UTS PSI LINGKUNGAN SUKA CITA RAMADHAN
heni dwi setyaningrum
2019011039
psi lingkungan
Dalam permasalahn membuat poster dengan tema suka cita ramadhan dan
penggabungan dengan permasalahan lingkungan sedikit menyulitkan bagi penulis karena sebagai penulis harus pandai
merangkai kata-kata untuk poster tersebut agar poster tersebut dapat
tersampaikan dengan baik kepada yang melihat poster tersebut.dalam hal ini juga
ada permasalahan dalam membuat poster yang menyakut lingkungan karena tidak
semua orang mengerti makna tentang lingkungan karena kurangnya pemahaman dan
sosialisasi tentang lingkungan dan dalam membuat poster tentang suka cita
ramadhan juga tidak lah mudah karena ada beberapa aturan –aturan yang harus ditaati sebelum
mengikuti lomba poster suka cita ramadhan hal ini agar penulis lebih semangat
dalam membuat poster dan dengan adanya lomba membuat poster ini kita bisa
mengetahui kemampuan kita dalam membuat poster dan penyampaian poster tersebut
ke publik
Dalam hal ini
bulan Ramadhan juga
merupakan sarana untuk meningkatkan ketakwaan,
sarana berbagi pada
sesama umat, sarana pengabdian
kepada masyarakat hingga
mewujudkan solidaritas
sesama makhluk Tuhan. Dalam lingkungan masyarakat, mendekati
bulan suci Ramadhan masyarakat ramai berduyun- duyun memenuhi mesjid untuk
melaksanakan tradisi tahunan yaitu membersihkan masjid agar nanti nya masjid
dapat digunakan untuh ibadah dan ibadah nya menjadi lebih khusyuk Dari sekedar
mencuci sajadah, mukenah, kain sarung sampai kain tirai pembatas shaf laki-laki
dan perempuan di cuci bersih menyambut bulan yang suci. Ada juga yang memulai
dengan kembali mengecat dinding-dinding masjid, pagar masjid, kubah masjid.
Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya
aktivitas manusia. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi
manusia terhadap barang atau material
yang gunakan sehari-hari,
sehingga pengelolaan sampah
tidak terlepas dari pengelolaan gaya hidup masyarakat. Peningkatan
produksi sampah terutama sampah rumah tangga telah menimbulkan masalah pada
lingkungan seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk.
Sementara, lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah juga makin terbatas. Kondisi ini makin memburuk manakala
pengelolaan sampah di
masing-masing daerah masih
kurang efektif, efisien, dan
berwawasan lingkungan serta
tidak terkoordinasi dengan
baik.Sebagian besar sampah
rumah tangga di
Indonesia kurang begitu
dimanfaatkan dan cenderung diangkut
ke Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) dan
Akhir Tempat Pembuangan (TPA).
Faktanya, hanya sebagian
kecil dari sampah
rumah tangga yang dikonversi menjadi komoditas yang
memiliki nilai ekonomi lebih, sebagai contoh hanya 7,15% dari
sampah yang terkumpul
dikonversi menjadi pupuk.
Kurniadi, M. D. K., & Putri, H. M. (2021). Tradisi
Bantai Adat: Kearifan Lokal Menyambut Bulan Ramadhan Masyarakat Merangin
Jambi. Jurnal Lektur Keagamaan, 19(2), 388-418.
Muhsinin, S., Dinata, D. I., Andriansyah, I., & Asnawi,
A. (2019). Peningkatan potensi ibu rumah tangga dalam mengolah sampah organik
rumah tangga menggunakan Metode Takakura di Desa Cibiru Wetan, Kabupaten
Bandung. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 4(2),
179-186.
0 Comments