Pemanfaatan Kembali Sampah Oleh Mahasiswa
UAS Psikologi Lingkungan
Muhamad Agung Gumelar
2018011122
Yogyakarta
adalah kota pendidikan dengan sekitar 130 perguruan tinggi negeri dan swasta.
Banyak orang memilih kota Jogja sebagai jenjang melanjutkan pendidikan, selain
itu orang dating ke Jogja juga untuk berwisata. Semakin banyak pengunjung ke
kota Jogja, tentu semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Seharusnya
mengolah sampah menjadi prioritas bagi masyarakat yang tinggal maupun
berdomisili di kota Jogja. Membuang sampah pada tempatnya, mengolah maupun
memanfaatkan kembali merupakan sebuah rasa kepedulian terhadap lingkungan. Banyaknya
kebutuhan pada mahasiswa, mulai dari kebutuhan untuk hidup maupun maupun
kuliah, otomatis menambah potensi sampah yang semakin banyak. Contoh dari
kebutuhan hidup seperti membeli makanan, minuman atau barang. Padahal timbulan
sampah dari produk tersebut bisa saja di minimalkan untuk mengurangi timbulan
sampah. Contoh perilaku adalah memilih makanan yang limbahnya paling sedikit,
menggunakan kembali botol minuman kemasan sebagai pot tanaman dan cara terakhir
mendaurulang sampah organik menjadi kompos. Contoh dari kebutuhan untuk kuliah
seperti kertas, buku, kardus, plastik, dll. Contoh perilakunya adalah dengan
cara menjual barang bekas tersebut ke bank sampah. Dengan seperti itu sampah
jadi terdaur ulang juga menambah pundi-pundi uang bagi mahasiswa.
Keadaan yang dirasakan hingga saat ini masih sangat memperihatinkan. Kurangnya kesadaran pada mahasiswa akan mengelola sampah nya sendiri menjadi salah satu hal penting yang perlu di sosialisasikan. Sumber daya mahasiswa yang tingga masih belum bisa mengembangkan potensi terhadap lingkungan sekitarnya. Hal tersebut mengakibatkan muncul lingkungan kumuh yang masih bisa dijumpai di sekitar tempat tinggal mahasiswa. Sementara itu, seiring peningkatan populasi pendatang baru setiap tahunnya mengakibatkan pengelolaan sampah semakin besar dan masih menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan. Kreativitas dan inovasi akan berjalan dengan lancar bila lingkungan sosial seseorang mendukungnya. Hal ini dikarenakan sedikit orang yang mempunyai ketrampilan yang kreatif dalam mengelola sampah. Di sisi lain, kreativitas dan inovasi membutuhkan eksperimen, yang mana seringkali eksperimen tersebut membutuhkan uang serta menimbulkan resiko. Jadi lingkungan sosial kerap tidak bisa menerima usaha-usaha inovatif, karena masyarakat di sekelilingnya belum bisa memahaminya.
Daftar Pustaka
Shinta, A.
(Editor) (2019). Memuliakan sampah:
Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta:
Deepublish.
https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat
https://lingkunganhidup.jogjakota.go.id
_basis data lingkungan hidup-dinas lingkungan hidup kota yogyakarta
https://dlh.semarangkota.go.id
_mengelola sampah menjadi produk kreatif oleh mahasiswa
0 Comments