Sampah Alam untuk Mengasah Kreativitas Anak-Anak


Tugas Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu : Arundati Shinta

Zukhruf Kalyana Mukti

2018011112

Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta


Beberapa waktu lalu, saya kembali mendengar berita bahwa salah satu TPA di Yogyakarta, yaitu TPA Piyungan kembali mengalami batas kapasitas menerima sampah. Ini adalah kali kesekian saya mendengar TPA Piyungan overload. Saat saya masih indekos di Kota Gede, overload nya TPA Piyungan memiliki dampak bagi saya dan warga sekitar. Penuhnya TPA tersebut membuat pengangkutan sampah terkendala sehingga kami harus hidup berdampingan dengan sampah yang menumpuk.

gambar: Kal


Saat itu saya berkesempatan mewawancarai warga sekitar TPA Piyungan selaku reporter. Warga sekitar mengaku sampah-sampah yang datang setiap tahunnya meningkat, selain itu sampah yang sudah ada belum sempat di daur ulang. Padahal datang sampah baru setiap harinya. Hal ini sesuai dengan penelitian Aminudin (2019) yang mengungkapkan bahwa produksi limbah selalu berbanding lurus dengan peningkatan populasi. Padahal, persoalan overload ini sudah disiasati dengan pendaur ulangan pada sampah-sampah plastik oleh warga sekitar TPA Piyungan. Sayangnya hal ini tidak akan terealisasikan dengan baik jika tidak ada kontribusi dari para penyumbang sampah, yakni penduduk Yogyakarta.

Sejak saat itu saya mulai lebih memperhatikan terkait sampah, bagaimana proses pengelolaan, daur ulang hingga memilah sampah untuk diberikan pada bank sampah. Saya juga jadi lebih sensitif terhadap teman-teman saya yang membuang sampah sembarangan. “Halah, cuma satu kok, engga bakal bikin banjir.” Begitu ucap salah satu teman saya yang langsung saja mendapat kuliah umum dari saya. Saya rasa banyak orang yang merasionalkan tindakan mereka terkait sampah. Ya, mereka melakukan disonasi kognitif. Disonasi kognitif adalah tindakan manusia merasionalkan sesuatu demi mengurangi ketidaknyamanan dalam berbagai situasi (Wahyurudhanto, 2018). Padahal mereka mengetahui apa yang mereka lakukan tidak tepat. Dari sini saya merasa sulit untuk menasehati orang yang sudah dewasa karena sering merasionalkan segala sesuatu sebagai bentuk perlindungan diri.

Namun, saya tetap tahu bahwa berkurangnya limbah adalah kerja kolektif, yaitu harus bersama-sama. Jadi saya rasa tinakan kecil yang bisa saya lakukan adalah memulainya dengan memberi pengertian terhadap anak-anak. Setidaknya ketika mereka besar, mereka sudah mengetahui apa yang harus dilakukan jika berhadapan dengan sampah. Qodarullah, saya mendapat kesempatan mengajar di salah satu SD selama tiga bulan. Salah satu proker saya adalah kelas prakarya. Dalam kelas inilah saya dapat belajar bersama adik-adik terkait pendaur ulangan brang bekas menjadi beberapa karya. Kebetulan saat itu salah satu kawan kelompok mengajar saya memiliki sampah alam, yaitu kulit kerang. Sehingga kami memutuskan menggunakan kulit kerang dengan beberapa sampah yang sekiranya ada di rumah yaitu kardus, gelas atau botol plastik.

 

Saya memiliki kepercayaan bahwa setiap anak memiliki ide, imajinasi dan kreativitasnya masing-masing. Jika mereka dapat menyalurkan imajinasi atau kreativitas mereka melalui ‘sampah’, tentu persepsi mereka tentang sampah itu sendiri menjadi lebih baik (tentunya menjadi prakarya dengan low budget hahaha). Akhirnya saya dan teman-teman hanya mendampingi dan mencontohkan bagaimana menempelkan kerang pada medium kardus atau botol, sisanya anak-anak mengkreasikannya sendiri dengan kami dampingi. Seperti kata Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang baik dengan mengembangkan kreativitas anak sesuai kodrat masing-masing.


gambar: Kal


Ada yang membuat hiasan kerang menjadi wadah pensil, hingga gantungan dinding yang bergambar bunga. Saya pun mengabadikan momen tersebut. Semoga kegiatan ini setidaknya membuat anak-anak menyadari betapa asiknya membuat barang dari sampah dengan cara daur ulang. Bahkan jika sudah mahir dan baik karyanya, ini dapat menjadi sumber penghasilan.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Daftar Pustaka

Wahyurudhanto, Albertus dan Ilham Prisgunanto. 2018. Pelnggaran Melawan Arah Arus Lalu Lintas  pada Remaja Pengendara Sepeda Motor di Daerah Khusus Ibukota Jakarta : Analisis                         Disonasi Kognitif. Journal of Indonesia Road Safety. Vol. 01. No.2. Jakarta: Sekolah                          Tinggi Ilmu Kepolisian.

Aminudin dan Nurwati. 2019. Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Tangan Guna            Meningkatkan Kreatifitas Warga Sekitar Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan                         (ITB-AD) Jakarta. Jakarta : Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta.


Zukhruf Kalyana M








0 Comments