UJIAN AKHIR PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Yuli Priansah
2018011161
Kelas Reguler
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
sumber gambar: Money Kompas.com
Mungkin masih banyak diantara masyarakat kita yang awam, menganggap bahwa sampah adalah permasalahan kecil. Kita terlalu fokus pada kebersihan diri sendiri seolah yang membuang sampah setiap hari hanyalah kita dan berpikir bahwa mana mungkin sampah yang kita buang bisa menimbulkan masalah besar? Sayangnya prasangka kita bahwa semuanya akan baik-baik saja tidaklah benar.
Beberapa cara yang sering kita lakukan untuk menyingkirkan sampah adalah dengan membakar, membuang ke sungai, atau hanya ditumpuk saja menunggu petugas kebersihan datang. Kita tahu akibatnya terhadap lingkungan, tapi pernahkah kita sadari bahwa bahaya nya mungkin telah kita telan sendiri? Seperti penelitian yang dilakukan oleh ECOTON, Nexus3 Foundation, Arnika, dan IPEN pada tahun 2019 terhadap sampel telur ayam yang diambil dari Desa Tropodo dan Desa Bangun di Jawa Timur. Hasilnya menemukan bahwa telur-telur tersebut mengandung senyawa dioksin dengan konsentrasi yang tinggi mencapai 2oo pg, senyawa ini dapat menyebabkan kanker apabila masuk ke dalam organ manusia. Mengapa bisa terjadi? Faktanya desa tersebut adalah salah satu destinasi utama untuk membuang sampah berkualitas rendah yang tidak inginkan, sekitar 50 ton sampah masuk perhari dan rutin dilakukan pembakaran untuk mengurangi timbunan sampah setiap harinya, karena dilakukan diruang yang terbuka dengan suhu kurang dari 1000 derajat lah yang menimbulkan senyawa dioksin, ECOTON et al 2019 (dalam Ali, 2020).
Penyebab kenapa manusia menyampah salah satunya bisa dilihat dari perspektif psikoanalisis yang mengatakan bahwa manusia itu mau mencari enak sendiri, malas atau tidak mau repot, dan pelupa, Tondok (2008).
Berdasarkan peraturan Presiden no. 97/2017 pemerintah Indonesia mempunyai target mengurangi timbunan sampah sebesar 30% dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan sebesar 70%. Untuk mencapai target tersebut salah satunya adalah dengan sosialisasi diikuti dengan promosi kegiatan yang nyata dan sesuai dengan era revolusi indutri 4.0 (Shinta, 2019). Target sosialisasi ini lebih cocok dilakukan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa, terutama Mahasiswa yang tanggungjawabnya terhadap masyarakat harus sudah terbentuk sebagai bentuk pengabdian akan ilmu yang sudah didapatkan.
Mahasiswa memiliki energi yang lebih dibandingkan orang tua dan dianggap sebagai seseorang yang berjiwa kreatif dan berpendidikan. Dengan menggunakan Mahasiswa sebagai figure yang turun langsung ke lapangan, masyarakat akan lebih mudah untuk diajak bekerjasama.
Kampus sebagai wadah bagi Mahasiswa bisa membentuk unit kegiatan mahasiswa yang berfokus pada lingkungan hidup yang didalamnya diberikan sosialisasi yang berkaitan dengan sampah. Realisasinya adalah mahasiswa bisa melakukan kerjasama dengan kepala desa daerah-daerah yang dituju/daerah asal masing-masing berserta para karang taruna-nya dan melakukan sosialisasi sekaligus praktek disana. Contohnya membangun bank sampah, daur ulang sampah kreatif yang bisa diwadahi dengan kegiatan perlombaan sehingga selain bisa bernilai ekonomi, kegiatan juga akan terasa lebih menyenangkan. Harapannya, setelah diberikan sosialisasi, rencana tidak lanjut dan kunjungan secara rutin masyarakat mampu untuk mempertahankan kebiasaan baik tersebut.
Sebenarnya sudah banyak cara yang bagus untuk mengatasi sampah, hanya saja tidak cukup pada bagaimana melakukannya tetapi point yang lebih penting adalah siapa yang melakukannya, sebesar apa kepeduliannya dan seberapa lama melakukannya.
Daftar Pustaka
Ali, Yusril Ihza. (2020). Lingkunga dan globalisasi: solusi akan relasi yang problematik studi kasus peningkatan sampah impor Indonesia pasca national sword policy China tahun 2018. Jurnal Global & Policy. Vol. 8. No. 1.
Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish. https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat. Diakses tanggal 16 Juni 2021
Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11. https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf. Diakses tanggal 16 Juni 2021
Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.
0 Comments