Mahasiswa Sebagai Agent Of Change

 

 Yoel Sampe Toding

2019011054

Psikologi Lingkungan Paralel

  Dosen : Dr. Arundati Shinta, M.A

Essay 5

 

Psikologi lingkungan memiliki peran sebagai solusi dakam pemecah masalah, mempelajari proses kognisi manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, meningkatkan kesehatan masyarakat dan membantu dalam menciptakan lingkungan yang nyaman, tentunya untuk mencapai hal itu diperlukan peran mahasiswa sebagai roda penggerak. Sudah menjadi rahasia umum bahwa mahasiswa mempunyai peran sebagai agent of change atau agen perubahan. Mahasiswa diharapkan membawa pergerakan perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, mahasiswa menempuh perguruan tinggi dan hendaknya mereka bersungguh-sungguh dalam mencari, menelaah, serta memperdalam ilmu. Segala sesuatu yang dipelajari di perguruan tinggi akan bermanfaat apabila dapat mengaplikasikan dengan membantu memecahkan permasalahan masyarakat untuk kehidupan yang lebih maju. Banyak kegiatan yang bisa mahasiswa lakukan demi mewujudkan peran agent of change, utamanya aktivitas terkait isu lingkungan.

Pada dasarnya, isu lingkungan ini tidak akan pernah terselesaikan apabila kurangnya tingkat partisipasi masyarakat. Maka dari itu, seringkali mahasiswa yang termasuk generasi muda berperan sebagai panutan masyarakat umum dalam menjaga kelestarian lingkungan. Namun, yang menjadi puncak permasalahan ketika mahasiswa kurang peka akan isu lingkungan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui penggunaan bahan-bahan plastik yang sulit terurai serta kurangnya minat akan menggunakan produk ramah lingkungan. Adapula permasalahan berupa keterbatasan pengetahuan mahasiswa dalam mengelompokkan serta mengelola limbah sampah. Kemudian terdapat juga bukti nyata berupa sampah berserakan di kawasan tongkrongan sekitar kampus. Beberapa contoh tersebut memunculkan opini bahwa mahasiswa kurang memiliki rasa aware terhadap lingkungan dan merusak sebutan agent of change.



Dalam rangka meningkatkan peran mahasiswa dalam membawa perubahan lingkungan utamanya mengajak masyarakat umum, maka membutuhkan kecerdasan mahasiswa melalui pemanfaatan sosial media. Tentunya, sosial media juga sudah populer di kalangan masyarakat baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa bahkan lanjut usia. Dari adanya teknologi canggih ini diharapkan mahasiswa yang dianggap melek teknologi bisa menggunakan secara bijak untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar, khususnya sampah. Solusi yang ditawarkan berupa membuat konten edukatif yang secara tidak langsung memunculkan daya tarik tersendiri. Tentunya solusi tersebut akan mendapatkan manfaat dari masyarakat dan mahasiswa itu sendiri, karena mahasiswa bisa meningkatkan softskill. Meskipun aksi tersebut dapat dikatakan sederhana, tetapi bisa membawa perubahan untuk dunia yang lebih baik.

0 Comments