Tugas Wajib Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021
Dosen Pengampu : Arundati Shinta
Oleh : Muthi’ah Muliana/2018011096/Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Kementrian Lingkungan Hidup (dalam Suryani, 2014) mencatat penduduk Indonesia rata-rata menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Menurut Statistic Sampah Indonesia (dalam Suryani, 2014), jumlah sampah yang muncul diseluruh Indonesia mencapai 38,5 juta ton per tahun dengan dominan sampah berada di Pulau Jawa. TPA Regional Piyungan menerima sampah rata-rata 600 ton per hari dan akan dilakukan penambahan lahan baru seluas 6 hektar karena diproyeksikan pada tahun 2042 jumlah sampah akan naik menjadi 905 ton per harinya (Pemda DIY, 2020).
Banyaknya sampah yang dihasilkan, membuat kita perlu memikirkan bagaimana cara mengelola sampah dengan baik. Salah satunya bisa dengan mendirikan bank sampah. Bank sampah menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Menurut Aryenti (dalam Suryani, 2014) bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah.
Dusun Ngijo adalah tempat tinggal saya yang memiliki bank sampah, setelah mengikuti lomba Green and Clean, dusun Ngijo mendirikan bank sampah atas usulan warga-warga dan dikelola oleh beberapa warga. Bank sampah di dusun Ngijo diberi nama Bank Sampah “SALIM SARI” yang memiliki kepanjangan Sinau Andandani Lingkungan Masyarakat Sehat Asri Resik Ijo, artinya belajar memperbaiki lingkungan masyarakat agar menjadi lingkungan yang sehat, asri, bersih dan hijau. Bank Sampah “SALIM SARI” didirikan pada tanggal 14 November 2012 yang ditanggungjawabi oleh kepala dusun bapak Rohmadiyanto dan di ketuai oleh Ibu Wahyuni. Bank sampah ini sudah memiliki 86 nasabah dan menerima berbagai jenis sampah.
Sebagai nasabah saya menabung 4x dengan 4 jenis sampah yang berbeda. Sampah yang pertama yaitu duplek sebanyak 4kg. Harga duplek per kilonya yaitu Rp. 800, jadi uang yang dapatkan dari sampah duplek sebanyak Rp. 3.200. Sampah kedua yaitu plastic putoh seberat 0,5kg dengan harga Rp. 1.500/kg, dan jumlah uang Rp. 750. Sampah yang ketiga yaitu bodong seberat 2kg dengan harga per kilo Rp. 2.000 sehingga jumlah uang yang didapatkan Rp. 4.000. Sampah yang terakhir adalah Campuran seberat 1,7kg dengan harga Rp. 2.000/Kg, jadi uang yang didapatkan sebesar Rp. 3.400. Total uang yang saya dapatkan sebesar Rp. 11.350. Uang yang didaptkan nasabah dipotong 15% untuk operasional pengelola bank sampah. Namun ada juga nasabah yang menyerahkan semua uang yang didapatkan untuk shodaqoh.
Daftar Pustaka
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. (2020). Perluasan TPST Piyungan Diproyeksikan Selesai 2025. https://jogjaprov.go.id/berita/detail/9034-perluasan-tpa-piyungan-diproyeksikan-selesai-pada-2025.
Suryani, Anih Sri. (2014). Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Bank Sampah Malang). Jurnal Aspirasi, 5(1)
0 Comments