Essay UAS: Kepedulian dalam Pengendalian Sampah Makanan

Christian Kevin Adiyatma Rasendriya

2019011006

Ujian Akhir Psikologi Lingkungan

Kelas A Reguler

Semester: Genap 2021/2022

Dosen: Dr. Arundati Shinta, M.A

Fakultas Psikologi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta


 Keraf (Palupi & Sawitri, 2017) beranggapan bahwa manusia merupakan penyebab utama dari kerusakan lingkungan hidup. Banyak sekali perilaku-perilaku manusia yang tidak dapat menjaga lingkungan dan malah merusak lingkungan, dan salah satunya adalah membuang sampah makanan. Bond et. al (Wulansari, Ekayani, & Karlinasari, 2019) mendefinisikan sampah makanan sebagai makanan yang dapat dimakan manusia namun malah dibuang, hilang, rusak, atau dikonsumsi hewan. Permasalahan yang dibahas dalam essay ini adalah perilaku-perilaku membuang sampah makanan yang dilakukan oleh banyak orang yang dimana menurut Abiad et. al (Wulansari, Ekayani, & Karlinasari, 2019) hal tersebut berdampak pada ketahanan pangan, lingkungan, dan juga ekonomi. Barlaz (Wulansari, Ekayani, & Karlinasari, 2019) mengungkapkan bahwa sampah makanan memiliki kecenderungan terdegradasi lebih cepat dan metana yang diproduksi juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahan organik lain yang juga ditimbun di tempat pembuangan sampah. 

 Menurut Lee & Paik (Chaerul & Zatadini, 2020) bahwa adanya sikap dalam mengelola makanan, dapat mempengaruhi perilaku mengelola sampah makanan. Menurut Van der Werf et. al (Chaerul & Zatadini, 2020) norma personal dapat mempengaruhi perilaku individu yang dapat didorong dari nilai moral, perasaan bersalah, atau kepedulian terhadap lingkungan. Sedangkan norma subjektif menurut Van der Werf et. al merupakan perilaku yang dilakukan individu karena tekanan sosial yang ada dan menurutnya norma subjektif tidak mempengaruhi perilaku individu dalam menghasilkan tumpukan sampah makanan.

  Hung et. al (Palupi & Sawitri, 2017) mengungkapkan beberapa istilah yang dipakai para ahli dalam menjelaskan perilaku yang melindungi lingkungan, yaitu perilaku peduli lingkungan, perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan, dan perilaku pro-lingkungan. Kollmuss & Agyeman menjelaskan bahwa (Palupi & Sawitri, 2017) perilaku pro-lingkungan merupakan perilaku yang muncul dari kesadaran individu dalam mengurangi dampak buruk dari perilaku individu kepada alam dan pembangunan, seperti mengurangi penggunaan sumber daya, menghemat pemakaian energy, menggunakan bahan yang tidak beracun, dan mengurangi produksi sampah. Kaiser et. al (Palupi & Sawitri, 2017) mengungkapkan enam indikator dari perilaku pro-lingkungan, yaitu penghematan energy, mobilitas dan transportasi, pencegahan limbah, daur ulang, konsumerisme, dan perilaku yang bertujuan untuk melestarikan alam.

 Berdasarkan dari penjabaran di atas, maka kita seharusnya dapat membantu mengurangi jumlah sampah makanan bukan malah menambahnya. Makanan yang bisa dimakan, sebaiknya jangan dibuang karena akan berakibat buruk pada tidak hanya lingkungan, melainkan juga ekonomi dan ketahanan pangan. Setiap orang harus memiliki kesadaran akan lingkungan dengan menjaga lingkungan hidup. Setiap orang perlu menunjukkan perilaku-perilaku kepedulian akan lingkungan sehingga lingkungan hidup ini dapat menjadi bersih.



 Mata kuliah Psikologi Lingkungan memiliki sumbangan pada generasi milineal khususnya mahasiswa Psikologi UST dalam memunculkan rasa kepedulian pada pengendalian sampah atau limbah makanan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya essay-essay dari mahasiswa Psikologi UST mengenai daur ulang sampah di website UST Menulis. Saya sendiri merupakan salah satu dari mahasiswa Psikologi UST yang membuat essay tersebut. Saya mendaur ulang sampah botol plastik minuman teh menjadi tempat alat tulis dan dalam proses pembuatannya pun juga mudah. Saya hanya menggunakan pisau untuk memotong bagian tengah botol plastik minuman teh tersebut yang lalu saya selotip untuk menutup sebagian badan botol plastik minuman teh dan untuk membuat bentuk yang hampir menyerupai mata dan mulut pada botol plastik minuman teh tersebut. Saya ingin menunjukkan pada orang-orang bahwa dalam melakukan daur ulang tidak perlu rumit dan menggunakan berbagai peralatan yang banyak dan mahal. Hanya dengan alat-alat yang terbatas dan murah sudah dapat membuat daur ulang dengan cara yang mudah. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk bermalas-malasan dalam melakukan daur ulang sampah demi menjaga kelestarian, keindahan, dan kebersihan lingkungan kita ini.



Daftar Pustaka

Chaerul, Mochammad., & Zatadini, Sharfina Ulfa. (2020). Perilaku Membuang Sampah Makanan dan Pengelolaan Sampah Makanan di Berbagai Negara: Review. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(3), 455-466.

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/3102

Palupi, Tyas., & Sawitri, Dian Ratna. (2017). Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Pro-Lingkungan Ditinjau dari Perspektif Theory Of Planned Behavior, 14(1), 214-217.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.uns. ac.id/prosbi/article/download/18936/15036&ved=2ahUKEwj8n5GhsK74AhU jTmwGHUUxDR0QFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw3e4knBdDGkVIf2tGFu mzQS

Wulansari, Desi., Ekayani, Meti., & Karlinasari, Lina. (2019). Kajian Timbulan Sampah Makanan Warung Makan. Ecotrophic, 13(2), 125-134.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ojs.unud.a c.id/index.php/ECOTROPHIC/article/download/50900/33121/&ved=2ahUK EwjLut-Cpa74AhXXFbcAHRyTDK4QFnoECAsQAQ&usg=AOvVaw1qZw g5DJIHL3tiOY7yF4kW

0 Comments