Menjadi Pribadi Yang Sehat Mental Dan Beradab Terhadap Lingkungan
Psikologi Lingkungan Paralel
Semester Genap 2022
Essay 5
Achmad Choirudin
2018011153
Memasuki era 5.0 yang ditandai dengan terbukanya informasi secara meluas, harusnya hal tersebut mampu menjadikan kita manusia yang pada pribadi holistic yang mampu terintegrasi baik kedalam (kognisi dan afeksi) maupun terintegrasi dengan dunia luar (teknologi dan lingkungan). Pribadi yang holistic sebagai manusia ialah pribadi yang senantias memiliki kesadaran dalam menjaga kesehatan secara fisik maupun menjaga kesehatan secara mental. Menurut Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health), kesehatan mental adalah (1) kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain, dan (2) sebuah masyarakat yang baik adalah masyarakat yang membolehkan perkembangan ini pada anggota masyarakatnya selain pada saat yang sama menjamin dirinya berkembang dan toleran terhadap masyarakat yang lain. Sedangkan Menurut Kartono (2000), terdapat empat ciri sebagai indikator kesehatan mental seseorang, yaitu:
- Ada koordinasi dari segenap usaha dan potensinya, sehingga orang mudah melakukan adaptasi terhadap tuntutan lingkungan, standar, dan norma sosial serta perubahan sosial yang serba cepat.
- Memiliki integrasi dan regulasi terhadap struktur kepribadian sendiri sehingga mampu memberikan partisipasi aktif kepada masyarakat.
- Dia senantiasa giat melaksanakan proses realisasi diri (yaitu mengembangkan secara riil segenap bakat dan potensi), memiliki tujuan hidup, dan selalu mengarah pada transendensi diri, berusaha melebihi keadaan yang sekarang.
- Bergairah, sehat lahir dan batinnya, tenang harmonis kepribadiannya, efisien dalam setiap tindakannya, serta mampu menghayati kenikmatan dan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhannya.
Jadi bisa disimpulkan pribadi yang sehat secara mental ialah pribadi yang memiliki kesadaran terhadap realitas dunianya. Kesadaran tersebut lahir dari integrasi antara kognisi dan afeksinya. Sehingga pribadi tersebut mampu mengenali dirinya dengan baik, perpartisipasi aktif terhadap sosial dan lingkunganya, harmonis – selaras dan tentunya memiliki tanggup jawab terhadap dirinya dan dunia sekitarnya.
Bila kita kaitkan dengan isu lingkungan akhir-akhir ini terutamanya pada produksi sampah yang dari kehari mengalami kenaikan yang sangat signifikan, hal tersebut tentunya cukup mengkhawatirkan mengingat sampah sangat berdampak pada lingkungan bagi orgasme dan manusia yang menempatinya. Dikutip dari Kompas 31 Mei Hal. 1-15 dan dalam Nugraheni, S. Potensi sampah di Indonesia pada rentang tahun 2000 – 2019 adalah 23-48 juta ton per tahun, atau 115-184 kilogram per kapita per tahun. Volume sampah makanan itu menjadikan Indonesia masuk dalam peringkat tiga besar negara terburuk dalam urusan sisa makanan yang terbuang, bersama Arab Saudi dan Uni Emirat. Hal ini tentunya cukup memprihatikan bila kita hubungan dengan aspek kesehatan mental. Dilihat dari produksi sampah yang begitu banyaknya dan tidak terkelola dengan baik, itu menandakan bahwa masyarakat kita kurang memiliki kesadaran terhadap sampah dan lingkungan. Kurangnya kesadaran terhadap sampah dan isu lingkungan mengindikasikan bahwa masyarakat kita dalam kondisi yang tidak baik-baik saja secara mental. Oleh sebab itu, demi mewujudkan pribadi yang holistik, berkesadaran dan mampu selaras dengan lingkungan sekitar alangkah baiknya mulai saat ini kita lebih peka dan terbuka dengan isu-isu lingkungan. Toh hal tersebut juga demi kelangsungan hidup orgasme dan manusia itu sendiri secara sehat ragawi maupun sehat secara mental. Apabila hal tersebut mampu terimplementasikan dengan baik, nantinya akan tercipta kehidupan yang harmonis, selaras dan sejahtera. Harmonis dan selaras dengan lingkungan dan juga sejahtera secara mental.
Daftar Pustaka
https://www.kajianpustaka.com/2019/05/pengertian-prinsip-dan-indikator-kesehatan-mental.html . Di akses 16 Juni 2022. Pukul 17.00
https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/05/31/lebih-dari-200-ton-sampah-di-desa-dibuang-sembarangan . Di akses 16 Juni 2022. Pukul 17.00.
0 Comments