KETERTARIKAN GENERASI MILENIAL TERHADAP PENGENDALIAN SAMPAH SAYURAN DALAM BENTUK PUPUK KOMPOS

 AMARU NUKI ARDANA RESWARI

(2019011007)

UJIAN AKHIR SEMESTER

 PSIKOLOGI LINGKUNGAN A- REGULAR

SEMESTER GENAP 2021/2022

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

        Mahasiswa Psikologi adalah termasuk kaum intelektual muda yang menjadi generasi milenial, sebagai generasi muda yang aktif dan kreatif tentu saja diharapakan sumbang sihnya untuk menjaga lingkungan, terutama tentang pengendalian sampah. Generasi mudalah yang harus aktif untuk mempelopori gerakan peduli sampah, agar lingkungan yang bersih, nyaman dan aman bisa tercipta. Menurut Hamzah (2013) manusia dan lingkungan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, saling membutuhkan, ada hubungan timbal balik di dalamnya, lingkungan yang baik itulah yang dibutuhkan oleh manusia.  lingkungan yang baik adalah yang terbebas dari penyakit. Salah satu sumber penyakit adalah dari sampah.

        Sampah adalah merupakan masalah yang tidak akan pernah habis dibahas, sampah setiap hari selalu bertambah sementara kepedulian kita terhadap lingkungan masih kurang, hal inilah yang merusak lingkungan hidup dan menjadi sumber penyakit, lingkungan menjadi tidak nyaman dan kotor. Penyumbang terbesar melimpahnya sampah adalah sampah dari sayuran, sampah sayuran terjadi diawali pada saat pendistribusian sampai dikonsumsi. Sampah pada tingkat pendistribusian dimulai dari pasar tradisional sampai pasar modern atau pasar swalayan, sebagai contoh  terutama sayuran yang sudah membusuk, sementara untuk tingkat konsumsi terjadi ketika ada sisa makanan misalnya sisa potongan dari sayuran, terkadang juga sampah rumah tangga juga ikut andil melimpahnya sampah. Semua itu bisa terjadi diakibatkan karena kebiasan buruk atau perilaku yang tidak baik dari masing-masing orang, misalnya gaya hidup yang suka memborong sayuran yang pada akhirnya tidak layak untuk dikunsumsi. Mereka tidak menyadari sisa makanan yang mereka buang membahayakan buat lingkungan sekitar, seperti bau busuk yang menumpuk di pembuangan akhir sampah ada gas yang dikeluarkan dari sampah sisa makanan tersebut. Inilah yang jadi pemicu timbulnya penyakit. 

           Akibat yang ditimbulkan adanya penumpukan sampah dari sayuran diantaranya adalah, akan menghasilkan gas yang membahayakan bagi manusia, adanya longsoran sampah, terjadinya air hujan yang merembas ke sampah yang beracun karena mengandung unsur logam, dan semua itu akan merusak ekosistem. Usaha yang perlu dilakukan dalam pengendalian sampah salah satunya adalah pengolahan kembali sampah untuk dijadikan pupuk kompos. Pengolahan kembali sampah dari sisa sayuran untuk dijadikan pupuk kompos banyak metode yang digunakan, salah satunya menggunakan metode takakura atau keranjang plastik. Menurut Abidin (2016) metode takakura atau yang sering disebut keranjang plastik lebih sederhana dan mudah, dengan menggunakan metode ini sampah dari rumah tangga bisa dikelola sendiri di setiap rumah sehingga sampah sayuran tidak menimbulkan bau, dan dari pupuk kompos  bisa digunakan sebagai pupuk tanaman.


        Proses pembuatan pupuk kompos dengan metode ini membutuhkan udara sebagai asupan untuk tumbuhnya mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengurai sampah sayuran menjadi pupuk kompos. Alat yang digunakan untuk pengomposan adalah keranjang plastic yang berlubang untuk pertukaran udara, selanjutnya lapisi dengan kardus atau kain perca bisa juga menggunakan kain flannel untuk menjaga agar selalu lembab, selanjutnya masukan sampah sayuran yang sudah terpotong ke dalam keranjang takakura (keranjang plastic) selanjutnya tambahkan sekam, bakteri fermentasi (Em4) dengan maksud agar proses pembusukan lebih cepat, dan bisa dilakukan setiap hari, selanjutnya perlu dilakukan pengontrolan suhu yang dilakukan dengan melakukan pengadukan dan penyiraman dengan menggunakan air, langkah terakhir atasnya dengan sekam dan tutup keranjangnya, tempatkan keranjang di tempat terbuka, jangan sampai terkena air, tinggal tunggu sekitar tiga hari, sampai akhirnya menjadi kompos dan pupuk kompos siap digunakan untuk menyuburkan tanaman.

        Akhirnya dari uraian di atas bisa diambil kesimpulan bahwa pengendalian sampah adalah tanggung jawab kita semua, peran generasi muda sebagai pegiat lingkungan sangat diharapkan kiprahnya, minimal dimulai dari lingkungan rumah kita sendiri. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mengendalikan sampah adalah reduce (mengurangi) misalnya kurangi makanan cepat saji beralihlah keolahan makanan lokal, reuse (menggunakan ulang) berbagi makanan kepada orang yang membutuhkan, dan recyle (daur ulang) pengolahan sampah sisa sayuran untuk dijadikan pupuk kompos.

Daftar Pustaka

Abidin, M. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Petroganik dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata)Varietas Talenta. Jurnal Hijau Cendekia 2 (2). Kediri.

Hamzah, S. (2013). Pendidikan Lingkungan: Sekelumit Wawasan Pengantar. Bandung: Refika Aditama.


0 Comments