MENDAUR
ULANG BARANG BEKAS SAMA DENGAN MERAWAT LINGKUNGAN
Arsy
Ilyasanada
(2019011046)
UAS
PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Lingkungan Regular
Masalah
yang sering dialami oleh masyarakat adalah sampah. Pada tahun 2000-2019, jumlah
sampah yang dibuang di Indonesia telah mencapai 23-24 juta ton per tahun, hal
itu pun diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat selalu meningkat. Indonesia
telah menduduki peringkat dua sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar
di dunia setelah negara Cina. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
menjelaskan bahwa jumlah peningkatan timbunan sampah di Indonesia itu sudah
mencapai 175.000 ton per hari atau setara dengan 64 juta ton per tahun. Sampah
adalah material yang dibuang sebagai sisa dari hasil produksi industri maupun
rumah tangga. Definisi lainnya adalah benda-benda yang sudah tidak terpakai
oleh makhluk hidup dan menjadi benda buangan. Sesuatu yang dihasilkan dari
hewan, tumbuhan, bahkan manusia yang sudah tidak terpakai berpotensi untuk
menjadi sisa material buangan. Sisa material tersebut dapat berupa zat cair,
padat, maupun gas yang nantinya akan dibuang ke alam. Tidak sedikit sisa
material tersebut membuat terjadinya pencemaran lingkungan.
Pengelolaan
sampah merupakan salah satu problematika yang sangat sering dihadapi oleh
masyarakat seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang,
khususnya seperti Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk dan semakin besar
tingkat konsumsi terhadap barang menyebabkan semakin besar pula kuantitas
sampah yang dihasilkan. Sampah juga merupakan salah satu konsekuensi dari
adanya aktivitas manusia, Hal ini dapat dilihat dari segala aktivitas manusia
yang terus menerus menghasilkan limbah yaitu sampah, baik organik, maupun non
organik. Maka dari itu bisa dikatakan volume sampah akan terus berbanding lurus
dengan jumlah penduduk. Jika kita membiarkan sampah begitu saja tanpa
mengelolanya dengan baik dan gkungan tersebut tidak menumpuk dan
dikelola menurut jenis dari sampahnya. Padahal untuk mengelola sampah dan dapat
di meminimalisir dan membuat sampah yang dianggap tidak bernilai apa-apa,
kemudian menjadi sampah yang bernilai ekonomis dan bermanfaat. Upaya yang
paling efektif untuk meminimalisirkan jumlah sampah di lingkungan masyarakat
yang masih awam dalam pengelolaan sampah ialah dengan cara penerapan 3R yaitu
Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali produk atau barang
yang kiranya masih layak digunakan atau menggunakan lagi suatu barang lebih
dari sekali. Salah satu cara atau langkahnya adalah penggunaan botol bekas air
minum sebagai pot tanaman kecil. Atau menggunakan botol sabun mandi atau shampo
dan mengisinya dengan membeli produk isi ulang. Dengan metode reuse, tentu
penyebaran sampah plastik yang sudah dibeli dapat dikurangi dan dimanfaatkan
kembali seperti sedia kala.
Reduce
adalah mengurangi pemakaian produk atau memiliki arti mengurangi sampah. Maksud
dari langkah ini adalah mengurangi penggunaan produk yang nantinya berpotensi
menjadi sampah. Langkah ini bisa dilakukan dan diterapkan pada sampah atau
produk sekali pakai seperti kantong plastik yang dilarang di berbagai tempat.
Produk target utama pengurangan adalah produk plastik. Tahap ini juga merupakan
yang pertama dan sekaligus menjadi prioritas. Mengurangi limbah sekali pakai
menghilangkan kebutuhan untuk beralih ke langkah berikutnya Reuse dan Recycle.
Penggunaan produk yang sulit didaur ulang juga merupakan isu baru, sehingga
tidak mengherankan jika Reduce ditunggu sebagai langkah pertama ke arah yang
benar. Contoh penerapan langkah Reduce adalah dengan membawa botol minum atau
alat makan sendiri sehingga tidak harus bergantung pada makanan dan minuman sekali
pakai dalam jumlah banyak.
Contoh
mendaur ulang dari bahan bekas yang ada :
Berikut
merupakan tempat pensil dengan bahan barang bekas dari kaleng cat bekas.
DAFTAR PUSTAKA
Nofaldo,
D. A. (2019). PENGKI PENYARING SAMPAH PADA SELOKAN DI LINGKUNGAN RUMAH
TANGGA (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Jakarta).
Sari,
E. Y. D., & Psi, S. (2021). Paradigma Baru Psikologi Lingkungan.
UAD PRESS.
0 Comments