Mengenal Konformitas : Terhadap benar dan salah Pada Kelompok Mayoritas dan Minoritas
Tulisan untuk ujian tengah semester Psikologi Sosial II
Dosen pengampu : Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Pendahuluan
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengbah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. beberapa contoh dari konformitas adalah ketika menengolk orang sakit, orang akan membawa buat atau makanan lainnya. kuatnya pengaruh sosial yang ada dalam konformitas dibuktikan secara ilmiah dalam penelitian yang dilakukan oleh Solomon Asch pada tahun 1951. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa orang cenderung melakukan konformitas, mengikuti penilaian orang lain karena tekanan kelompok yang dirasakan.
Persoalan mengenai kelompok mayoritas yang memberikan penilaian salah pada seseorang dan kelompok minoritas mengetahui dengan persis orang tersebut sama sekali tidak bersalah. Sehingga bagaimanakah kita dalam menyikapi perilaku konformitas tersebut ?
Idealnya, perilaku konformitas terhadap individu akan berbeda dengan individu lainnya. Menurut Rahmat dan Rakhmat mengutarakan bahwa konformitas yang terjadi tidak selalu baik dan buruk, begitu pula perilaku konformitas yang terjadi pada kelompok teman sebaya. banyak perilaku yang muncul pada anak karena mereka hanya mengikuti norma yang ada pada kelompoknya. Namun dalam situasi tertentu kita dapat menyuarakan suatu kebenaran namun tidak untuk memaksakan suatu kelompok.
Strategi dalam meyakinkan suatu kelompokmenurut saya mengenali karakter kelompok mayoritas sebelum menyuarakan kebenaran, bisa diawali dengan pujian. Individu yang melakukan konformitas memiliki motif ingin disukai, dipuji, diterima oleh kelomoknya, dan berkeinginan untuk merasa benar. Kemudian kita harus tetap tenang dan tidak terpacu oleh emosi atau power yang dimiliki, yakini seyakin-yakinnya.
Kedua, dengan meningkatkan sensasi pada kelompok mayoritas agar dapat memperhitungkan stereotipe negative yang dimiliki nilai pada suatu kelompok minoritas. Ketika sensasi tersebut meningkat terhadap apa yang kita suarakan dengan didukung oleh contoh nyata perilaku individu tersebut serta tanpa adanya unsur diskriminasi. cara ini mungkin akan efektifterhadap sesuatu yang harus disuarakan meskipun berada dalam kelompok minoritas. kemudian dengan memberi ruang terhadap kelompok mayoritas agar dapat mengubah persepsi tanpa adanya tekanan terlebih dahulu.
Konformitas adalah proses dalam diri anggota kelompok untuk menyesuaikan
diri terhadap norma-norma yang ada dalam kelompok (Riggio, 2009). Hal ini
dilakukan sebagai gambaran kepatuhan anggota terhadap norma kelompok dan hal
tersebut akan sangat membantu mempertahankan keteraturan dan keseragaman dalam
kelompok. Dalam kelompok mayoritas akan ada salah satu yang
menjadi power terbesar namun anggota lainnya hanya ikut-ikutan agar mendapat
penerimaan dan rasa aman pada dirinya.
Ketika seseorang melihat orang lain bertindak dengan
cara yang bertentangan dengan stereotip, orang cenderung memikirkan faktor situasional
untuk menjelaskan perilaku yang berbeda dari stereotip. Para pengamat (perceivers)
membayangkan faktor-faktor situasional yang bisa menjelaskan Pengecualian yang jelas
ini sesuai aturan, seperti keberuntungan, motif tersembunyi, atau keadaan khusus
lainnya. Dengan cara ini, pengamat dapat lebih mudah mempertahankan stereotip terhadap
kelompok-kelompok tertentu (Karpinski & von Hippel)
Penutup
Bahwa perilaku
konformitas memiliki nilai positif dan negative. Tingkat konfomitas pada suatu
kelompok dan situasi social akan berbeda. Sehingga kita tidak dapat memaksakan
terhadap suatu kelompok. Yang terjadi dikehidupan dalam memperlakukan norma
terhadap suatu kebenaran untuk disesuakan dengan kejadian yang terjadi
dilapangan.
Daftar Pustaka
Maryam, Effy Wardati. "Psikologi Sosial Penerapan Dalam
Permasalahan Sosial." Umsida Press (2019): 1-218.
Hanurawan , F. (2014). Psikologi Kelompok . Serang
: FTK Banten Press
0 Comments