KORBAN TIDAK DIPERLUKAN
Korban Tidak Diperlukan
Ujian Akhir Psikologi Sosial 2 Semester Ganjil Tahun 2022/2023
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Muhammad Ramadani 2021011051
Permasalahan
kali ini adalah ketika bekerja di sebuah organisasi dan
pemimpin memiliki karakter yang digambarkan Machiavelli, karakter yang mau
melakukan segala cara apapun untuk segala keuntungan yang ingin dicapai. Salah
satu carannya adalah membeli kesetiaan karyawannya dengan mensejahterakannya.
Kesetiaan tersebut bertujuan agar apapun yang dilakukan pemimpin akan
mendapatkan dukungan dari karyawannya. Pertanyaannya adalah bagaimana jika kita
tidak mendapatkan kesejahteraan dengan pemimpin yang berkarakter Machiavelli,
apakah kita akan tetap mendukung pemimpin tersebut atau malah menhujatnnya?
Di
dalam sebuah perusahaan maupun orgaisasi pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Bahkan terdapat sebuah perkumpulan atau organisasi yang terbentuk
hanya karena memiliki tujuan yang sama. Untuk mewujudkan, meraih, mencapai
tujuan dari organisasi yang diikuti pasti dibutuhkan kerjasama dan pantang
menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan yang dihadapi. Tentunya rintangan
yang dihadapi memiliki keunikan masing-masing yang mana ketika suatu organisasi
atau perusahaan mampu mengatasi rintangan-rintangan yang ada akan membentuk
organisasi menjadi lebih kuat lagi karena pengalamannya dalam menghadapi
berbagai masalah yang berbeda. Berbagai keunikan dari anggota juga terkadang
malah menghambat suatu pemecahan masalah. Oleh karena itu, dibutuhkannya
kepemimpinan yang baik. Menurut Robbins (dalam Pramudyo, 2013) menyatakan
bahwa kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
kearah tercapainya tujuan.
Dalam
menghadapi rintangan, karakter Machiavelli akan membenarkan dan melakukan
apapun demi menyelesaikan rintangan yang dihadapinya. Dalam menghadapi
rintangan atau masalah di organisasi tentunya dibutuhkannya peran-peran anggota
organisasi dalam rangka memecahkan masalah. Tentunya gaya yang digunakan dalam
memimpin untuk memecahkan masalah akan mempengaruhi kinerjannya. Ketika
kesejahteraan karyawan terpenuhi maka kinerja karyawan akan.
Namun, ketika kesejahteraan karyawan tidak terpenuhi, maka kinerja menurun. Tidak hanya itu, karyawan
pasti akan menghujat apa yang dilakukan pemimpin karena sudah melakukan segala
cara untuk memecahkan masalah namun tetap tidak sejahtera.
Menurut
saya, tidak dibenarkan jika harus menghalalkan segala cara walupun dalam rangka
mewujudkan tujuan dari organisasi. Karena jika memang harus membenarkan segala
cara, pasti akan menimbulkan kerugian pada pihak lain. Apalagi kerugian yang
ditimbulkan akan menghancurkan sebuah populasi. Misalnya seorang pemimpin
sebuah perusahaan yang akan membuka lahan untuk pertanian. Cara yang digunakan
untuk membuka lahan adalah dengan menyuap pihak yang mengatur legalisasi lahan
untuk melegalkan pembukaan lahannya yang padahal lahan yang akan dibuka adalah
lahan yang sangat penting bagi warga sekitar dan ekosistem di sekitarnya. Tentu
perbuatan pemimpin tersebut sangat merugikan banyak pihak yang hanya untuk
kepentingan perusahaannya saja. Seharusnya sebagai pemimpin mengetahui
bagaimana konsekuensi dari berbagai tindakan yang dilakukannya. Pemimpin juga
harus berpikir panjang tentang akibat yang akan ditimbulkan atas ide atau tindakan-tindakannya.
Dengan begitu ide atau tindakan yang direalisasikan tidak akan menimbulkan
berbagai kerugian baik untuk perusahaan maupun pihak-pihak lain yang terlibat.
Namun kerugian atau kesalahan yang terjadi di lapangan juga merupakan rintangan yang harus dihadapi oleh seorang pemimpin. Maka dari itu, pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Karena, meski pengerjaan ide di lapangan bukanlah pemimpin, tetap yang bertanggung jawab adalah pemimpin sebagai pihak yang menyetujui ide-ide dari karyawannya. Tanggung jawab adalah keadaan Wajib menanggung segala sesuatunya (dalam artian terjadi sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan (Jamil, 2020). Mukhlasin mengungkapkan (2019) bahwa kebebasan dan tanggung jawab sebuah kepemimpinan terletak pada mereka yang memiliki keseriusan untuk mengendalikan keselamatan umatnya sekalipun polemik atau dinamika yang mengelilinginya berpotensi melawan atau membuat celaka. Oleh karena itu, sebagai pemimpin harus memiliki tanggung jawab yang tinggi di setiap tindakannya dan berpikir panjang atas konsekuensi dari pengeksekui ide-ide perusahaannya.
Daftar Pustaka
Pramudyo, A. (2013). Implementasi
manajemen kepemimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi. Jurnal
bisnis, manajemen, dan akuntansi, 1(2).
Jamil,
P. N. (2020). Jurnal tanggungjawab kepemimpinan.
Mukhlasin, A. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER
PEMIMPIN MELALUI TEMBANG DOLANAN (Analisis Tembang Lir-ilir Karya Sunan Kali
Jaga). Jurnal Warna, 3(1), 41-49.
0 Comments