Tisa Eritantia
2019011173
Ujian Akhir Psikologi Lingkungan
Kelas Reguler
Semester Genap 2021/2022
Meningkatnya jumlah
sampah saat ini disebabkan oleh tingkat populasi dan standar gaya hidup, yaitu semakin
maju dan sejahtera kehidupan seseorang maka semakin tinggi jumlah sampah yang
dihasilkan (El Haggar, 2007). Meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan
dibarengi dengan pertumbuhan yang terjadi di wilayah tersebut yang dipengaruhi
oleh indeks pertumbuhan pangan, industri dan pendapatan perkapita. Pengelolaan sampah
yang tidak baik akan menyebabkan masalah lingkungan, seperti pencemaran terhadap air, pencemaran terhadap
udara, pencemaran terhadap tanah maupun air tanah. Selain menyebabkan masalah
lingkungan, sampah juga akan mengurangi nilai estetika suatu daerah akibat
timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Istilah sampah makanan di
Indonesia belum didefinisikan secara khusus, namun jika mengacu pada definisi
yang diberikan oleh FAO sampah makanan berarti jumlah sampah yang dihasilkan
pada saat proses pembuatan makanan maupun setelah kegiatan makan yang berhubungan
dengan prilaku penjual dan konsumennya (Parfit et al., 2010).
Pada dasarnya setiap
individu selalu memperproduksi sampah setiap harinya, sehingga terjadinya
suatau permaslahan sampah yang menjadi meningkat dan membuat pencemaran pada
lingkungan sekitar. Pencemaran lingkungan juga dapat memnpengaruhi kesehan
mental dan fisik inividu yang memang tinggal pada lingkungan tersebut. dengan
adanya permasalah sampah bisa mempengahuri sikap negatif dan perilaku didaerah
tersebut, maka dengan adanya social
learning pada remaja bisa membantu untuk mengurangi permasalahan sampah
tersebut.
Gaya hidup milineal kadang
membuat permasalahan sampah yang menjadi puncaknya, karena banyak milinial sekarang
yang sering berbelanja dan sering membuang sisa makananya seperti plastik,
botol minuman dan sebagainya. Pada zaman sekarang jarang anak muda yang memang
memperhatikan lingkungan sekitar atau pun permamslahan sampah, menurut mereka
sampah adalah suatau hal yang memang bau dan kotor serta menjijikan. Maka
mereka segan dalam melakukan permbersihan atau mengegolah sampah tersebut.
serta remaja sekarang banyak gengsi karena menurut mereka menggurangi
pencitraanyya sehingga membuat mereka seperti orang yang dipandang rendah oleh
orang sekitar. Pada permasalahan sampah sekarang yang menjadikan suatau masalah
besar karena sebagian tempat pembungan samapah itu penuh dan membuat para
pekerja kebersihan kualahan bahwa dengan sampah tersbeut. Apalagi dengan
banyaknya usaha tempat makan yang berkembang pesat, sebagian anak muda pasti
lebih suka nongkrong di café. Mungkin itu terlihat biasa saja sekarang, namun
dampak dari berkembangnya pusat kuliner mengakibatkan terjadi penumpukan sampah
sisa makan yang tidak dikelola dengan baik.
Maka dari itu dengan social
lerning kita bisa membuat kesadaran pada anak muda untuk memgurnagi pada
produksi sampah dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sosailnya untuk
bisa menjaga dan melestarikan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan
menagjarkan mereka dan memberikan pengetahuan terhadap mereka untuk mengegolah
sampah dengan baik dan benar sehingga permaslahan sampah tersebut tidak lah
menjadi masalah dan bisa membantu pekerja kebersiahan dalam mengurangi produksi
sampah di Indonesia khususnya. Tetapi kita juga harus membuat presepsi anak
muda tersebut menjadi positif karena apabila dengan presepsi mereka yang
positif terhadap sampah maka remaja tersebut dapat melakukan dan memeperhatikan
lingkungan yang bersih tersebut.
Bahkan dengan adanya
sampah kita bisa membantu orang orang yang membutuhkan bantuan dengan menukar
sampah di bank sampah dengan uang, sehingga kita dapat menyumbangkan hasil
tersebut menjadi perbuatan yang baik. Dan tindakan anak muda dijaman sekarang
perlu sekali untuk membantu meningkatkan dan menggurangi sampah di Indonesia
dengan suatu tindakan.
Maka dari itu sebagai
mahasiswa psikologi, saya menyumbangkan sebagaian dari keikut sertaan dalam
mengurangi sampah pada daerah penulis,
dengan membuat sebuah karya Tas Belanja dari bungkus kopi dengan hasil tersebut
saya dapat mengelolah sampah dengan baik dan benar. Dengan cara memperhatikan
atau mengenali jenis sampah yang ingin digunakan. Dengan tindakan penulis ini
bisa dapat membuat contoh para remaja milinial untuk memperhatikan lingkungan
dengan cara mengelolah sampah.
Parfitt, J., Barthel, M. & Macnaughton, S. 2010.
Food waste within food supply chains: quantification and potential for change
to 2050, Phil. Trans. R. Soc., vol.
365, pp. 3065-3081. Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
El Haggar, Salah. (2007). Sustainable Industrial Design and Waste Management. Elsevier
Academic Press: United States of America.
0 Comments