PROBLEM SOLVING UNTUK MEYAKINKAN ANGGOTA KELOMPOK
PROBLEM SOLVING
UNTUK
MEYAKINKAN ANGGOTA KELOMPOK
Widyaningrum
Pramesti (2021011080)
Fakultas Psikologi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
Setiap orang
pasti pernah melakukan kesalahan semasa hidupnya. Entah kesalahan yang disengaja
maupun tidak disengaja. Membuat salah adalah hal wajar bagi semua orang. Saat menyadari telah berbuat salah,
biasanya seseorang akan meminta maaf. Sayangnya, rasa bersalah tidak akan bisa
hilang begitu saja setelah meminta maaf.
Akan
tetapi, pernahkan seseorang disalahkan padahal dia tidak terbukti melakukan
kesalahan? Jawabannya, pernah. Dalam konflik kali ini ada kasus yang di dalam
kelompok tersebut terdapat 10 anggota kelompok. Ada 1 orang telah dituduh
melakukan kesalahan, sehingga dari kelompok tersebut menuduh bahwa dia
bersalah, sedangkan kita mengetahui bahwa dia ternyata tidak melakukan kesalahan.
Lalu bagaimana
cara menyakinkan 10 anggota lainnya bahwa dia tidak bersalah? cara baik-baik? Atau dengan
intimidasi? Atau dengan memelas mungkin? Memohon-mohon? Atau dengan memberikan
uang? Jawabannya menurut saya adalah sebagai berikut :
1. Memberikan barang
bukti dan saksi.
Kedua hal
ini merupakan cara cukup ampuh untuk menyakinkan kelompok bahwa dia tidak
bersalah. Orang ketika diberikan barang bukti dan saksi yang cukup, mereka akan
percaya denga napa yang mereka liat dengan secara langsung.
2. Menggunakan
teori konformitas.
Brehm dan Kassin (dalam Suryanto dkk.,
2012) mendefinisikan konformitas sebagai kecenderungan individu untuk mengubah
persepsi, opini dan perilaku mereka sehingga sesuai atau konsisten dengan
norma-norma kelompok. Myers (2010) mengemukakan bahwa konformitas berarti
perubahan perilaku pada individu sebagai akibat dari adanya tekanan
kelompok. Ditambahkan oleh Myers, konformitas bukan sekadar berperilaku seperti
orang lain, namun juga dipengaruhi oleh bagaimana orang lain berperilaku.
Orang ketika mendapat tekanan atau
bujukan untuk mempercayai orang, pasti mereka juga perlahan akan luluh dengan
buaian atau ajakan untuk mempercayai orang tersebut. Di dukung dengan adanya
bukti, saksi dan bujukan akan semakin besar keyakinan bahwa orang akan percaya
bahwa dia tidak bersalah.
3.
Bersikap baik kepada orang yang ingin kita
pengaruhi.
Orang akan segan apabila terus-menerus menerima kebaikan orang
baik. Hal ini juga bisa mempengaruhi orang untuk mengikuti jejak apa yang kita
anut. Sama halnya untuk mempengaruhi orang untuk mempercayai orang yang tidak
terbukti salah tadi.
Mereka merasa tidak enak dan akan mengiyakan apa saja yang
kita katakan. Hal ini juga memperbesar kenyakinan mereka untuk semakin percaya denga
napa yang kita katakana terhadap mereka.
Untuk menyakinkan sesuatu terhadap
orang lain memang memerlukan usaha yang sangat besar apabila jika kita ingin
orang lain percaya denga napa yang kita katakan. Namun mungkin ada beberapa hal
yang bisa membuat orang tidak lagi bisa percaya dengan kita. Bahkan hal-hal
yang diatas tadi tidak bisa langsung membuat orang percaya, namun semua itu
memerlukan proses yang lumayan panjang untuk membuat orang lain percaya dengan
kita.
Daftar Pustaka.
Suryanto. (t.thn.). Pengantar Psikologi Sosial. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas
Airlangga.
Myers, G. D. (2010). Social Psychology. Teen Edition: McGraw-Hill Publication.
Robert, C., Cialdini. (2009). Influence: The
Psychology Of Persuasion. Harper Collins e-books, 2009.
0 Comments