MELIHAT LINGKUNGAN MENJAMAH KESADARAN
Psikologi Lingkungan Paralel
Semester : Genap 2021/2022
Essay 2
Achmad Choirudin
2018011153
Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
Sampah sudah menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, manusia. Sampah yang dalam arti sempitnya dianggap sebagai barang yang tidak memiliki guna lagi, ternayata melahirkan polemik pada nilai guna di ranah substansial yang lain, yaitu keberlangsungan ekosistem dan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Minimnya kepedulian terhadap benda yang tidak memiliki guna lagi tersebut ternyata lambat laun menimbulkan distruksi akan keseimbangan makhluk hidup. Berbagai peristiwa alam yang dilatar belakangi oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik turut menyumbang bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan berbagai banyak penyakit yang ditimbulkan. Hasilnya lagi-lagi banyak makhluk hidup khususnya manusia menjdai korbannya.
Tragedi TPA Luwiegajah di Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 mengingatkan kita kembali betapa sampah yang tidak terkelola dengan baik membawa petaka bagi alam dan pengguni disekitarnya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh longsoran sampah di TPA tersebut sangat memprihatinkan, belasan hektar lahan pertanian dan rumah rata tertimbun sampah. Yang memilukan lagi ialah dalam tragedy tersebut sebanyak 157 jiwa harus meregang nyawa akibat tertimbun longsoran sampah. Tragedi ini tercatat sebagai bencana alam kedua terbesar dunia pada tempat pembuagan akhir, yang lima tahun sebelumnya pada tahun 2000 tragedi longsoran sampah menelan menewaskan lebih dari 200 jiwa di Quezon City, Filipina. Dari Tragedi pada TPA Luwiegajah inilah akhirnya pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjadikanya sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. Hal ini bertujuan untuk mengingakan kita kembali bahwa permasalahan sampah ini sangat serius, karena berdampak pada kelangsungan makhluk hidup di bumi. Disisi lain dengan peristiwa ini, kita sebagai manusia diharapkan untuk bijak dan peduli dalam mengelola sampah.
Tanggung jawab yang menyangkut keberlangsungan ekosistem dan makhluk hidup ini kiranya harus kita bangun sejak dini. Kesadaran terhadap pengelolaan sampah bisa menjadi tolak ukur dan bentuk refkelsi kita terhadap daya guna kita terhadap pikiran dan kepribadian kita, seberapa jauh kita mampu mengoptimalkan daya pikir kita untuk tidak mencari kenikmatan sesaat akan tetapi juga memikirkan bagaimana keberlangsungan kehidupan yang baik, sehat dan bermanfaat secara jangka panjang. Dengan sikap dan kehendak kita terhadap hal-hal sederhana seperti membunag sampah pada tempatnya, merecycle menjadikanya barang guna hal tersebut kiranya sudah menjadi upaya kita dalam menjaga ekosistem keberlangsungan semua makhluk hidup.
0 Comments