JENIS TUGAS: UJIAN AKHIR PSIKOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN PENGAMPU: ARUNDATI SHINTA
PENULIS: MUHAMMAD FAUZAN AJUN PRATAMA (2016011140)
KELAS PARALEL
Sebenarnya yang membuat masalah sampah di Indonesia tidak kunjung selesai yaitu berakar dari hanya satu masalah besar, ya hanya satu masalah besar, masalah besar tersebut adalah kesadaran dari setiap masyarakat akan “isu” sampah ini, sebenarnya jika sebagian saja masyarakat Indonesia menyadari “isu” sampah ini, maka akan sedikit berdampak positif pada masalah sampah yang terjadi di Indonesia. Hanya dengan menyadari “isu” sampah ini saja sudah sedikit berdampak positif bagi masalah sampah di Indonesia, apalagi diikuti dengan tindakan yang cukup besar dan dilakukan secara intens, jika sebagian masyarakat hanya menyadari “isu” sampah ini tanpa diikuti tindakan yang cukup besar dan dilakukan secara intens saja sudah akan sedikit berdampak positif bagi masalah sampah di Indoneisa, mengapa begitu?, dan mengapa hanya sedikit berdampak positif?, karena hanya dengan menyadari “isu” sampah, berarti orang tersebut sudah mengetahui dan memahami bahwa “isu” sampah ini adalah sebuah hal yang perlu diperhatikan dan berpengaruh terhadap kehidupan orang tersebut, sehingga orang yang sudah memiliki kesadaran tentang “isu” sampah tersebut akan terstimulus untuk memperlakukan sampah dengan semestinya, contoh kecilnya adalah orang tersebut membuang sampah di tempat yang seharusnya dan jika tempat sampah tersebut terdiri dari beberapa tempat sampah yang berbeda (sesuai dengan jenis sampahnya) maka orang tersebut akan membuang sampah tersebut ke tempat sampah sesuai dengan jenis sampah yang dibuangnya, sehingga walaupun tindakan ini bukan termasuk tindakan yang cukup besar, tetapi dapat berpengaruh terhadap masalah sampah di Indonesia jika jumlah orang yang seperti ini cukup banyak di Indonesia. Jika tindakan yang kecil seperti itu saja sudah dapat berdampak positif bagi masalah sampah di Indonesia, apalagi tindakan yang besar dan dilakukan secara intens.
Lalu bagaimana melakukan tindakan yang cukup besar dan dilakukan secara intens tersebut? ide yang terpikirkan oleh saya atas hal tersebut adalah dengan cara pengolahan semua sampah yang dihasilkan setiap rumah oleh orang-orang yang tinggal dirumah tersebut, jadi setiap rumah melakukan pengolahan sampah secara mandiri dengan cara-cara yang ramah lingkungan, sehingga sampah yang dihasilkan dari setiap rumah dapat diminimalisir atau bahkan rumah tersebut tidak menghasilkan sampah samasekali. Selain itu, pengolahan sampah secara mandiri ini dapat menjadi sumber penghasilan bagi orang-orang yang ada di rumah tersebut, bagaimana bisa? tentu saja bisa, sampah-sampah yang sekiranya bisa dijadikan prakarya atau bisa didaur ulang menjadi barang-barang yang layak pakai dan dapat dijual, dari hasil penjualan tersebut akan menghasilkan uang dan dapat menambah pendapatan orang-orang dirumah tersebut, tentu hal ini sangat positif, disisi lain masalah sampah di Indonesia terselesaikan, dan disisi lain pula masyarakat dapat mendapat penghasilan tambahan dan manfaat dari sampah, yang tadinya sampah menjadi masalah, justru bisa menjadi berkah.
Ide tersebut mungkin terlihat simple, tetapi bagaimana bisa jutaan rumah di Indonesia bisa melakukan hal tersebut? mungkin akan sulit, tetapi sulit bukan berarti tidak bisa, cara yang paling memungkinkan adalah kebijakan dari pemerintah pusat, jika ide ini bisa didengar pemerintah pusat, saya harap pemerintah pusat melakukan sesuatu dengan membuat kebijakan-kebijakan yang bisa disosialisasikan ke tingkat-tingkat di bawahnya. Kebijakan tersebut adalah menyarankan setiap rumah untuk mengolah sampahnya masing-masing. Pemerintah pusat memberikan kebijakan untuk disampaikan ke pemerintah daerah, pemerintah daerah meneruskan kebijakan tersebut ke kecamatan, dan seterusnya hingga tingkat terkecil yaitu tingkat RT, ketika semua kebijakan tersebut sudah tersampaikan keseluruh tingkat pemerintahan yang ada, maka sekarang hanya tinggal tugas dari tiap-tiap tingkat pemerintahan untuk menyampaikan kebijakan tersebut dan memberikan pelatihan kepada setiap masyarakat dalam hal pengolahan sampah di setiap lingkup tingkatnya berada, jika semua proses ini berjalan lancar, saya yakin mayoritas masyarakat Indonesia minimal akan mengetahui kebijakan tersebut dan mulai memperhatikan “isu” sampah ini, dan jika dari jutaan rumah di Indonesia setidaknya 30-40% saja melaksanakan kebijakan ini, maka itu sudah sangat berpengaruh besar pada masalah sampah di Indonesia, maka inti dari ide saya ini adalah “PERUBAHAN BESAR DIMULAI DARI HAL-HAL KECIL YANG TERORGANISIR DAN INTENS”.
Daftar Pustaka:
Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan
masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.
https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat
Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on
community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public
Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International
Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October
29th-30th, pp. 6-11.
https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf
Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.
0 Comments