PSIKOLOGI SOSIAL (KELAS REGULAR) : UJIAN AKHIR
SEMESTER
Widyaningrum Pramesti
2021011080
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta
Pemimpin adalah orang yang mempunyai karakteristik
yang agresif, dominan, dan bisa diandalkan. Ia cocok menjadi pemimpin dalam
segala situasi. Pemimpin adalah orang yang mampu merancang kegiatan kelompok,
mengeksekusi kegiatan & perilakunya menjadi model. Pemimpin adalah orang
yang menggunakan pengaruh yang sifatnya tidak memaksa untuk mengarahkan
kegiatan anggota kelompok agar tujuan kelompok dapat tercapai.
Pemimpin memiliki beberapa fungsi,
diantaranya, melakukan koordinir anggota & kegiatan, merencanakan &
menentukan cara yang paling sesuai agar tujuan kelompok dapat tercapai,
sehingga ia harus punya kemampuan lebih tinggi daripada anggotanya, serta
sebagai figur yang bisa mengontrol hubungan antar anggota dalam kelompok, ia
bisa meberikan rewards & hukuman bagi anggotanya, menjadi
penengah konflikdan pendamai.
Dalam kepemimpinan Niccolo Machiavelly ia
memberikan kesejahteraan kepada bawahannya dalam artian membeli kesetiaan
terhadap pimpinan agar kekuasaannya dalam organisasi tetap lestari karena hidup
bisa terjamin. Persoalan dalam kepemimpinan era Machiavelli adalah apakah kita akan tetap loyalitas terhadap kepemimpinannya
jika hal tersebut tidak menguntungkan bagi kita apalagi memberi perintah yang
dengan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya. Tentu saja, pasti
kita akan melakukan banyak hal asalkan memberi keuntungan kepada kita tetapi
jika tidak, apakah kita akan memberikan sikap mengecam? Sikap loyalitas akan
dibahas terhadap gaya kepemimpinan Machiavelli ketika berhadapan pada situasi
yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan.
Sebenarnya, mau teori Machiavelli
atapun teori lainnya itu "baik" bila jatuh ke tangan orang baik.
Sebab, kesalahannya bukan pada teori tetapi siapa dan bagaimana menggunakan
setiap teori politik. "Tanpa disadari, politik di Indonesia, mereka
telah atau sedang menggunakan teori Machiavelli. Tidak salah juga menggunakan
teorinya Machiavelli untuk mencapai kekuasaan bila hasilnya atau setelah
mencapai kekuasaan seorang pemimpin dalam setiap kebijakannya menguntungkan
atau berpihak pada masyarakat atau digunakan demi kepentingan masyarakat."
Hal ini dipengaruhi oleh kebaikan
moral yang ditawarkan oleh seorang pemimpin, tindakan-tindakan untuk melindungi
anggotanya, seberapa kejam seorang pemimpin terhadap orang lain dapat
dibenarkan selama untuk anggotanya. Hal ini sangat penting untuk mempertahankan
kekuasan bagi pemimpin tersebut. Virtue is not equal with moral virtue, sebagai
pemimpin harus mempunyai kepribadian yang baik dan bisa memberikan contoh bagi
anggotanya. Pemimpin juga harus bisa menghindari perilaku yang buruk agar tidak
kehilangan anggotanya, tetapi ada kalanya pemimpin bisa mengeluarkan perilaku
buruknya ketika hal-hal buruk itu ternyata bisa menyelamatkan organisasinya dan
para anggota. Hal-hal yang tampak buruk ternyata bisa memberikan kenyamanan dan
kesejahteraan bagi para anggotanya.
Pemimpin tidak perlu memiliki
semua kualitas yang bagus, tapi perlu untuk dianggap berkualitas. Seorang pemimpin
harus peduli bahwa tidak ada yang keluar dari mulutnya perkataan buruk. Agar ia
didengar dan dipandang ia harus tampak berbelas kasih, setia, punya integritas,
kemanusiaan dan agama. Tidak ada yang lebih penting selain dianggap memiliki
sifat-sifat tersebut, karena manusia menghakimi lebih dengan mata daripada
dengan tangan. Dan yang merasakan tak akan berani bertentangan dengan yang
banyak, yang memiliki keagungan negara untuk membela mereka. Dimana para pemimpin
menghalalkan segala cara.
Daftar Pustaka
Shinta, A. (2022). Power Point. Kepemimpinan. Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
Sofiati, Q. (2022). Move on Psikologi 45. Gaya Kepemimpinan
Machiavelli Terhadap Loyalitas Bawahan. Psikologi sosial.
Universitas Pancasila 45.
0 Comments