
Ada lebih dari 7 miliar orang yang hidup di bumi kita sekarang ini, dan setiap orang mempunyai perilaku yang berbeda-beda, tentu hal ini terkadang menyebabkan munculnya beberapa masalah dalam kehidupan, ketika seseorang mempunyai perilaku yang berlawanan dengan orang lain, terkadang akan menimbulkan konflik, konflik ini baru bisa terjadi jika kedua orang yang memiliki perilaku berlawanan tersebut saling tidak mau mengalah satu dengan yang lain, berbeda halnya ketika salah satu dari kedua orang yang mempunyai perilaku yang berlawanan tersebut mengalah dan mencoba memahami, hal ini tentu akan menghindarkan kedua orang tersebut dari konflik yang mungkin akan terjadi. Mungkin “mengalah” bagi sebagian orang adalah bagian dari bentuk ketidakberdayaan dan bentuk kekalahan, tetapi disisi lain “mengalah” adalah suatu perilaku yang sebenarnya positif, bisa dibayangkan jika seluruh orang di dunia ini tidak mempunyai perilaku “mengalah” ini, bisa dipastikan dunia ini akan porak poranda, dunia butuh keseimbangan, bahkan dalam hal yang bersifat “perilaku”.
Membahas tentang perilaku “mengalah”, mungkin sebagian orang akan setuju bila hal ini begitu merekat kepada orang-orang yang bekecimpung di dunia psikologi, bagaimana tidak, orang yang ada di bidang ini memang sengaja terjun ke dunia tersebut semata-mata untuk menolong orang lain dalam hal yang berkaitan dengan psikologi atau dalam kata lain membantu seseorang dalam hal mentalitas atau kejiwaan. Untuk bisa dapat terjun ke dunia tersebut dan menolong orang lain secara mental, tentu butuh perjuangan yang tidak mudah, selain harus berbekal ilmu-ilmu psikologi, orang di bidang ini juga harus mempunyai “blink”, apa itu blink? Blink adalah sebutan untuk sikap seseorang yang bisa menenangkan dan membuat nyaman orang lain dengan percakapan dan perbuatan yang dilakukannya, sehingga orang-orang yang menginginkan bantuan secara mental ini merasa didengarkan dan merasa dipahami. Tentu untuk mempunyai “blink” ini, orang yang bergerak di bidang psikologi harus melatih hal tersebut, dan salah satu perilaku yang berperan besar dalam pembentukan blink ini adalah perilaku “mengalah”, jadi untuk orang yang bergerak dalam bidang psikologi biasanya sudah akarab dengan perilaku “mengalah” dan bahkan sudah bisa menambahkan poin lain dalam perilakunya tersebut yang tentu bisa menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari perbedaan perilaku dengan orang lain.
Pemaparan di atas bersumber dari pengalaman saya, saya adalah mahasiswa psikologi semester 10, dan saya lihat pada diri saya sudah mempunyai “blink” tersebut karena saya sering menerapkan perilaku “mengalah” dalam kehidupan sehari-hari saya, karena hal tersebut pula saya jadi bisa menambahkan poin lainnya dalam sikap saya, sehingga terkadang dapat merubah keadaan di tengah orang-orang yang berperilaku berlawanan, contoh nyata yang pernah saya alami berhubungan dengan kebersihan, dimana pada saat itu saya tinggal di suatu wilayah yang secara keseluruhan “terkesan” tidak bersih, sampah dimana-mana dan banyak barang-barang yang tidak teratur letaknya sehingga membuat lingkungan tersebut terlihat tidak rapi dan tidak sedap dipandang. Untuk beberapa saat, saya tidak terlalu bermasalah dengan hal tersebut, tetapi lama-kelamaan saya mulai terganggu dengan pemandangan yang tidak sedap setiap saya pulang ke rumah saya yang ada di lingkungan tersebut, saya sudah mencoba untuk mendiskusikan masalah ini ke pihak yang terkait untuk setidaknya mengingatkan masyarakat di lingkungan tersebut untuk menertibkan barang-barangnya dan membersihkan halaman rumah mereka masing-masing, tetapi hal tersebut gagal karena pihak yang terkait pun terasa setengah hati dalam menanggapi masukan dari saya, sampai akhirnya saya memutuskan untuk memuai membersihkan halaman saya sendiri dengan sangat bersih, hal tersebut saya lakukan cukup lama, sampai ada beberapa tetangga yang selalu melihat dan terkadang berucap “mbok uwes le rausah diresiki” yang artinya sudah nak, tidak usah dibersihkan, tetapi saya tetap rutin melakukan hal tersebut sampai pada kondisi halaman saya benar-benar bersih dan saya tetap merawat halaman tersebut walaupun sudah sangat bersih, secara otomatis pemandangan halaman rumah saya jadi sangat sedap untuk dipandang, dan tetangga saya jadi sering mampir dan singgah diteras untuk beberapa waktu, mulai sejak itu saya beberapa kali melihat tetangga sebelah saya yang sedikit demi sedikit membersihkan halamannya sendiri, dimulai dari mengangkut barang-barang bekas yang sudah berkarat di halaman, dan sejak saat itu beliau saya lihat sering menyapu di halamannya sendiri. Sampai suatu saat saya pernah berucap kepada beliau “weh saiki rajin e” yang artinya wah sekarang jadi rajin ya, dan beliau menjawab “aku yo pengen halamanku resik koyo nggonmu” yang artinya aku juga ingin halamanku bersih seperti halamanmu. Semenjak saat itu saya percaya bahwa perilaku “mengalah” yang diikuti poin positif lain akan menghasilkan perilaku modeling untuk orang lain, bahkan untuk orang yang tadinya perilakunya berlawanan sekalipun, jadi jika ingin merubah sesuatu yang besar, maka rubahlah diri sendiri terlebih dahulu agar menjadi model untuk lingkungan sekitar.
Daftar Pustaka: Pengalaman Pribadi
Penulis: Muhammad Fauzan Ajun Pratama (2016011140)
Jenis Tugas: Essay 1 (Butir 5)
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Psikologi Lingkungan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
0 Comments