Mengubah Sampah Plastik Menjadi Tas Cantik dan Aesthetic

Psikologi Lingkungan A (Reguler)
Semester Genap 2021/2022
Tisa Eritantia
2019011173
Fakultas Psikologi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam hal pencemaran lingkungan, hal tersebut dikarenakan sifat sampah plastik yang tidak mudah terurai serta proses pengolahannya menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik, memerlukan waktu hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami. Maka dari itu pengunaan plastik yang besar jumlahnya tentu berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Di Indonesia sendiri, masalah sampah merupakan hal kursial. Bahkan sampah bisa dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya pada berbagai sisi kehidupan, terutama di kota-kota besar di Indonesia.

Sumber sampah terbanyak adalah yang berasal dari pemukiman, komposisinya berupa 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik. Sampah organik telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos, briket serta biogas, tetapi sampah anorganik masih sangat minim pengelolaannya. Sampah anorganik sangat sulit didegradasi bahkan tidak dapat didegradasi sama sekali oleh alam, oleh karena itu diperlukan suatu lahan penumpukan yang sangat luas untuk mengimbangi produksi sampah jenis ini. Sampah anorganik yang paling banyak dijumpai di masyarakat adalah sampah plastik. (Putra dan Yuriandala, 2010)

Seperti hal nya sampah bungkus kopi yang habis kita minum isinya, beberapa orang memang tergerak untuk memanfaatkannya menjadi kerajinan, salah satunya kerajinan tas dari kemasan bungkus kopi. Kebanyakan dari mereka yang membuat kerajinan tersebut mungkin tidak sadar bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah satu bentuk mengurangi sampah plastik yang ada di sekitar kita kadang mereka melakukan hal tersebut karena sedang trend di sekitar mereka. Padahal hal tersebut merupakan bentuk usaha kecil kita untuk mengurangi sampah plastik dengan mendaur ulang menjadi barang yang berguna dan bermanfaat.

 

Tas hasil karya Tunar

Gambar diatas merupakan tas plastik hasil karya dari tetangga saya (Tunar) yang memiliki keterbatasan fisik, karena beliau bingung tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan mengingat keterbatasan kondisi fisiknya. Setahun belakangan setelah mendapat saran dari orang tua saya karena melihat tas plastik buatan saya dulu di tahun 2016, orang tua saya menyarankan beliau untuk mencoba membuat tas plastik dari bungkus kopi. Kebetulan dirumah kakek sering mengkonsumsi kopi kemasan sekitar 3 kali sehari, nah dari plastik bungkus kopi yang saya kumpulkan dari itu saya berikan pada tetangga saya untuk dia coba belajar membuat tas. Tanpa saya duga beliau belajar mengkreasikan tas-tas yang dibuatnya menjadi lebih menarik daripada yang saya ajarkan pertama kali. Dengan keterampilannya tersebut akhirnya beliau bisa menghasilkan pendapatan untuk mencukupi kehidupannya beserta ibunya karena beliau merupakan tumpuan keluarga.

 

Tas yang saya buat di tahun 2016 dan masih bertahan hingga sekarang

Dari cerita tersebut, saya ingin orang-orang tahu bahwa sampah yang kita hasilkan bukan hanya semata-mata hanya samapah. Jika kita memiliki niat dan keterampilan kita juga bisa mengubah sampah-sampah plastik menjadi barang-barang yang berguna dan bermanfaat serta menghasilkan pendapatan. Namun bukan berarti kita juga menggunakan plastik secata berlebihan, akan lebih baik apabila kita juga berusaha untuk mengurangi penggunaan plastik agar kita juga mengurangi produksi sampah plastik, selain itu kita juga dapat membawa sampah plastik kita maupun sampah an-organik kita ke bank sampah terdekat.


Referensi,

Endah, R. A. (2011). Tas Dari Limbah Plastik. Tiara Aksa.

Putra, H. P., & Yuriandala, Y. (2010). Studi pemanfaatan sampah plastik menjadi produk dan jasa
        kreatif. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan2(1), 21-31.


Penulis,





0 Comments