Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021
Essay 4 : Pengabdian
Dosen Pengampu : Arundati Shinta
Zukhruf Kalyana Mukti
2018011112
Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
![]() |
Gambar: Kal |
Saya mencoba membuat pupuk kompos dengan bahan dasar sampah dapur sendiri untuk pertama kalinya. Saya tidak mengetahui tata cara pembuatannya, sehingga saya mencarinya di internet. sayangnya karena banyak cara yang berbeda dan beberapa hal tidak sesuai dengan kondisi saya, akhirnya saya memutuskan bertanya ke tetangga saja.
Saat ini saya berdomisili di Rowokele, Kebumen. Tanah di sekitar rumah saya (menurut saya) tidak bisa dikatakan humus. Tanahnya amat kering bahkan hingga retak-retak. Saat dicangkul sangat keras sehingga menyulitkan. Saya jadi ingat, saking keringnya, saat kecil saya bermain 'penjual-pembeli cokelat' dengan sepupu saya, karena retakan tanah tersebut mirip cokelat batangan haha.
![]() |
Gambar: Kal |
Tetangga saya mengatakan bahwa pembuatannya harus berlapis-lapis, dan menggunakan daun segar (bukan kering, ternyata) yang tipis dan mudah membusuk. tentu saja karena menggunakan daun segar dan hijau pembusukannya akan lebih lama. Beliau membutuhkan waktu 3 bulan untuk membuatnya. Jika ingin cepat sebenarnya bisa menggunakan EM4, sayangnya tempat saya cukup terpencil untuk mencari bahan-bahan kimia tersebut.
Setelah mendapat kiat-kiat dari tetangga, saya mulai mencangkul tanah kering tersebut. Setelah selesai mencangkul, saya menaburkan air pada tanah tersebut dengan tujuan agar lebih gembur. Setelah melunak, saya mencangkulnya kembali.
Sampah dapur yang saya bawa tak banyak, karena rencananya saya hanya ingin membuat pupuk satu wadah pot ukuran besar. Tanah yang sulit didapatkan juga menjadi salah satu penyebabnya. Sampah makanan yang saya miliki antara lain teh, buah-buah busuk, bolu kedarluarsa dan sisa-sisa hasil masakan.
![]() |
Gambar: Kal |
Yang pertama saya lakukan adalah memasukkan tanah hingga 3cm yang sudah disiram air, lalu sampah dapur kemudian ditimbuni daun-daun . Saya memakai daun ubi yang ada di sekitar rumah. lalu saya kembali menimbun dengan tanah kemudian dilapisi dedaunan dan yang terakhir adalah tanah lagi. Setelah dirasa cukup, saya membawanya ke belakang lalu menutupnya dengan papan kayu.
Konon, dalam proses pembusukannya pupuk ini tidak boleh kena air saat hujan ataupun kena sinar matahari saat siang, sehingga lumayan ribet dan harus telaten. Jika saya kira-kira, cikal bakal pupuk tersebut beratnya 3kg, semoga saja berhasil, aamiin hihi. Seperti yang tetangga saya bilang, ketika menggunakan daun segar maka proses pembusukannya lebih lama, yakni membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Namun, bukankah semakin busuk akan semakin baik pupuknya? hihi
![]() |
Gambar: Kal |
![]() |
Zukhruf Kalyana M |
2 Comments
bagus banget kosa kata penulisannya
BalasHapusterbaik
Suuwuunn daal
Hapus