MACHIAVELLI
MACHIAVELLI
Nama:Erwin
Prabowo
Nim:2021011004
UAS
Psikologi Sosial 2
Machiavelli dilahirkan di Florence
tahun 1469 dari keluarga bangsawan yang termansyur. Ayahnya adalah seorang
pengacara yang terkadang menangani urusan publik di negara-negara Florence.
Tidak banyak yang diketahui tentang pendidikan Niccolo, tetapi dari kehidupan
dan pengetahuan yang ditunjukkan dalam tulisannya bisa diduga bahwa ia
memperoleh pendidikan liberal yang biasanya diberikan kepada anggota
kelasnya. Pada tahun 1498 ia ditunjuk sebagai Sekretaris Utama Republik
Florentine, yang dijalaninya selama empat belas tahun. Tugas yang dipikulnya
ini memberinya kesempatan untuk melihat manajemen intern negara dan masalah
luar negeri. Di samping tugas domestiknya, ia seringkali dikirim ke luar
negeri di mana ia bisa berjumpa dengan tokoh-tokoh politik seperti Louis
XII dari Perancis dan Maharaja Maximillan dari Jerman. Sebagai pengamat yang
tajam dengan pikiran yang cerdas, ia memanfaatkan pengalamannya ini untuk
mempelajari bagaimana situasi politik yang sebenarnya terjadi. Hanya sedikit,
jika ada, dari pemikir sejamannya yang bisa mengaku mempunyai pengetahuan yang
luas dan mendalam mengenai masalah publik.
Menurut Machiavelli
seorang pemimpin bertindak berdasarkan kondisi lingkungan sehingga tidak
menutup kemungkinan bahwa pemimpin tersebut akan melakukan hal-hal negatif.
Selain itu, menurut Machiavelli seorang penguasa harus memiliki sifat-sifat
positif dan negatif hanya jika itu dibutuhkan sehingga ini akan menjadi seorang
penguasa yang kuat dan dapat membawa negaranya menjadi negara yang unggul, maju
daan besar.
Hakekat pemimpin
terhadap yang dipimpin terkonstruksi dalam prinsip memberi diri dan
mengorientasikan diri untuk mensejahterakan rakyat. Supaya adanya kesejahteraan
maka pemimpin harus mengupayakan terjadinya keadilan. Gagasan tentang keadilan
diuraikan oleh Plato dalam karyanya Republica, merujuk pada suatu tindakan
kolaboratif yang berintensi untuk mewujudkan keuntungan bagi setiap partisipan.
Kesejahteraan bersama (bonum commune) akan tercapai bila para figur demokrasi
(pemimpin) secara tegas menegakkan keadilan.
Pemimpin yang adil
adalah dia yang mengusahakan dan mewujudkan keselarasan dan keharmonisan dalam
seluruh tatanan masyarakat. Masyarakat itu adil bila setiap anggota memperoleh
kedudukan sesuai kodrat dan tingkat pendidikan (masyarakat pekerja, masyarakat
penjaga, masyarakat pemimpin). Dalam usaha terwujudnya keadilan maka, meminjam
apa kata Machiavelli, menjadi pemimpin tidak perlu dicintai intinya jangan
dibenci. emimpin berkharakter singa inilah yang ditegaskan lagi didalam
lambang injil Markus. Singa adalah keberanian tanpa kematian. Berani bertindak
bukan untuk menakuti rakyat tetapi untuk menakuti siapa saja yang mengancam hak
baik rakyat. Inilah yang menjadi alasan penulis untuk mengangkat tulisan ini
dengan judul, Memaknai dan Merelevansikan Lambang Injil Markus dalam Membaca
Kepemimpinan Perspektif Niccolo Machiavelli.
Gagasan tentang kekuasaan tidak berangkat dari konsep tertentu yang
bersifat teoritis, tidak ada salahnya tanggapan terhadap pemikirannya dimulai
dari menggagas konsep kekuasaan. Apabila berbicara kekuasaan, maka tidak dapat dilepaskan dari
dimensi politik. Ketika berbicara kekuasaan dalam perspektif ilmu politik, maka
akan ditemukan antar dua kubu. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ada masalah
yang lebih penting dan merupakan inti dari segala persoalan politik, yaitu
negara. Kubu kedua mempunyai argumentasi bahwa kekuasaan adalah persoalan yang
sangat substantif, esensial, bahkan merupakan hakikat ilmu politik negara hanya
lembaga bagi kekuasaan pimpinan.
Dari uraian diatas kita dapat mengetahui tentang bagaimana kekuasaan Machiavelli.
Persoalan yaitu mengenai jika pemimpin yang kita segani dan kita hormati
memiliki sifat seperti pernyataan soal di atas, saya sebagi anggota saya juga
setuju apalagi kita juga sebagai tulang punggung keluarga yang harus memenuhi kebutuhan
keluarga anak istri semuanya, saya sebagai bawahan sangat setuju apalagi dapat
menambah penghasilan masalah iyu pimpinan biar menjadi masalah pimpinan
kita.terimakasih pimpinan orang baik.
Budi Hardiman. (2004). Filsafat
Modern: dari Machiavelli sampai Nietzsche. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Magnis-Suseno, Franz. (2005). Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis ke
Perselisihan Revisionisme. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Akbar, Zainun. (2018).
Konsep Meraih Kekuasaan Menurut Machiavelli (Studi Kasus PILKADA Aceh
Tenggara 2017). Sumatera Utara: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
0 Comments