Kepemimpinan Niccolo Machiavelli

 

Dea Verananda Siallagan (2021011082)

Ujian Akhir Psikologi Sosial 2 Semester Ganjil Tahun 2022/2023

Dosen Pengampu: Arundati Shinta.

Kepemimpinan adalah tentang mempengaruhi sikap dan perilaku bawahan, memungkinkan mereka untuk bekerja sama, sehingga membentuk kolaborasi yang harmonis berdasarkan efisiensi dan efektivitas untuk mendapatkan data produktivitas kerja berdasarkan hasil yang telah ditentukan (Arifin, dkk. 2017:143).

Situasi politik di Italia selama masa Machiavelli adalah situasi yang sulit. Semenanjung ini terbagi menjadi lima negara yang terpisah: Milan, Venice, Naples, Negara-negara Paus, dan Florence. Negara ini tidak hanya tercabik-cabik oleh pertentangan internal antara berbagai negara kota, yang masing-masing ingin meraih kontrol, tetapi ia juga menjadi bidak dalam medan politik kekuasaan yang lebih besar. Perancis, Jerman, dan Spanyol adalah negara-negara utama yang berusaha meraih hegemoni terhadap semenanjung ini. Demi kepentingan mempertahankan diri, negara-negara kota Italia biasanya bersekutu dengan salah satu kekuatan besar dengan  konsekuensi kedudukan mereka sangat tergantung pada nasib pelindungnya. Republik Folrence bersekutu dengan Perancis. Karenannya, ketika Perancis diusir dari Italia oleh kekuatan lain pada tahun 1512, Medici (yang diusir pada tahun 1494) mampu memperoleh kembali kontrol kota ini dan mengakhiri pemerintahan Republik. Machiavelli ditahan dalam operasi pembersihan yang mengiringi kekuasaan Medici, dan setelah menjalani hukuman singkat ia diasingkan ke tanah kelahirannya dekat San Casciano. Di sanalah ia menulis karya-karya besarnmya The Prince, Discourses, A History of Florence, dan karya komedi pertama yang berjudul Mandragola. Ia tidak pernah putus harapan untuk bisa kembali ke dalam kehidupan publik tanpa memperoleh jabatan publik sampai  republik ini dibangun kembali pada tahun 1527.

Machiavelli hidup dalam era yang penuh pergolakan politik di Italia. Perpecahan golongan yang terjadi di dalam kota-kota tersebut menyebabkan timbulnya perang yang terus terjadi, lahirnya para despot, meluasnya kekerasan dan pengkhianatan dalam jabatan publik, serta konspirasi dan pembunuhan. Moralitas politik mencapai titik paling rendah karena individu dan negara bersaing meraih kekuasaan. Sementara kejadian itu tengah terjadi, terdapat persoalan dalam hubungan kekuatan negara-negara besar. Negara-negara kota Italia menjadi ahli dalam menggunakan tipu daya dan diplomasi. Mereka berusaha untuk saling menjatuhkan antara satu dengan yang lainnya. Dari sini Machiavelli berkesempatan mengamati semuanya secara langsung. Gurunya antara lain seperti Cesare Borgia yang dikenal sebagai orang yang kejam tetapi terampil, yang tidak ambil pusing dengan pembunuhan terhadap saudaranya ketika hal itu dilakukan demi kepentingannya. Dengan latar belakang yang penuh dengan intrik dan kekerasan inilah Machiaveli membangun filsafat politiknya.

Mereka Yang Berkuasa Dengan Jalan Kekejaman

Kalau mau merebut suatu negara, penguasa baru haruslah menentukan berat penderitaan yang ia anggap perlu dibebankan pada rakyat. Ia harus menimpakan penderitaan itu hanya untuk seklai, dan jangan mengulang-ulang penderitaan itu setiap hari. Dengan cara itu rakyat akan senang dan akan menarik simpati mereka kepadanya.  Kekerasan harus dilakukan sekali saja, rakyat akan segera melupakannya dan tidak akan menentang lagi. Perlahan-lahan raja harus menunjukkan kebaikan kepada rakyatnya dan rakyat akan mengalami masa yang lebih baik.

Kekuasaan Konstitusional

Seorang rakyat biasa yang menjadi penguasa tanpa dengan jalan kejahatan ataupun kekejaman, tetapi karena jasa baik sesama rakyat, kita sebut dengan suatu kekuasaan konstitusional. Kedudukan ini dapat dicapai dengan dukungan rakyat atau golongan bangsawan.. Tetapi seorang penguasa harus hidup bersama dengan rakyat daripada dengan bangsawan.Harus diingat sehubungan  dengan para bangsawan ini, yaitu mereka harus diperintah sedemikian rupa sehingga mereka sama seklai tergantung  pada kekuasaan Anda.

Apakah benar, karakter Machiavelli akan kita hujat bila itu tidak menguntungkan kita, namun bila menguntungkan kita maka Machiavelli kita sanjung. Menurut saya jika melihat dari karakter Niccolo Machiavelli yang ambisius ingin menjadi penguasa dan menghalalkan segala cara agar mendapatkan kepuasan tidaklah harus disanjung sekalipun dia menguntungkan kita, baiknya seorang pemimpin mengarahkan anggotanya supaya bersama-sama mencapai tujuan dengan hal yang positif, karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu merangkul anggotanya untuk mencapai tujuan tanpa harus menjatuhkan oranglain sehingga terciptanya hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abijaya, S, dkk. 2021. “Peranan Kepemimpinan Dalam Organisasi (Studi Kasus Peran Pimpinan Dalam Menjaga Soliditas Karyawan Di PT. Nippon Indosari Corpindo). Jurnal Soshum Insentif, 4(1), 17-26.

http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/sang-penguasa-dari-machiavelli/

0 Comments