PENGELOLAAN SAMPAH OLEH KARANG TARUNA DUSUN MANGIR KIDUL, SENDANGSARI, PAJANGAN, BANTUL
UJIAN AKHIR PSIKOLOGI LINGKUNGAN SEMESTER GENAP 2020/2021
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Budi Setiawan / 2018011035
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
Membuang sampah sembarangan atau biasa disebut dengan fenomena menyampah mudah sekali kita temukan di lingkungan sekitar dan bahkan kita sendiripun mungkin melakukan hal demikian. Ketidakpahaman diri terhadap efek negatif dari sampah dan kurangnya kesadaran diri bisa jadi merupakan faktor yang memicu seseorang membuang sampah sembarangan. Hukuman terhadap warga masyarakat yang melanggar aturan tentang sampah juga kurang berdampak yang mana hukuman tersebut sebagai wujud untuk memberikan efek jera. Maka dari itu pembetukan kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya perlu diterapkan sedini mungkin agar seiring pertumbuhan manusia, hal tersebut akan menjadi kebiasaan yang memiliki dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Pemuda pemudi yang tergabung dalam karang taruna Canggah Wareng Wanabaya Di dusun Mangir Kidul Sendangsari Pajangan Bantul sendiri saat ini sudah lebih paham dan mulai sadar untuk mengatasi sampah yang ada di lingkungan dusun. Mereka menjalin hubungan dan kerjasama dengan tiap-tiap rumah agar mengumpulkan berbagai sampah rumahan di karung yang sudah dibagikan yang mana hal tersebut sebelumnya sudah disosialisasikan. Hal tersebut juga sebagai wujud kepedulian mereka terhadap sampah guna mengurangi dampak negatif yang berasal dari sampah di lingkungan dusun.
Setiap 3 minggu sekali mereka bersama-sama berkeliling dusun yang terbagi dalam 5 kelompok untuk mengambil sampah-sampah yang sudah dikumpulkan setiap rumah di satu tempat untuk selanjutnya disortir berdasarkan jenis sampahnya. Setelah sampah-sampah terkumpul, Ketua seksi lingkungan hidup menjual sampah-sampah bekas tersebut kepada tukang rosok. Hal tersebut sampai saat ini masih rutin dilaksanakan oleh mereka.
Wujud kepedulian mereka terhadap sampah yang demikian dirasa kurang, karena mereka hanya mengumpulkan dan kemudian menjual sampah-sampah tersebut. Sampah-sampah yang tidak memiliki harga jual hanya ditumpuk dan dibakar di lokasi pengumpulan. Sebenarnya, sampah-sampah yang dikumpulkan oleh mereka bisa didaur ulang menjadi barang yang memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan hanya menjual ke tukang rosok dalam bentuk sampah tanpa daur ulang. Sebagai contoh sampah dari botol plastik yang bisa di daur ulang menjadi pot tanaman, lampu hias, tempat pensil, celengan, kerajinan bunga hias, wadah serbaguna maupun ecrobrik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perangkat desa bersama dengan karang taruna memiliki wacana untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada warga masyarakat bagaimana agar dapat memamfaatkan sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual maupun untuk digunakan kembali oleh warga masyarakat. Dengan demikian, maka terwujudlah kesadaran dalam diri dan kebiasaan masyarakat untuk memuliakan sampah dengan cara mendaur ulang sampah-sampah yang mereka hasilkan sehingga dusun Mangir Kidul pun akan lebih terjaga keasriannya dan kebersihan lingkungannya.
Daftar Pustaka
Dokumentasi
kegiatan pengumpulan barang bekas
karang Taruna Canggah Wareng Wanabaya https://www.instagram.com/s/aGlnaGxpZ2h0OjE3OTIwMzI2ODc3MzMwNjky?story_media_id=2234659614431791002_6303809479&utm_medium=copy_link
Shinta,
A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah:
Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta:
Deepublish.
https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat
Shinta,
A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management
based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for
Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th
International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast
Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.
https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf
Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post.
0 Comments