UPAYA PENGURANGAN DAN PEMANFAATAN POTENSI SAMPAH MAKANAN MULAI DARI LINGKUNGAN TERDEKAT
UPAYA PENGURANGAN DAN PEMANFAATAN POTENSI SAMPAH MAKANAN MULAI DARI LINGKUNGAN TERDEKAT
UJIAN AKHIR PSIKOLOGI LINGKUNGAN
KELAS REGULER
SEMESTER GENAP
Dosen : Dr. Arundati Shinta, M.A
Semester : Genap 2021/2022
Rika Nur Rokhiima
2019011164
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
Manusai membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, sampah makanan akan terus dihasilkan setiap harinya. Isu kehilangan makanan (food loss) dan sampah makanan semakin medapat perhatian di seluruh dunia. Tantangan global yang akan akan dihadapi masyarakat seluruh dunia adalah penyediaan makanan bagi 9,1 miliar orang pada tahun 2050. Hal ini menunjukkan bahwa timbulan sampah makanan yang dihasilkan cukup besar. Sampah makanan (food waste) merupakan makanan yang dapat dikonsumsi manusia tetapi tidak dikonsumi dan dibuang dengan alasan-alasan tertentu (FAO, 2011). Sementara Bond et al. (2013)memberikan definisi sampah makanan sebagai makanan yang dapat dimakan dan untuk manusia tetapi dibuang, hilang, rusak atau dikonsumsi hewan dan termasuk bagian yang tidak dimakan. Salah satu penyebab tingginya potensi sampah makanan adalah usaha masyarakat dalam bidang makanan seperti warung makan.
Warung makan merupakan salah satu sumber penghasil sampah, baik sampah makanan (food waste) dan non food waste. Banyaknya usaha makanan menimbulkan dugaan bahwa jumlah sampah makanan yang dihasilkan juga tinggi. Usaha makanan setiap harinya menyediakan makanan dan memicu timbulnya sampah makanan. Silvennoinen et al (2015) menyatakan bahwa pada sektor jasa penyedia makanan, timbulan sampah dapat berasal dari tahap konsumsi yang merupakan sisa makanan dari konsumen yang tidak terkonsumsi. Betz et al. (2015) menyatakan bahwa jasa penyedia makanan memiliki peran penting dalam manajemen sampah makanan karena sebagian besar makanan dibuang pada tahap persiapan atau makanan tersebut tidak dapat digunakan kembali (tahap penyajian).
Di Indonesia, sampah makanan belum mendapatkan perhatian secara khusus padahal potensi yang dimiliki sangat besar bila dilakukan pengelolaan yang lebih baik. Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk melakukan pelatihan mengenai upaya pengurangan dan pemanfaatan sampah makanan agar tidak menjadi limbah dan merusak lingkungan. Salah satu upaya pengurangan dan pemanfaatan sampah makanan agar tidak menjadi limbah dan merusak lingkungan dapat dilakukan mulai dari diri sendiri dan orang terdekat. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam dalam upaya ini adalah metode modelling yang dapat kita terapkan dilingkungan sekitar mulai daari anak-anak, dalam teori ini perilaku pro-lingkungan akan terbentuk karena factor eksternal atau model yang mereka tiru/amati. Dalam hal ini anak-anak akan belajar mengelola sampah sesuai denga napa yang mereka lihat dilingkungannya, lingkungan paling dekat dengan mereka adalah anggota keluarga. Apabila anggota keluarga dapat melakukan perilaku baik terhadap sampah seperti membuang sampah pada tempatnya, mengelola dan mendaur ulang sampah tersebut, maka bisa jadi perilaku pro-sosial baiklah yang akan ditiru dan dilakukan oleh anak, namun sebaliknya jika orangtua atau lingkungan keluarga tidak melakukan perilaku baik terhadap sampah maka tak jarang anak-anak juga enggan untuk melakukan perilaku pro-sosial terhadap sampah.
Selain menggunakan Teknik modelling, Teknik behaviorisme juga dapat kita lakukan dalam membentu perilaku pro-lingkungan dimana dalam teori ini memiliki 2 prinsip yaitu pertama, perilaku manusia terbentuk melalui pembiasaan atau kondisioning, dalam hal ini kita harus mewajibkan dan membiasakan diri kita untuk mengurangi sampah makanan, membawa totebag saat belanja di supermarket, dan membuang sampah pada tempatnya. Kedua, perilaku yang mendapat imbalan akan diulangi dan perilaku yang mendapat hukuman akan dihindari, dalam prinsip kedua ini kita dapat menerapkan pada diri kita sendiri dan pada orang lain terutama untuk anak-anak agar terbentuk sejak dini perilaku pro-lingkungan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengurangan dan pemanfaatan sampah disekitar kita adalah dengan perilaku promosi lindungi lingkungan, hal yang dapat kita lakukan dalam melindungi lingkungan adalah membuang sampah pada tempatnya dan daur ulang, kita juga dapat mengajak anak-anak/remaja yang ada didesa untuk menerapkan perilaku lindungi lingkungan dengan cara mendaur ulang sampah dan memberikan hadiah pada beberapa anak/remaja. Dalam hal ini upaya dari diri saya sendiri adalah mendaur ulang kertasa koran menjadi hiasan dinding yang cantik. Mungkin kertas koran dapat diolah menjadi bubur kertas koran dan bagus untuk menyelamatkan pohon, namun air yang sudah ada tinta oran itu yang akan enyebabkan polusi pada tanah. kerajinan kedua yang saya buat adalah kerajinan dari sedotan bekas dimana sedotan juga menjadi salah satu penyebab tingginya sampah makanan karena sedotan pasti ada di setiap warung wakan. oleh karena itu saya membuat hiasan dinding cantik dari koran dan hiasan meja dari sedotan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaerul, M. dan Zatadini, S.U. 2020. Perilaku Mebuang Sampah Makanan dan Pengelolaan Sampah Makanan di Berbagai Negara: Review. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(3), 455-466, doi:10.14710/jil.18.3.455-466
Wulansari, D.,Meti Ekayani, Lina Karlina. 2019. KAJIAN TIMBULAN SAMPAH MAKANAN WARUNG MAKAN. Jurnal Ecotrophic, Vol.13, No.2. p-ISSN:1907-5626,e-ISSN:2503-3395
0 Comments