MANFAAT SAMPAH BAGI GENERASI MILENIAL
UAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN A
ESSAY
DOSEN : Dr. Arundati Shinta,M.A
Ratna Anindhita Dewiastuti
2019011166
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2022
Sampah merupakan permasalahan yang masih saja ada di zaman yang serba canggih ini, banyak orang yang masih minim pengetahuan tentang menjaga lingkungan dan minimnya kepedulian pada lingkungan membuat permasalah yang sedari lama belum terselesaikan menjadi sebuah momok yang sulit teratasi. Bukan hanya permasalahan di satu Negara saja, permasalahan sampah ini sekarang menjadi sebuah permasalahan di seluruh dunia. Bahkan Negara Indonesia masuk dalam tiga besar Negara dengan pengelolaan sampah yang buruk terutama dalam sampah makanan. Seiring dengan perkembangan zaman dan perekonomian Indonesia yang sedang meningkat diselingi dengan banyaknya penjual-penjual jajanan bahkan restoran yang bermunculan. Dengan munculnya penjual-penjual ini seharusnya dibarengi dengan pengetahuan tentang pengolahan sampah makanan. Bahkan tak jarang banyak restoran-restoran besar yang memiliki SOP yang cukup menuai banyak pro kontra, yaitu membuang makanan sisa jualan di tong sampah restoran tanpa ada tindakan lebih lanjut. Padahal hal tersebut sama saja membuang-buang makanan dan sangat disayangkan.
Situasi darurat sampah tentu saja sangat memprihatinkan apalagi Negara tercinta masuk dalam jajaran tiga besar dengan permasalahan sampah terburuk. Maka dari itu sebagai generasi muda milenial yang harus peduli dengan isu-isu global seperti ini seharusnya sadar bahwa yang merubah dunia jika bukan generasi muda lalu siapa lagi. Banyak generasi muda yang menciptakan ide-ide kreatifitas yang dapat mengubah dunia, memperbaiki masalah-masalah yang sedang terjadi. Menjadikan permasalahan pada sampah menjadi berkurang contohnya. Bagaimana caranya? Cara yang bisa dilakukan oleh orang-orang dari anak-anak sampai dewasa dapat menerapkannya, yaitu dengan banyak cara, jika dengan anak-anak kita harus mengajarkan membuang sampah pada tempatnya sejak dini dan harus di contohkan oleh orang-orang di sekitar si anak agar anak terbiasa, lalu bisa dengan memberikan materi-materi yang berhubungan dengan lingkungan, contohnya pada mahasiswa UST di prodi psikologi ini yang dimana terdapat matakuliah yang mengajarkan tentang mencintai lingkungan, memanfaatkan barang bekas yang awalnya sampah menjadi barang yang bagus lagi.
Pada matakuliah psikologi lingkungan ini dapat memberikan dampak positif bagi mahasiswa yang mengikuti matakuliah tersebut, dimana mahasiswanya dituntut untuk turun langsung dalam menjaga lingkungan sekitar, seperti membuat barang yang aalnya tidak ada nilai menjadi bernilai dan dapat dijual, yang dimana sisi positif yang didapat yaitu kita menjaga lingkungan dengan melakukan recycle barang bekas dan mendapatkan keuntungan dengan menjual barang menjadi uang. Lalu membuat pupuk dari bahan-bahan sampah rumah tangga, membersihkan lingkungan dan memungut sampah yang berada di jalanan, lalu diberikan pada bank sampah sekitar rumah, itu salah satu contoh beberapa tindakan menjaga lingkungan yang diajarkan pada matakuliah Psikologi lingkungan ini.
Lalu ada beberapa hasil yang telah saya kerjakan untuk ikut dalam membuat barang bekas menjadi baru lagi. Ada beberapa saya membuat barang-barang dari daur ulang. Saya membuat beberapa benda seperti tempat untuk menyimpan buku, dan satu lagi saya membuat madding yang dapat ditempelkan stycky note, diguganakn untuk menempelkan beberapa pengingat. Yang dimana kedua kreasi saya tersebut dibuat dari bahan dasar kardus yang tidak terpakai, kertas kado dan potongan kertas warna yang sudah tidak digunakan lagi. Saya mengerjakan kreasi tersebut sudah cukup lama, namun walau seperti itu benda-benda tersebut masih saja bermanfaat bagi saya dan yang pasti bukan cuman ramah lingkungan, dengan berkreasi dengan barang bekas juga lebih murah dan dapat meningkatkan kekreatifitasan kita.
Gambar. 1
0 Comments