PEMANFAATAN SAMPAH RUMAH TANGGA MENJADI PUPUK KOMPOS DALAM UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG BAIK, BERSIH, DAN SEHAT.

Juni 09, 2022

 PSIKOLOGI LINGKUNGAN A

Semester Genap: 2021/2022

ESSAY 3

Muhammad rizki apriyandi

2019011160


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2022

Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun seluruh manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan dan segala permasalahan yang terkait dengannya. Masalah tersebut tidak terlepas dari orang-orang yang memiliki keterampilan, sikap dan perilaku, motivasi dan komitmen untuk bekerja sama memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini dan munculnya pengetahuan masalah baru. Pendidikan lingkungan juga mencakup nilai-nilai afektif, yaitu perilaku, dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan.

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi merupakan sampah atau limbah rumah tangga. Meningkatnya volume timbunan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.

Dalam kamus bahasa Indonesia Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus, dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya . Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh volume sampah yang tinggi yang tidak dikelola dengan baik adalah gangguan kesehatan, menurunkan kualitas lingkungan, menurunkan estetika lingkungan dan terhambatnya pembangunan negara. Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah sudah kita kenal adalah bahwa semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit.

Berangkat dari permasalahn tersebut, tentu menjadi kewajiban dan hak setiap orang baik secara individu maupun secara kolektif, demikian pula kelompok masyarakat pengusaha dan komponen masyarakat lain dan khususnya untuk berpartisipasi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos dalam upaya untuk menciptakan lingkungan yang baik, bersih, dan sehat.

Kompos adalah jenis pupuk yang berasal dari hasil akhir penguraian sisa sisa hewan maupun tumbuhan yang berfungsi sebagai penyuplai unsur hara tanah sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki tanah secara fisik, kimiawi, maupun biologis (Sutanto 2002). Kompos dapat dibuat dari bahan organik yang berasal dari limbah pertanian maupun non pertanian (Harizena 2012), limbah hasil dari non pertanian yang dapat dibuat menjadi pupuk kompos adalah berasal dari sampah organik yang dikumpulkan dari pasar maupun sampah rumah tangga. Bahan bahan organik dan non organik tersebut kemudian mengalami proses pengomposan dengan dibantu oleh mikroorganisme pengurai sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal ke lahan pertanian maupun skala rumah tangga. Kegiatan pengomposan dengan menggunakan bahan dari sampah non organik atau sampah rumah tangga memiliki manfaat untuk mengurangi sampah rumah tangga dengan cara pendauran ulang sampah dan pemanfaatan sampah salah satu nya dengan cara pengomposan ini, sampah yang dapat dijadikan kompos ini memiliki karakter sampah organik tinggi kadar airnya (59,88%). C/N rasio sebesar 37,1 dan rentang ukuran sekitar 2,5-7,5 cm merupakan karakter atau nilai yang cocok untuk proses komposting ini (Sahwan, F, L, S.wahyono, dkk, 2011).

Dalam pembuatan pupuk kompos menggunakan mikroorganisme berjenis (em4) bakteri pengurai yang dapat membantu dalam proses pembusukan organik. Effective microorganism 4 berisi sekitar 80 mikroorganisme fermentasi, diantaranya bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp., Streptomyces sp., Actinomycetes sp. dan ragi (Indriani 2002). EM4 ini diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kualitas dan kuantitas produksi tanaman terkhusus skala rumah tangga (Wididana, 1994). Pupuk kompos yang dihasilkan dengan cara ini ramah lingkungan sangat berbeda dengan kompos anorganik yang pembuatan nya berasal dari bahan bahan kimia. Kompos yang dihasilkan mengandung zat-zat yang tidak dimiliki oleh kompos anorganik yang baik untuk tanaman.

Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos ini di antaranya ialah Sampah sisa makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging busuk, Kertas bekas maupun tisu yang sudah tak terpakai lagi, Dedaunan serta rumput, Potongan kayu, Bumbu dapur kadaluarsa, Bulu hewan yang rontok, Debu dari belakang lemari es. Hingga kotoran hewan peliharaan. Terdapat juga beberapa sampah daur ulang rumah tangga namun tak bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos. Bahan-bahan ini di antaranya ialah Tumbuhan yang terkenan penyakit, Kertas kado metalik, Boks minuman yang dilapisi bahan metal, Kaca, besi, alumunium, Boks kardus makanan bertekstur greasy (seperti boks pizza), Plastik, kaleng bekas makanan/minuman, botol.

Alat Membuat Pupuk Kompos diantaranya adalah Wadah berukuran besar dengan penutup (tong atau ember) dan Sarung tangan. Bahan Membuat Pupuk Kompos diantaranya adalah Tanah, Air secukupnya, Arang sekam, kapur, Cairan pupuk EM4 sebagai tambahan.

Setelah alat dan bahan bahan sudah lengkap berikut ini adalah cara membuat pupuk kompos diantaranya siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos, pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan sampah plastik. Sampah organiklah yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk kompos, siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan lupa bahwa wadah harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak akan terkontaminasi, masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah organik. Ketebalannya bisa kamu sesuaikan dengan wadah dan banyaknya sampah organic, siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya, masukkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam(optional) dan kapur pertanian ke dalam wadah, pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah setara dengan ketebalan tanah, siram dengan air yang telah bercampur EM4, masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai penutup sampah, tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu.


Sebelum

Sesuda

        

Dengan memanfaatkan limbah yang ada seperti limbah sayur, kulit buah, sisa sampah rumah tangga yang kaya akan unsur hara, maka dapat dapat diolah lagi membuat sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai tambah apabila jumlahnya diperbanyak atau diproduksi secara masal. Contohnya yaitu kompos. Tujuan pupuk ditambahkan ke tanah yaitu untuk memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah. Hengga selain dapat menyuburkan tanah pembuatan pupuk kompas dari sampah rumah tangga ini juga membantu menjaga lingkungan menjadi baik, bersih, dan sehat.


DAFTAR PUSTAK

Indriani, Y. H. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Cet. 4, Penebar Swadaya, 2002.

Sutanto, S. 2002. Pertanian Organik Kanisius. Yogyakarta.

Sahwan, F.L., R. Irawati dan F. Suryanto. “Efektivitas Pengkomposan Sampah Kotadengan Menggunakan “Komposter” Skala Rumah Tangga.” Jurnal Teknologi Lingkungan, Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT 5, No. 2 (2011): 134-139.

Wididana, G.N. “Application of Effective Microorganism (EM) and Bokashi on Natural Farming.” Bulletin Kyusei Nature Farming 03, No. 2 (1994): 47-54.


0 Comments