Meringkas Film Sosial
THEODORA A. GLORIANI
2021011040
Topik
|
Tanpa disadari Media Sosial sudah
"Menjajah" hidup kita.Kita sibuk untuk membandingkan postingan
orang lain dengn kehidupan pribadi.Menjadikan kita tidak memiliki waktu untuk
keluarga,teman, sahabat dan orang terdekat lainnya,No more privacy dan bahkan
tanggapan like, notifikasi dan komentar orang lain di sosial lebih penting
dan diperhatikan. |
Sumber |
A Social Life ( Social Media
Depression).https://youtu.be/GXdVPLj_pIk |
Ringkasan
Film |
Terdapat seorang tokoh wanita dalam film
pendek ini.Dalam kehidupan sehari-harinya dia hanya memperhatikan bagaimana
kehidupan sosial medianya.Mulai dari bangun tidur,hal pertama kali yang
dicari dan dicek adalah notifikasi dari media sosial serta postingan orang
lain. Tokoh wanita ini bahkan memalsukan segala
kegiatannya agar media sosialnya terlihat lebih hidup dibandingkan dengan
kehidupannya di dunia nyata hanya agar pengguna sosial media yang lain
tertarik dan menyukai postingannya. Tokoh seolah sibuk dengan dunianya
sendiri hingga tidak memiliki waktu untuk keluarga,hingga suatu hari dia
menyadari apa yang dilakukannya tidak berguna dan dia terjebak dalam
lingkaran media sosial. |
Permasalahan
|
Permasalah yang dimiliki dalam film ini
adalah mengenai seorang individu yang memfokuskan dirinya pada dunia yang
tidak nyata namun tidak berbatas yaitu sosial media dan internet.Dan akhirnya
mengabaikan kehidupan sosialnya.Hal yang seharusnya menjadi fokus utama malah
dikesampingkan demi penilaian dari orang-orang yang bahkan tidak
dikenal.Perilaku hedonisme yang ditunjukkan dalam layar dan pose menjadi
prioritas agar dianggap memiliki kehidupan yang bahagia dan layak,walau pada
nyatanya dalam diri terdapat kesepian yang sangat dalam. |
Opini
Saya |
Tidak jarang memang saat ini masyarakat
melakukan hal apa saja agar postingan yang ada di akun media sosialnya
mendapat banyak perhatian dan menjadi perbincangan orang lain. Obsesi akan
tanggapan dan komentar orang lain dalam media sosial menjadi fokus utama
sehingga seringkali lupa bahwa individu tersebut hidup di dunia nyata yang
seharusnya lebih banyak digunakan untuk bersosialisasi dengan masyarakat
secara berhadapan atau tatap muka dibandingkan dengan sekedar ketikan atau
tweet yang ada dan dipasang di akun media sosial masing-masing. |
|
|
0 Comments