Daur Ulang Sampah Bekas Menjadi Tas Ramah Lingkungan
Ulfah Nurul Fauziyah
2019011129
UJIAN AKHIR PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
KELAS PAPAREL
SEMESTER GENAP
20221/2022
“Daur Ulang Sampah Bekas Menjadi Tas Ramah Lingkungan”
Lingkungan merupakan bagian dari makhluk hidup seperti manusia,
hewan, tumbuhan dan benda lain seperti udara dan air. Lingkungan hidup yang
baik akan bermanfaat bagi makhluk hidup itu sendiri. Lingkungan hidup dapat
tercipta jika adanya keseimbangan makhluk hidup satu sama lain. Namun sering
kali manusia kehilangan rasa kepeduliannya terhadap lingkungan. Sebagian dari kita
masih banyak yang justru memperparah lingkungan menjadi kotor, salah satunya tentang
sampah.
Permasalahan yang sekarang terjadi ialah tentang sampah
yang kian hari menumpuk dan tak kunjung reda permasalahannya di Indonesia
maupun negara lain. Kita sebagai makhluk
hidup yang setiap hari menghasilkan sampah terkadang tanpa sadar tidak bisa
mengendalikan jumlah dari sampah itu sendiri, yang menyebabkan penumpukan dan
berakhir pada pencemaran. Kita sebagai sebagai makhluk hidup yang seharusnya
punya kesadaran akan lingkungan harus mencoba mencari cara untuk mengendalikan
permasalahan sampah tersebut.
Kesadaran akan lingkungan mengacu pada perilaku pro
lingkungan yang dianggap sebagai usaha individu dalam mencegah dan melindungi
lingkungan. Menurut Palupi (2017) perilaku pro lingkungan adalah usaha individu
dalam mengurangi dampak negatif dari kerusakan alam dengan melakukan
pelestarian lingkungan seperti meminimalkan penggunaan sumber daya dan mengurangi
produksi sampah. Hubungan antara sikap dan perilaku mengenai lingkungan dapat
membuat minat sikap tentang lingkungan mendapatkan keputusan dalam berpartisipasi.
Hubungan tersebut dapat bervariasi karena sikap dan perilaku bisa dibilang
faktor yang tergantung namun tetap dipengaruhi faktor lain.
Salah satu cara partisipasi individu dalam melindungi
lingkungan tentang permasalahan sampah yaitu dengan memanfaatkan sampah menjadi
barang layak pakai. Seperti halnya pemanfaatan sampah pakaian menjadi berbagai
macam barang yang bisa di gunkaan kembali. Sampah tekstil dan pakaian merupakan
salah satu penyumbang sampah besar didunia setelah sampah plastik. Sampah pakaian
yang menumpuk di tanah akan mengeluarkan gas mengandung gas karbodiksida dan
metana yang berbahaya jika dihirup dan menyebabkan polusi udara. Oleh karena
itu kita perlu melakukan pencegahan akan hal tersebut. Contohnya membuat tas
belanja dari baju bekas. Hal tersebut juga salah satu cara untuk mengurangi
sampah plastik. Caranya cukup mudah dan tanpa menggunakan alat jahit, yaitu:
Bahan:
1. 1. Pakaian
bekas (masih layak)
2. 2. Gunting
3. 3. Pensil/ pulpen
4. 4. Penggaris
Cara membuat:
1. 1. Persiapan
semua alat dan bahan.
2. 2. Pilih
pakaian yang sudah tidak terpakai tapi masih layak, sebaiknya dicuci terlebih
dahulu
3. 3. Potong
lengan dan kerah kaos/ pakaian. Perhatikan memotongnya jangan sampai melewati
jahitan pada lengannya karena jahitan lengannya akan kita jadikan sebagai
pegangan tas. Agar pegangan tas semakin kuat, dalam memotong kerah sisakan
bagian antara leher dan lengan.
4. 4. Menentukan
panjang tas. Tentukan panjang tas yang kita inginkan agar nyaman dipakai,
tandai dengan pulpen/ pensil dengan garis lurus.
5. 5. Membuat
pola garis untuk menggunting bagian bawah. Gambar serangkaian garis vertikal
di bagian bawah kaos, lebar garisnya antara 1-3 cm.
6. 6. Memotong
pola garis. Potong garis pola tadi sesuai tanda secara perlahan.
7. 7. Mengikat
hiasan pada tas. Balik kaos untung memudahkan mengikat. Ikat pangkal kain yang
sudah dipotong tadi satu per satu dengan teliti. Ikat 2-3 kali agar kencang
saat dipakai.
8. 8. Tas sudah
siap digunakan. Bisa juga kita kreasikan warnanya dengan mencelup ke pewarna
pakaian sesuai keinginan kita, atau bisa digambar dengan spidol atau cat.
___. (2022). https://revolusimental.go.id/index.php/kabar-revolusi-mental/detail-berita-dan-artikel?url=bhusana-kotak-cerdas-daur-ulang-pakaian-bekas,
Diakses pada tanggal 15 Juni 2022 pukul 22.00 WIB.
Palupi, T. (2017). Hubungan antara sikap dengan
perilaku pro-lingkungan ditinjau dari perspektif theory of planned behavior. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental,
and Learning (Vol. 14, No. 1, pp. 214-217).
0 Comments