Ujian Akhir Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Indonesia
adalah salah satu negara terbesar didunia dan ditopang oleh banyaknya penduduk
yang ada membuat Indonesia mempunyai banyak problematika yang terjadi, salah
satunya adalah masalah terkait lingkungan. Banyaknya penduduk yang ada disertai
dengan pola perilaku yang beragam dari tiap individunya membuat masalah
lingkungan ini menjadi suatu permasalahan yang cukup serius di Indonesia ini. Masih
banyaknya perilaku masyarakat yang sulit diatur untuk menjaga lingkungan adalah suatu
tantangan bagi pemerintah dalam upaya menjaga lingkungan. Banyaknya bencana
alam yang terjadi di Indonesia juga ada andilnya dari perilaku masyarakat
tersebut yang masih sulit diatur. Banjir, longsor, pemanasan global adalah
contoh dari bagaimana masyarakat masih abai dalam menjaga lingkungannya. Faktor
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan antara lain belum pahamnya atau belum
tersadarnya masyarakat untuk menjaga linkungan, minimnya pengetahuan dan
edukasi akan kerusakan lingkungan yang akan timbul, budaya turun temurun
seperti membuang sampah tidak pada tempatnya. Faktor faktor tersebut menjadi
alasan kenapa masih terjadinya kerusakan lingkungan yang dapat menyebabkan kerugian bagi semua
pihak.
Kita
sebagai mahasiswa juga harus peka terhadap keadaan sekitar khususnya
menanggulangi permasalahan lingkungan yang terjadi. Solusi terkait menaggulangi
permasalahan itu beragam, dimulai dari membiasakan diri membuang sampah pada
tempatnya. Langkah kecil seperti ini harus dibiasakan oleh semua orang guna
mendukung kelestarian lingkungan. Selain itu solusi lain bila permasalahan
sampah sudah terlanjur banyak maka dilakukan daur ulang. Daur ulang adalah
proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi bahan baru yang dapt
digunakan kembali. Daur ulang dilakukan untuk menekan produksi jumlah limbah
yang berlebihan khususnya plastik. Plastik adalah limbah yang paling sulit
terurai. Sekelompok mahasiswa Undip menciptakan genteng rumah berbahan dasar
plastik. Genteng tersebut berbahan dasar plastik yang ia dapatkan secara gratis
kemudian ia mengolahnya menjadi sebuah genteng. Genteng tersebut digadang
gadang lebih kuat daripada beton dan mempunyai nilai jual yang tinggi dengan
kelebihan tahan jamur, anti karat, tidak mudah pecah. Hal itu merupakan suatu
perilaku yang patut dicontoh mengingat ia juga turut ambil bagian dalam mengurangi
kerusakan lingkungan dan memberi nilai ekonomis pada barang tersebut pasalnya
plastik yang awalnya ia dapatkan secara gratis, ia jual menjadi sebuah genteng
dengan nilai jual yang tinggi. Perilaku lainnya seperti membawa tas belanja
berbahan kain dari rumah guna meminimalisir penggunaan plastik saat berbelanja
adalah cara kita ikut menjaga lingkungan.
Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan ……….dan masyarakat. Yogyakarta: ............Deepublish. https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konse............p.dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat
Shinta,
A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management
……….based on community
empowerment as the basis of the health national resilience. ……….Proceeding
Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through ………..Innovative
Collaboration. 4th International
Symposium of Public Health. Griffith ……….University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia,
October 29th-30th, pp. 6-11.
……....https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH.2019-Unair.pdf
Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.
Bayu
D.I.M. 2013. Pengetahuan mendaur ulang
sampah rumah tangga dan niat mendaur ulang ,,,,,,,,,,,,sampah. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi;
Vol 10, No 1; Hal 1-12.
https://manunggal.undip.ac.id/mahasiswa-undip-menyulap-limbah-plastik-menjadi-genteng/.
…....,.........(Diakses
tanggal 16 Juni 2021 pukul 22:01 WIB)
Penulis |
0 Comments