ESSAY PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN

 

ESSAY

PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN



Masalah lingkungan hidup yang terjadi dapat dikatakan sebagai masalah moral, yang berhubungan dengan perilaku manusia. Lingkungan hidup tidak hanya berkaitan dengan masalah teknis saja tetapi menjadi krisis moral secara global. Pencemaran dan kerusakan yang terjadi di hutan, laut, air, tanah, atmosfer dan berbagai macam bentuk kerusakan lainnya diakibatkan oleh perilaku manusia yang tidak peduli dan tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan kebutuhan hidupnya saja. Dapat dikatakan penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang utama adalah manusia. Manusia dan lingkungaan memiliki hubungan yang saling ketergantungan dan timbal balik. Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupannya. interaksi antara manusia dan lingkungan yang terjadi secara terus menerus, akan mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungan. Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik buruknya kondisi suatu lingkungan. Cara manusia memperlakukan lingkungannya akan berdampak pada kualitas hidup manusia itu sendiri

Generasi milenial yang sudah bekerja, kini mempunyai kebiasaan aneh yakni giat berkebun, punya tanaman, bahkan bisnis dallam bidang tanaman. Contoh: Lewi Cuaca, seorang pecinta tanaman hias. Bisnisnya unik. Ia punya kafe Lewi’s Organics Cafe di Tangerang. Ia memajang ratusan tanaman hias. Tampilan tanaman hias itu tidak biasa. Daun yang seharusnya berwarna hijau, di tangan Lewi, daun itu berwarna seperti albino. Ternyata, bisnisnya adalah kawin silang tanaman. Dampaknya, ia kebanjiran order pada masa pandemi ini. Ada juga yang bisnis Klinik Tanaman, yakni menyehatkan tanaman tercinta. Bisnisnya sangat laku sehingga merekrut banyak karyawan (Ninik & Dewabrata, 2021). Pertanyaannya, apakah generasi milineal mempunyai perubahan persepsi sehingga menjadi pro-lingkungan hidup?

Perilaku pro lingkungan adalah usaha seseorang/ individu untuk mengurangi dampak yang negatif akibat kerusakan alam dengan melakukan perbaikan dan pelestarian lingkungan. Pada kasus generasi milineal diatas termasuk indicator perilaku pro lingkungan  yang bertujuan untuk melestarikan alam. Seseorang yang memiliki sikap ramah lingkungan akan memiliki sikap positif terhadap produk-produk ekologis dan tentunya akan ikut serta dalam kegiatan yang memberikan perlindungan pada lingkungan. Sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan niat untuk membeli produk yang ramah lingkungan. Beberapa penelitian menjelaskan terdapat hubungan yang positif antara sikap dan perilaku pro lingkungan. Sikap yang positif terhadap perilaku pro-lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. Hal tersebut menjadi penting dalam rangka mengurangi dampak negatif dari kerusakan lingkungan sehingga tercipta lingkungan yang berkelanjutan

Apa persepsi lingkungan hidup itu? Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang terkandung dalam objek itu. Penciptaan makna-makna itu terkadang meluas, sesuai dengan kebutuhan individu . Contoh dari kasus generasi milienial itu adalah mengamati sebuah pohon besar dengan batangnya yang besar dan daunnya rimbun. Persepsi yang muncul adalah sebuah benda yang dapat menjadi peneduh yang menyenangkan, tempat untuk pesta kebun, tempat untuk berpose bagi penganti yang senang dengan hal-hal yang alami, atau bisa juga sebagai tempat yang mengerikan karena banyak hantunya. Pohon itu juga bisa berfungsi sebagai sumber pendapatan dengan cara membuat warna daun menjadi albino dengan cara dikawin silang. Generasi milineal jelas mempunyai perubahan persepsi karena memiliki usaha dibidang pelestarian tanaman yaitu klinik tanaman berarti generasi milenial memiliki pemahaman dan kesadaran pentingnya menjaga melestarikan tanaman dan  kesiapan generasi milenial untuk melakukan suatu tindakan, dalam hal ini menjaga lingkungan. Sekali lagi perlu ditekankan dalam tulisan ini bahwa persepsi terhadap lingkungan hidup penting, sebagai salah satu dasar bagi munculnya perilaku yang lebih pro terhadap pelestarian lingkungan hidup. 

Kaitannya dengan banyak order dimasa pandemi itu merupakan bonus / keuntungan yang diakibatkan karantina wilayah yang memaksa banyak orang untuk tetap tinggal di rumah, karyawan harus bekerja dari rumah, anak-anak sekolah diminta untuk sekolah di rumah (daring)  sehingga banyak orang yang mengisi kesibukan dengan bercocok tanam terlebih usaha unik tanaman albino dari Lewi Cuaca dari hasil tanam silang, sehingga menambah minat orang untuk membeli tanaman tersebut yang berdampak bagus terhadap lingkungan dan bonusnya usaha generasi milenial meraup untung akibat dari adanya pandemi ini.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mendorong perilaku pro-lingkungan sebagai wujud dari kepedulian kita untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan. Pertama, kita harus selalu memupuk rasa senang kita terhadap lingkungan hidup kita dengan cara menanam pohon, membersihkan sampah di sekitar kita, peduli dengan kebersihan lingkungan, dan berbagai bentuk kegiatan yang mendorong rasa cinta kita terhadap lingkungan. Kedua, menciptakan norma akan kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan membuat berbagai macam aturan tentang menjaga kebersihan lingkungan, aturan membuang sampah, dan yang lebih penting memberi contoh kepada orang lain untuk peduli terhadap lingkungan hidup. Ketiga, meningkatkan keyakinan diri bahwa kita mampu untuk berbuat baik terhadap lingkungan hidup kita. Tantangan yang sering kita hadapi adalah perasaan tidak dapat hidup tanpa sesuatu yang mungkin bisa merusak lingkungan, misalkan, banyak orang saat ini merasa tidak bisa minum kalau tidak menggunakan sedotan plastik, atau sangat merepotkan kalau mau belanja harus membawa tas daur ulang, lebih enak mengandalkan tas kresekyang disediakan oleh toko. Perasaan tidak mampu ini harus kita lawan dengan meyakini bahwa hal-hal yang dipandang sulit akan menjadi mudah kalau sudah menjadi kebiasaan. Mudah-mudahan di masa pandemi ini bisa menjadi momentum kita untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan berbagai aktivitas yang prolingkungan semisal, bercocok tanam, hemat listrik, mengurangi sampah plastik dan lain sebagainya.

 

 

0 Comments