KEPEDULIAN GENERASI MILENIAL DALAM MENGENDALIKAN SAMPAH DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

 

RIFQA EZHA FANDIRA

2019011153

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI LINGKUNGAN

KELAS REGULER

SEMESTER GENAP 2021/2022


Gambar 1. Pembuatan Celengan dari botol bekas dan kardus berkas

    Sampah merupakan hal yang biasa kita temui disekitar kita. Seiring dengan perkembangan penduduk di Indonesia, tentunya akan meningkatkan produksi sampah juga. Dengan bertambahnya jumlah sampah yang terus-menerus, tempat pengolahan sampah juga semakin kewalahan dalam menerima sampah. Permasalahan ini merupakan salah satu permasalahan yang serius bagi Indonesia. Negara seharusnya juga memikirkan bagaimana pengolahan limbah sampah yang tepat, agar persoalan terhadap sampah ini cepat tuntas dan teratasi.

    Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah sampah yang diperoleh di Indonesia perharinya bisa mencapai 175000 ton atau setara dengan 64 juta ton per tahunnya. Bayangkan, apabila sampah-sampah yang dihasilkan tidak dapat diolah dengan baik, maka negara ini akan diselimuti oleh sampah-sampah tersebut. Mustagfiroh, Ni’mah dkk (2020)

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pengolahan sampah di beberapa kota di Indonesia pada tahun 2012, yaitu sampah dibawa ke tempat pembuangan akhir dengan persentase 69%, dikubur (10%), dijadikan pupuk kompos dan barang daur ulang sebesar 7%, dibakar sebesar 5% dan sisanya tidak dikelola (7%). Sedangkan di sebagian kota besar di Indonesia masih menerapkan system Open Dumping, yaitu sampah tidak dikelola dengan benar dan hanya dibuang begitu saja, dan rata-rata TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di beberapa kota di Indonesia menjadi menumpuk, Fitri, dkk (2019). Adapun TPA di Yogyakarta yang dikenal dengan TPA Piyungan yang sempat menutup penerimaan sampah karena tak terkendalinya pengiriman sampah yang berasal dari Yogyakarta dan sulitnya pengolahan sampah tersebut.

    Dengan adanya fenomena diatas disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri. Manusia enggan berubah dan tidak memiliki ide untuk mengolah sampah-sampah yang diproduksinya. Disaat kita menghasilkan sampah, seharusnya kita juga dapat mengolah sampah tersebut (Behavioral Control) contohnya seperti kita akan memasak untuk makan malam nanti, nah pada saat itu kita akan menghasilkan limbah sampah organic, sikap kita dengan adanya fenomena tersebut yaitu melakukan pengolahan limbah organic seperti dijadikan kompos (dari limbah sampah dapur organic). Atau mengambil salah satu contoh lagi, yaitu saat kita membeli minuman berbotol plastic di mini market, maka sampah plastic yang kita peroleh dapat di daur ulang misalnya menjadi celengan (Tempat menabung), menjadi tempat pensil, atau botol plastic dikumpulkan terlebih dahulu kemudian apabila sudah terkumpul banyak dapat kita jual di bank sampah dan kita akan mendapatkan uang dengan hasil sampah kita dan masih banyak ide-ide daur ulang/pengolahan limbah plastic lainnya. Hal-hal tersebut tergantung kita dalam menyikapi hal “Sampah”, apakah kita ingin langsung membuangnya dan menjadikan tumpuk-tumpukan sampah yang akan mencemari lingkungan atau kita memilih untuk mengolah/ mendaur ulang sampah kita untuk mengurangi dan menghindari adanya penumpukan sampah. Sikap yang kita ambil biasanya cerminan dari kebiasaan kita sehari-hari, apabila sedari dini kita dikenalkan dengan pengolahan sampah, membuang sampah pada tempatnya, sikap tersebut akan kita bawa sampai tua nanti.

    Gambar 2. Pot tanaman berasal dari bekas plastik minyak                        Gambar 3. Celengan dari botol bekas

    Sebagai mahasiswa psikologi yang mengikuti mata kuliah psikologi lingkungan seharusnya dapat menyadari bahwa sampah di negeri ini sudah mengerikan. Selain itu, saat kita sebagai mahasiswa psikologi yang mempelajari psikologi lingkungan, kita harus memahami bahwa terdapat resiko apabila kita tidak bisa mengolah sampah dan akibat dari membuang sampah sembarangan. Dan diharapkan kita sebagai generasi milenial dapat mencetuskan ide-ide untuk pengelolaan limbah sampah dan kemudian di demonstrasikan kepada lingkungan sekitar kita dengan tujuan untuk mengurangi dampak terkait sampah dimasa depan dan bukti kita mencintai dan melindungi lingkungan kita. Apabila kesulitan untuk mengajak masyarakat untuk peduli dengan lingkungan sekitar, maka kita bisa memulainya dari diri kita sendiri dulu, ubah perilaku dan sikap kita menjadi pro-lingkungan, dan sampah yang kita hasilkan tetap menjadi tanggung jawab dari diri sendiri.


Daftar Pustaka:

Mustgafiroh, Umi., Ni’mah, Lailatul K., dkk. 2020. Implementasi Prinsip Good Environmental    Governance Dalam Pengelolaan Sampah Di Indonesia. Bina Hukum Lingkungan. Vol. 04., No. 02. DOI: http://dx.doi.org/10.24970/bhl.v4i2.106 diakses pada tanggal 15 Juni 2022

Fitri, R. F., Ati, N. U., & Suyeno, S. (2019). Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Inovasi Pengelolaan Sampah Terpadu (Studi Kasus di Taman Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan Kota Mojokerto). Respon Publik, 13(4); http://riset.unisma.ac.id/index.php/rpp/article/view/3577 diakses pada tanggal 15 Juni     2022    


0 Comments