
Air merupakan sumber kehidupan, tanpa adanya air maka kehidupan tidak akan pernah ada, air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini, maka dari itu penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya, mengingat pada saat ini, ketersediaan air bagi kehidupan semakin berkurang, ada banyak hal yang melatarbelakangi hal ini, diantaranya adalah pencemaran air oleh limbah pabrik, pencemaran air oleh sampah plastik dan sampah-sampah lainnya, dan penebangan pohon besar-besaran yang terjadi, penebangan pohon dapat mempengaruhi jumlah air, karena pada dasarnya pohon dapat menyimpan banyak sekali cadangan air tanah, ketika pohon ditebang maka otomatis alat “penyimpanan” air alami tersebut sudah tidak ada lagi dan berdampak pada ketersediaan air dunia. Sudah banyak gerakan-gerakan dari seluruh dunia yang menyerukan tentang pelestarian air, karena jika bukan sekarang lalu kapan lagi, jangan sampai menunggu bumi “sekarat” dulu baru menyadari dan memulai.
Salah satu bentuk pelestarian air yang saya temukan di sekitar tempat saya berada adalah Embung Potorono. Embung Potorono yang berlokasi di dusun Salakan, desa Potorono, kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul, DI Yogyakarta ini memiliki luas sekitar 4.800 meter persegi dan dibangun pada tahun 2017 dengan tujuan sebagai penampungan air hujan, sehingga disaat musim kemarau tiba, kebutuhan air untuk pertanian dan air untuk sumur warga sekitar dapat selalu tersedia, hal ini merupakan bentuk pelestarian air yang sangat-sangat bermanfaat. Selain sebagai tempat penampungan air, embung ini sekarang juga menjadi objek wisata yang menarik cukup banyak warga desa sekitar maupun warga Yogyakarta secara umum, disini kita bisa memberi makan ikan, menaiki perahu bebek dan kayak, dan bisa juga sebagai tempat bersantai sambil berkumpul bersama keluarga.
Dari pemaparan diatas, saya mendapat pembelajaran bahwa kekuatan air itu sangat luat biasa (the power of water), disaat air mengalir, dia memberi kehidupan, bahkan ketika air hanya diam pun, dia masih bisa memberi harapan. Kalimat tersebut sangat dalam maknanya bagi saya, begitu pentingnya air sehingga kita sangat bergantung kepadanya dimanapun dan kapanpun, maka dari itu sebagaimana kita membutuhkan air, air pun membutuhkan kita untuk mempertahankannya agar tetap ada atau lestari. Pelestarian air juga bisa dilakukan dari hal-hal kecil yang dilakukan setiap orang sehari-hari misalnya tidak mengisi bak air sampai tumpah, mencuci pakaian menggunakan air secukupnya, dan memakai bekas air cucian untuk menyiram piring kotor yang hendak dicuci, dari hal-hal kecil tersebut sebenarnya kita sudah melakukan gerakan pelestarian air, dan jika seluruh orang didunia melalukan hal-hal kecil tersebut maka bisa dipastikan ketersediaan air akan selalu ada untuk waktu yang lama.
Pelestarian air ini tentu bukan hanya tugas pemerintah yang membangun embung/waduk dan bukan hanya tugas perseorangan yang melakukan hal-hal kecil untuk melestarikan air, tetapi juga tugas semua perusahaan atau industri-industri yang berkaitan dengan hal ini, akan percuma jika kita sudah berusaha melestarikan air semaksimal mungkin tetapi perusahaan atau industri yang berperan besar dalam pencemaran air masih melakukan kegiatan yang mencemari air dengan frekuensi dan jumlah yang luar biasa, perusahaan atau industri-industri ini juga harus sadar akan pentingnya pelestarian air, salah satu caranya dengan cara mendaur ulang limbah terlebih dulu sebelum membuangnya agar tidak mencemari air di lingkungan sekitarnya. Dengan adanya sinergi dari seluruh elemen masyarakat, maka pelestarian air ini akan terwujud secara maksimal dan akan mengamankan ketersediaan air bagi anak cucu kita nanti.
Daftar Pustaka: Pengalaman Pribadi & Survei Lapangan
Penulis: Muhammad Fauzan Ajun Pratama (2016011140)
Jenis Tugas: Essay Ujian Tengah Semester/Lomba Foto (Butir 8)
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Psikologi Lingkungan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
0 Comments