PELAJARI SAMPAH YANG BERMANFAAT DAN BURUK BAGI KEHIDUPAN
PELAJARI SAMPAH YANG BERMANFAAT DAN BURUK BAGI KEHIDUPAN
Ujian Akhir Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Arundati Shinta
Wahyuni Rahmawatul Hasanah
2018011079
Kelas Reguler
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
Masih banyak orang mengira membuang sampah ke tempat akhir pembuangan adalah proses dari segala pengelolaan sampah. Tanpa mengetahui pengelompokan mana yang harus diuraikan dan didaur ulang, kebanyakan masyarakat membuang sampah ke tempat akhir begitu saja dan dibiarkan menumpuk. Sehingga terbentuklah pulau sampah yang merusak perlautan dan mengancam mahkluk hidup didalamnya.
Shinta ,dkk (2017) mengatakan pemerintah harus memberdayakan masyarakat dalam mengelola sampahnya sendiri. Itu karena orang memproduksi pemborosan secara berlebihan. Dalam penelitiannya juga, mereka memperhatikan bank sampah, itu adalah salah satu upaya pemerintah dalam menangangi sampah melalui peran masyarakat. System bank sampah ini mirip dengan bank konvensional mana pun, tetapi orang-orang menyimpan sampah mereka sendiri bukan uang. Meskipun bank sampah merupakan solusi yang baik untuk mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah, namun hanya memecakan 20%-30% limbah. Mayoritas masyarakat masih membuang sampah campurannya ke tempat pembuangan akhir. Maka dari itu, masyarakat yang tinggal disekitar TPA akan mudah tertular penyakit karena kotornya lingkungan hidup.
Adapun contoh barang yang bisa digunakan kembali meskipun dengan fungsi yang berbeda adalah botol plastic minuman. Dalam penelitiannya, botol plastic dapat diulang fungsi kembali menjadi pot tanaman. Agar orang bersedia melakukan reuse, maka perlu pembentukan sikap, perilaku dan nilai-nilai tentang lingkungan hidup (Shinta, 2019).
Tondok (2008) mengatakan tentang dari Prespektif Psikoanalisis bahwa manusia itu mau mencari enaknya saja dan bahkan mencari enaknya sendiri. Manusia pada dasarnya adalah pecandu kenikmatan dan bersifat egoistis.
Kita sebagai mahasiswa khususnya pasti lebih paham tentang pengelompokkan sampah yang masih bisa didaur ulang. Bahkan di mana pun tempat sekarang sudah disediakan macam-macam sampah, disitu kita hanya perlu menerapkannya saja. Untuk sampah yang berbahan plastic ini sudah menjadi masalah yang besar didunia, maka kita mahasiswa milenial seminim mungkin dapat mengurangi penggunaan makanan yang berbungkus plastik. Atau jika ingin berbelanja gunakanlah tas belanja dari rumah yang berbahan kain atau sebagainya. Jika memang mengharusnya tetap ada penggunaan plastic, usahakan sampah tersebut dibuang ketempat yang sudah disediakan atau di pakai kreatif untuk kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.
https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat
Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.
https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf
Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.
0 Comments