ESSAY
MASALAH DAN PENDAYAGUNAAN SAMPAH
Setiap orang ingin sehat bukan? Ya tentu saja. Ada banyak
cara untuk membuat dan menjalani hidup sehat. Salah satunya adalah dengan
menjaga lingkungan kita agar tetap bersih. Lalu bagaimana cara untuk menjaga
lingkungan agar tetap bersih? Salah satunya dengan cara JANGAN MEMBUANG SAMPAH
SEMBARANGAN. Memang, hal ini merupakan hal yang gampang diucap, tapi masyarakat
susah untuk menerapkan langsung di lingkungan sekitarnya.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Tapi apakah kalian tahu apa itu sampah? Sampah adalah konsekuwensi dari adanya aktivitas manusia.
Contohnya, Anda bekerja di Organisasi X. Di halaman organisasi, ada banyak sampah daun-daun yang bertebaran, sampah plastik dan kertas bertebaran, taman tidak terawat, kloset yang bau, puntung rokok bertebaran, sampah tisu di kamar mandi bertebaran padahal di dekatnya ada tong sampah, air dari kamar mandi meluber ke mana-mana, air AC meluber ke mana-mana, papan kliping terbengkalai. Sangat memprihatinkan bukan?
Kehadiran sampah sebagai buangan dari aktifitas domestik, komersil maupun industri tidak bisa dihindari, bahkan semakin kompleks dan meningkat kuantitasnya sejalan dengan perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu. Yang menyedihkan masyarakat belum memiliki kesadaran dan kepedulian tentang sampah.
Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banji.
Adapun jenis-jenis sampah, antara lain:
1. Sampah organik, yaitu
buangan sisa makanan misalnya daging, buah, sayuran dan sebagainya.
2. Sampah anorganik, yaitu
sisa material sintetis misalnya plastik, kertas, logam, kaca, keramik dan
sebagainya.
3. Buangan bahan berbahaya
dan beracun (B3), yaitu buangan yang memiliki karakteristik mudah terbakar,
korosif, reaktif, dan beracun. B3 kebanyakan merupakan buangan dari industri,
namun ada juga sebagian kecil merupakan buangan dari aktifitas masyarakat kota
atau desa misalnya baterai, aki, disinfektan dan sebagainya.
Lingkungan organisasi X terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.
Daun-daun dan kertas-kertas yang bertebaran ini akan cepat membusuk, atau terdegradasi oleh mikroorganisme yang berlimpah di alam ini, dan berpotensi pula sebagai sumberdaya penghasil kompos, metan dan energi.
Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak
sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat
menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah. Sampah yang tercecer seperti
tissue, putung rokok, plastik yang tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran
drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.
Berdasarkan uraian tersebut pengelolaan sampah
tidak cukup hanya dilakukan dengan manajemen 3P (Pengumpulan, Pengangkutan dan
Penimbunan di TPA). Sampah dikumpulkan dari sumbernya kemudian diangkut ke TPS
dan terakhir ditimbun di TPA, tetapi reduksi sampah dengan mengolah sampah
untuk dimanfaatlkan menjadi produk yang berguna perlu dipikirkan.
Banyak sudah literatur yang mengupas masalah
konsep pengelolaan sampah, tidak terhitung sudah banyak ahli lingkungan yang
mengerti tentang sampah di Indonesia. Tetapi masalah sampah tidak pernah
teratasi dengan tuntas.
Factor yang paling dominan berpengaruh terhadap
pengelolaan sampah di organisasi X adalah terletak pada :
1.
Budaya sikap dan perilaku karyawan di organisasi
2.
Kesadaran karyawan di organisasi
3. Peraturan di organisasi (contoh seluruh karyawan diwajibkan
menjaga lingkungan apabila kotor maka seluruh karyawan akan dikenakan denda)
4.
Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolahan dan TPA
Bagaimana cara agar mengurangi penumpukan sampah
yang ada di organisai X ?
1.
Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan
sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan
“pengurangan sampah”. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang
bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa
diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan
tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali
pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan
yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot
kaleng minuman).
2.
Metoda Pembuangan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk
menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di
dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang
bekas pertambangan, atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat
yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan,
diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya hama, dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya.
3.
Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki
nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang Contoh
kegiatan daur ulang adalah antara lain adalah :
§ Pemanfaatan kembali
kertas bekas yang dapat digunakan terutama untuk keperluan eksternal
- Plastik bekas diolah kembali
untuk dijadikan berbagai macam barang untuk mempercantik lingkungan
organisasi seperti bunga plastic, pot plastic dan sebagainya
4.
Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti zat tanaman,
sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk
kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang
bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
5.
Pemilahan Sampah
Sampah yang dikumpulkan di perusahaan pada
umumnya bercampur antara bahan-bahan organik maupun non organik sehingga
pemilahan perlu dilakukan secara teliti untuk mendapatkan bahan organik yang
dapat dikomposkan seperti dauan-daunan, sisa makanan, sayuran dan buah-buahan.
6.
Peranan Karyawan dan
Perusahaan
a. Peranan Karyawan
Diperlukan upaya peningkatan kesadaran yang
tinggi dalam pengelolaan sampah. Upaya yang dilakukan meliputi :
§ Masyarakat memiliki kesadaran untuk mengurangi jumlah sampah dari
sumbernya.
§ Masyarakat memiliki kesadaran (willingness to pay) yang
tinggi terhadap biaya pengelolaan sampah.
§ Masyarakat merasa bangga dapat menjaga lingkungan tetap bersih.
b. Peranan Perusahaan
§ Diperlukan peran serta perusahaan dalam pengelolaan sampah
(pengumpulan/pengangkutan, incinerator, daur ulang, landfill, dll) yang
dilakukan dengan professional, transparan dan accountable.
§
Diperlukan perangkat kebijakan dalam pengelolaan sampah oleh
perusahaan seperti kemudahan dalam memenuhi ketentuan dan adanya intensif yang
menarik dari perusahaan terhadap karyawan yang melakukan gaya hidup bersih
dilingkungan perusahaan.
7.
Peningkatan Kapasitas “Reward and
Punishment” oleh perusahaan
Peraturan yang dibuat oleh Perusahaan dengan
penilaian terhadap karyawan dilingkungan organisasi.
Adapun Manfaat pengelolaan sampah dilingkungan
organisasi X yaitu :
1. Penghematan lahan TPA
2. Lingkungan asri (bersih,
sehat, nyaman)
3. Mengurangi pencemaran
0 Comments