Tulisan Untuk Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial 2
Tulisan Untuk Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial 2
Dosen Pengampu : Arundati Shinta
Penulis : Muhammad Angga Pratama Putra ( 2021011101 )
Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta
Topik :
Saya merupakan salah
satu anggota dari kelompok penilai yang bertugas untuk menentukan bahwa
seseorang bersalah atau tidak bersalah. Jumlah anggota kelompok adalah 10 orang
termasuk diri saya sendiri dan anggota ini memiliki latar belakang ekonomi, status
sosial, tingkat pendidikan dari anggota kelompok adalah setara/tidak ada
perbedaan yang mencolok. Dari 10 anggota tersebut hanya diri saya yang memahami
betul bahwa orang yang akan dinilai sama sekali tidak bersalah.
Penyelesaian
kasus :
Suatu kelompok
dikatakan baik jika memiliki dinamika kelompok yang aktif. Dalam kasus ini saya
berusaha untuk memposisikan diri saya sebagai seorang yang memiliki kuasa
tertinggi di dalam kelompok karena semua anggota kelompok memiliki kesetaraan
derajat dan memiliki hak yang sama. Saya mencoba untuk mengambil peran leadership dalam kelompok ini, dalam
sebuah kelompok tidak semua anggotanya memiliki rasa keberanian berpendapat sesuai
pendapat pribadinya.
Dengan kekuasaan,
pemimpin dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya, Hersey, Blanchard dan Natemeyer (Thoha,
2010) menyatakan bahwa seorang pemimpin seharusnya tidak hanya menilai
perilakunya sendiri untuk memengaruhi orang lain, tetapi juga harus mengerti
posisi mereka dan bagaimana cara menggunakan kekuasaan untuk memengaruhi orang
lain sehingga menghasilkan kepemimpinan yang efektif.
Kekuasaan (power) seringkali
diartikan sebagai pengaruh (influence) atau otoritas (authority).
Seseorang memiliki kekuasaan dikatakan sebagai seseorang yang berpengaruh atau
seseorang mempunyai otoritas/wewenang untuk melakukan sesuatu. Pengertian kekuasaan
seperti yang dikemukakan oleh Walter Nord (Thoha, 2010) adalah kemampuan untuk
memengaruhi aliran, energi, dan dana yang tersedia untuk suatu tujuan yang
berbeda secara jelas dengan tujuan lainnya. Definisi kekuasaan juga banyak
dikemukakan oleh para ahli lainnya seperti Bierstedt yang mengemukakan
kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan kekuatan, Roger mengemukakan
kekuasaan adalah suatu potensi dari suatu
pengaruh.
Secara sederhana, kepemimpinan adalah
setiap usaha untuk memengaruhi, sementara itu kekuasaan dapta diartikan sebagai
suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Jadi kekuasaan merupakan salah
satu sumber seorang pemimpin untuk mendapatkan hak untuk mengajak atau
memengaruhi orang lain. Sedangkan otoritas dapat dirumuskan sebagai suatu
bentuk khusus dari kekuasaan yang biasanya melekat pada jabatan yang ditempati
oleh pemimpin. Dengan demikian, otoritas adalah kekuasaan yang disahkan (legitimatized)
oleh suatu peranan formal seseorang dalam suatu kelompok.
Berdasarkan penjelasan
di atas saya ingin menjadikan diri saya sebagai orang yang dominan dalam
kelompok, dengan kata lain orang yang memiliki dominan tinggi adalah seorang
pemimpin, saya berupaya untuk mengambil kepercayaan semua anggota kelompok,
dengan mendapat kepercayaan yang tinggi dari semua anggota kelompok, mereka
pasti akan meyakini bahwa pendapat saya itu benar. Setelah mendapat rasa
percaya itu, dengan didukung dominasi saya dalam kelompok, semua anggota
kelompok akan percaya kalau memang benar bahwa salah satu anggota kelompok
tidak melakukan kesalahan karena kepercayaan tinggi mereka terhadap saya.
Kepercayaan merupakan dasar seseorang dalam
bertindak dengan berlandaskan norma-norma yang dianut di lingkungannya (Lawang dan
Robert, 2004; Mahamit et al., 2016; Fukuyama, 2007). Kepercayaan yang
tumbuh dalam kelompok merupakan perekat untuk terjalinnya kerjasama antar
anggota kelompok. Sehingga dengan adanya rasa percaya yang tumbuh antar anggota
dalam suatu kelompok dapat menjadikan anggota tersebut bekerjasama lebih
efektif.
Menjunjung kebersamaan, keterbukaan
dalam setiap masalah dan membangun kepercayaan terhadap setiap anggota kelompok
merupakan kunci dari kesehatan dalam sebuah organisasi atau kelompok. Kerja
sama kelompok dapat terwujud dengan adanya pembinaan hubungan kerja, baik
hubungan kerja antara para anggota organisasi atau perusahaan maupun antara pemimpin
kelompok dengan anggota yang lain. Hubungan dalam kelompok adalah tercapainya
kerja sama yang kompak dan harmonis antara sesama anggota organisasi atau
sumber daya manusia yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Yudiaatmaja, F.
(2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya. Media Komunikasi FPIPS, 12(2).
Setiyanti, S. W.
(2012). Membangun kerja sama tim (kelompok). Jurnal Stie Semarang (Edisi Elektronik), 4(3), 59-65.
0 Comments