TERUMBU KARANG SEBAGAI PELINDUNG EKOSISTEM PANTAI
Nama : Yoel Sampe Toding
NIM : 2019011054
Mata Kuliah: Psikologi Lingkungan Paralel (Essay II)
Pada dasarnya terumbu terbentuk dari
endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme
karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum cnidaria, ordo scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan
dari alga berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap individu
karang yang disebut polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit. Tiap
mangkuk koralit mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun yang
tumbuh keluar dari dasar koralit, dimana septa ini merupakan dasar penentuan
spesies karang. Tiap polip adalah hewan berkulit ganda, dimana kulit luar yang
dinamakan epidermis dipisahkan oleh lapisan jaringan mati (mesoglea) dari kulit
dalamnya yang disebut gastrodermis. Dalam gastrodermis terdapat tumbuhan renik
bersel tunggal yang dinamakan zooxantellae yang hidup bersimbiosis dengan
polip. Zooxantellae dapat menghasilkan bahan organik melalui proses
fotosintesis, yang kemudian disekresikan sebagian ke dalam usus polip sebagai
pangan.
Terumbu karang merupakan ekosistem laut
dangkal tropis yang paling kompleks dan produktif. Terumbu karang juga
merupakan ekosistem yang rentan terhadap perubahan lingkungan, namun tekanan
yang dialaminya semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan
aktivitas masyarakat di wilayah pesisir. Secara alami, terumbu karang merupakan
habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran,
pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding dan foraging), terutama
bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting. Banyaknya spesies
makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem
ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut. Saat ini, peran terumbu karang
sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber penting bagi
berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi.
Komposisi biota terumbu karang :
Beraneka ragam avertebrata (hewan tak
bertulang belakang): terutama karang batu (stony coral), juga berbagai krustasea,
siput dan kerang-kerangan, ekinodermata (bulu babi, anemon laut, teripang,
bintang laut dan leli laut).
Beraneka ragam ikan: 50-70% ikan karnivora
oportunistik, 15% ikan herbivora dan sisanya omnivora.
Reptil: umumnya ular laut dan penyu laut.
Ganggang dan rumput laut: alga koralin,
alga hijau berkapur dan lamun.
Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang
merupakan tiga eksosistim penting di daerah pesisir. Hutan bakau dan padang
lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman
abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya.
Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut. Diperkirakan
lebih dari 3.000 spesies dapt dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia
Tenggara.
Fungsi dan Manfaat Terumbu Karang
1. Pelindung ekosistem pantai
Terumbu karang akan menahan dan memecah
energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di
sekitarnya. Dari segi fisik terumbu
karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur
karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi
pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan
magrove
2. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di
laut
Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir
untuk lautan. Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk
mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini
artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik
untuk sumber makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu
karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 300 juta
orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang
Terumbu karang merupakan sumber perikanan
yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis
diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi
komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3-10 ton ikan per
kilometer persegi pertahun.
3. Sumber obat-obatan
Pada terumbu karang banyak terdapat
bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini
banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk
mengobati berbagai manusia.
4. Objek wisata
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat
wisatawan sehingga meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar.
Diperkirakan sekitra 20 juta penyelam , menyelam dan menikmati terumbu karang
per tahun.
5. sumber pendidikan
Sebagai laboratorium alam untuk penunjang
pendidikan dan penelitian.
Berbagai manfaat yang dapat diperoleh
manusia dari ekosistem terumbu karang, perlu diatur pengelolaannya karena
terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan akan perubahan lingkungan dan
memiliki daya dukung terbatas. Dengan demikian, beberapa manfaat berkelanjutan
yang awalnya mampu disediakan pada akhirnya tidak berkelanjutan karena laju
pemanfaatannya yang berlebihan atau metode yang digunakan bersifat merusak
(destruktif) seperti penangkapan ikan menggunakan racun sianida atau bom.
Aktivitas seperti pengumpulan biota ornamental (kerang conus, bintang laut linckia) yang pada awalnya hanya bertujuan sebagai hobi atau koleksi, apabila
sudah bersifat ekstraktif dan bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar
(perdagangan) akan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem alami terumbu
karang.
Dampak terbesar dan paling merusak yang
mungkin terjadi atas ekosistem terumbu karang adalah pembangunan pesisir yang
pesat akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya berbagai
kebutuhan manusia (pemukiman, perikanan, industri, pelabuhan, dan lain-lain).
Hal ini akan memicu peningkatan tekanan ekologis terhadap ekosistem dan
sumberdaya hayati yang terkandung di dalamnya.
0 Comments