DI INDONESIA SAMPAH MASALAH, LAIN CERITA DI NEGARA TETANGGA

 Ujian Akhir Psikologi Lingkungan

pengampu : Arundati Shinta

penulis : Insanul Afdal NIM 2018011147


  sampah merupakan masalah yang selalu menghantui negara kita ini, bagaimana tidak, lingkungan kita tercemar oleh sampah, yang menyebabkasn rusaknya lingkungan. Dampaknya pun sudah kita rasakan acap kali, namun nampaknya jera bukanlah hal yang mudah bagi kita. Budaya membuang sampah sembarang nampaknya sulit dihilangkan walaupun berita tahunan mengenai banjir tak pernah luput dalam sorot media. Lantas bagaimana cara pengolahan sampah jika kita meninjau negara tetangga.


( sumber: merdeka.com ) 

      ya, kita ambil cotoh saja negara tetangga kita, singapura. Negara yang bisa dilihat dari pulau Batam bagian kepilauan Riau ini mempunyai cara yang menakjubkan dalam mengolah sampahnya. Bukan sekedar dibuang begitu saja, namun bisa dirasakan juga manfaatkan. Negara nya kecil memang, penduduk disana hanya berkisar 5 juta orang pada tahun2018, begitu jauhnya jika kita bandingkan dengan negara kita. Negara yang seluas DKI jakarta ini sekitar 650km persegi memiliki limbah padat yang cukup tinggi yaitu sekitar 7600 ton perhari (data pada tahun 2001), seribu ton lebih tinggi dari produksi sampah di Jakarta.

Hal yang menjadi masalah disini ialah lahan yang sempit namun produksi sampah yang banyak. Sebuah masalah yang cukup serius jika tidak bisa ditangani dengan baik, namun dengan finansial negara singapura yang mendukung sampah ini kemudian diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, bukan hanya sekedar angkut dan buang. Di negara singapura menggunakan sistem incinerator dalam mengolah limbah padatnya dimana alat ini mampu mereduksi volume limbah padat mencapai 90% sehingga penuhnya tps juga berlangsung lebih lama.


( sumber: sriwahyono.blogspot.com )

Sistem yang diterapkan dinegara Singapura ialah kumpul, padatkan,angkut, bakar dan buang. Limbah padat dari berbagai sumber dikumpulkan, kemudia dipadatkan dan diangkut ke incinerator untuk dibakara. Sedangkan abu dari incinerator diangkut dan dibuang di TPA yang khusus dibangun ditengah laut. Pada tahap pembakaran lah keuntungan diambil, bukan hanya sekedar bakar semata. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dijadikan sebagai pembangkit listrik sehingga bisa dibilang sampah menjadi energi “waste to energy”.

Namun bagaimana dengan polusi yang dihasilkan dari pembakaran sampah?, negara Singapura tidak hanya berhenti disini saja. Asap yang dihasilkan oleh pembakaran lalu dialirkan kecerobong dimana disana ada proses penyaringan tingkat lanjut. Jika penyaringan telah selesai dan udara sudah aman untuk dihirup manusia barulah dikeluarkan sebagai udara bersih

Tentunya negara Singapura mengeluarkan dana yang tidak sedikit dalam penangan sampah ini, namun dengan sistem yang benar sampah yang dianggap sebagai masalah pun dapat diambil manfaat nya. Hal ini bisa dijadikan contoh nyata bagi negara kita dimana sampah merupakan masalah yang serius di berbagai kota. Kita  bisa mengolah sampah menjadi energi bagi kehidupan sekitar.

Semoga negara kita bisa mengambil contoh dari negara tetangga yang sangat dekat dengan kita ini. Tentunya hal ini akan berhasil jika adanya kerja sama yang nyata baik dari masyarakat maupun pemerintah, dimana masyarakat memperbaiki budaya buang sampah dan pemerintah menyediakan fasilitas untuk menyediakan layanan seperti ini. Yang nantinya kita tidak hanya berhasil dalam menangani sampah ini namun juga memberikan energi listrik yang bisa dipakai oleh warga kita sendiri

 

Daftar pustaka

Wahyono, S. (2011). Penerapan Teknologi Tinggi Untuk Pengelolaan Limbah Padat Di Singapura. Jurnal Teknologi Lingkungan5(1).

Nur’aini, R. D., Fitria, A. N. D., Puri, R. K., & Rachman, D. (2016). Konsep Green Architecture pada Taman Warisan Melayu Singapura. Prosiding Semnastek.

Naufal, A. (2019). Kebersihan Sebagai Gaya Hidup Penduduk Singapura.


0 Comments