukan sebagai berikut. Bagaimana menerapkan untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan di sumbernya. Pengurangan sampah melalui gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) partisipasi langsung dalam masyarakat (CLHC, 2012) dalam (Armadi, Ni Made, 2021).
Sampah rumah tangga berasal dari pengolahan makanan, serta limbah dari tanaman di sekitar rumah. Pembuangan limbah yang benar jadikan lingkungan tempat tinggal terlihat indah dan buang sampah pada tempatnya. Kompos yang baik dibuat yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah lingkungan akan menjadi lebih indah (Ningsih, A.T.R., & Siswati, L, 2021).
Pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat melalui kegiatan 3R bertujuan untuk mengajarkan kemandirian warga sekitar dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip pelibatan masyarakat, kemandirian, efisiensi, perlindungan dan inklusi lingkungan (Riswan dan Hadiyarto, 2011) dalam (Armadi, Ni Made, 2021).
Terdapat beberapa faktor yang menghambat sistem pengelolaan sampah adalah kepadatan dan persebaran penduduk, karakteristik lingkungan, sosial ekonomi, budaya dan sikap dan perilaku masyarakat. Pembuangan sampah memerlukan keterlibatan berbagai faktor pemangku kepentingan, dengan mempertimbangkan karakteristik sampah dan keberadaan sosial budaya (Sahil et al., 2016) dalam (Pasande, P., & Tari, E, 2021).
Pengelolaan sampah kota sebenarnya merupakan bagian dari proses rantai tingkat rumah tangga dan tingkat rumah tangga. Metode penanganan yang diterapkan bertujuan untuk mengembangkan metode pembuangan sampah yang baik, dimulai dari lingkungan rumah. Sampah dikumpulkan secara terpisah menurut sampah organik dan non-organik. Keterlibatan warga sekitar dalam bidang persampahan melibatkan keterlibatan dalam tanggung jawab pasif dan aktif untuk menciptakan kebersihan bagi diri sendiri dan lingkungan, secara individu, dalam keluarga, kelompok dan masyarakat. Beberapa cara antara lain mengurangi timbulan sampah melalui proses daur ulang sampah dan menggunakannya kembali baik dengan fungsi yang sama maupun berbeda.
Salah satu contoh daur ulang sampah non organik menjadi sebuah karya celengan yang terbuat dari toples bekas sosis kimbo. Cara membuatnya pun sangat mudah jadi siapapun bisa mempraktekannya. karena saya tidak sempat untuk foto proses pembuatan jadi langkah-langkah pembuatan tidak akan disertai gambar. Berikut alat dan bahan beserta cara membuat celengan dari toples sosis kimbo :
Alat dan Bahan :
- Toples bekas
- Kertas Karton
- Kertas Emas
- Gunting
- Double Tip
- Bolpoin
- Siapkan toples kimbo yang sudah tidak terpakai dan jangan buang tutupnya ya
- Lubangi tutup toples membentuk seperti lubang celangan pada umumnya
- Tambahkan kertas karton untuk melapisi bagian seluruh toples sesuaikan dengan ukuran toples ya, lalu tempelkan.
- Bisa ditambahahkan lagi untuk lapisan toples paling luar dengan kertas emas atau kertas warna apapun agar terlihat lebih lucu, sesuaikan dengan ukuran toples ya, lalu tempelkan
- Jadi deh
REFERENSI
Armadi, Ni Made. 2021. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolan Sampah sebagai Kunci Keberhasilan dalam Mengelola Sampah. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 35 (1), 9-24.
Ningsih, A.T.R., & Siswati, L. 2021. Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Kompos di Kelurahan Labuh Baru Pekan Baru. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5 (4), 974-978.
Pasande, Purnama., & Tari, E. 2021. Daur Ulang Sampah di Desa Paisbuloli Sulawesi Tenggara. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5 (1), 147-153.
Silooy, F & Pangkey, H. 2021. Pengelolaan Sampah dan Pembuatan Pupuk Organik di Lingkungan II Kelurahan Pinaesaan Kecamatan Wenang Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan 9 (1), 45-48.
Utami, A. D & Alfi, M. 2021. Model Edukasi Bagi Ibu Rumah Tangga Dalam Mengelola Sampah di Kecamatan Koto Tangah. Jurnal Georafflesia 6 (2), 48-56.
Penulis
0 Comments