Penguatan Pro-lingkungan dan kepedulian pada lingkungan

 Naufal Alimi Hakim

2017011165
Fakultas Psikologi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa


    Perilaku pro-lingkungan adalah usaha individu untuk mengurangi dampak negatif akibat kerusakan alam dengan melakukan perbaikan dan pelestarian lingkungan. Persoalannya adalah saat menjadi mahasiswa, mereka cenderung berperilaku pro-lingkungan. Namun setelah lulus dan menyandang gelar mereka melupakan perilaku tersebut. Mengapa hal ini bisa terjadi?

    Perilaku pro-lingkungan hidup yang sudah terbentuk dengan bagus di tingkat SD-SMA menjadi tidak terpelihara lagi ketika sudah menjadi mahasiswa apalagi saat sudah tidak berada di dunia Pendidikan (Shinta, 2019). Ada beberapa hal yang menyebabkan para mahasiswa ini meninggalkan perilaku pro-lingkungan, diantaranya:

1. Kurangnya apresiasi

    Saat menjadi mahasiswa mereka biasanya akan mendapatkan apresiasi jika melakukan kegiatan pro-lingkungan, misalnya saat mereka melakukan kegiatan pengolahan sampah kemudian menulisnya menjadi essay mereka akan mendapatkan nilai. Namun saat menjadi mantan mahasiswa mereka tidak lagi memperoleh apresiasi secara langsung. Para mantan mahasiswa menjadi enggan melakukan tindakan pro-lingkungan.

2. Minim daya Tarik

    Alasan yang kedua masih berkaitan dengan yang pertama. Kurangnya apresiasi akan menciptakan minimnya daya tarik akan kegiatan pro-lingkungan. Kegiatan pro-lingkungan yang biasa dikenal adalah mengolah sampah atau limbah. Hal tersebut mungkin menarik bagi sebagian orang. Namun  kegiatan itu juga bisa dirasakan kurang menarik dari berbagai sisi misalnya keuntungan finansial yang rendah dan sulitnya menjual hasil olahannya.

3. Sibuk berpikir malas bertindak

    Para mahasiswa dan mantan mahasiswa yang tergerak untuk melakukan kegiatan pro-lingkungan biasanya mereka sibuk berpikir tentang cara menyempunakan kegiatan pro-lingkungan yang dilakukannya. Namun, kesibukan berpikir itu sering membuat Sebagian dari mereka tenggelam pada ide-ide dan menjadi malas untuk bertindak. Karena saat memikirkan ide tersebut mereka akan menemukan banyak kendala mengenai pelaksanaan kegiatan pro-lingkungan.

    Perilaku pro lingkungan adalah perilaku yang baik. Perilaku ini bukan hanya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peduli lingkungan. Tetapi juga dapat menjaga lingkungan dari pencemaran dan hal-hal yang merusak lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah agar para mantan mahasiswa ini tetap mau melakukan kegiatan pro-lingkungan, diantaranya:

1. Pemberian hadiah dan penghargaan kepada para pegiat pro-lingkungan.

2. Mendirikan pos atau komunitas khusus bagi para pegiat pro-lingungan yang dibiayai oleh masyarakat atau pemerintah.

3. Menjadwalkan kegiatan pro-lingkungan secara rutin dimasyarakat.

    Para mahasiswa yang semula peduli pada lingkungan hendaknya tidak berhenti melakukan kegiatan pro-lingkungan setelah mereka lulus. Kelulusan kuliah hendaknya menjadi gerbang awal bagi para mahasiswa untuk berpikir dan merealisasikan ide tentang pro-lingkungan. Akhirnya, kegiatan pro-lingkungan dapat terus dilaksanakan dan apresiasi akan mengalir kepada mereka yang peduli akan lingkungan.

Dengan adanya pelajaran psikologi lingkungan dalam pembentukan kepedulian mahasiswa pada lingkungan, setidaknya mahasiswa dapat mengerti dan peduli begitu pentingnya lingkungan dan sekitarnya.

 



Shinta, A. (2019). Penguatan Pendidikan Pro-Lingkungan Hidup di Sekolah-Sekolah untuk Meningkatkan Kepedulian Generasi Muda pada Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Galangpress.






0 Comments