Sebagai seorang manusia, sudah sewajarnya kita pasti menghasilkan sampah, entah itu sampah organik, sampah anorganik, dan bahkan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Setiap hari manusia yang satu dengan manusia yang lain menghasilkan sampah yang berbeda-beda dari segi jumlah dan jenis, ada manusia yang menghasilkan hanya satu plastik kecil sampah dalam sehari, dan ada juga manusia yang menghasilkan hingga satu plastik besar sampah per hari, itu semua tergantung tingkat “kebutuhan” manusia tersebut dalam sehari. Jika dari satu manusia saja sampah yang dihasilkan sehari sudah cukup banyak, maka berapa banyak kah sampah yang dihasilkan seluruh manusia di bumi ini dalam sehari? Sungguh tidak bisa dibayangkan jumlahnya, maka dari itu kesadaran saya tergugah dengan “masalah” sampah ini, saya ingin mulai mencintai bumi dengan hal-hal yang kecil yang berhubungan dengan sampah, dengan cara apa? Tentu dengan cara meminimalisir menghasilkan sampah dan membuang sampah sesuai dengan jenis-jenisnya di tempat yang sudah disediakan.
Pada tulisan kali ini saya akan berfokus pada cara meminimalisir menghasilkan sampah, jenis sampah yang saya bahas disini adalah sampah rumah tangga yaitu sampah organik yang bisa terurai, seperti sampah kulit buah-buahan, sampah sisa sayur-sayuran, dan sampah sisa-sisa makanan yang lain. Lalu mau dijadikan apa sampah-sampah ini? Kompos, itu jawabannya, ya betul kompos, semua sampah organik tersebut ternyata bisa digunakan untuk membuat kompos instan, kompos yang langsung bisa dipakai tanpa harus menunggu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, mengapa bisa dipakai langsung? Karena kompos ini berbentuk cair, ya betul cair, jadi air yang dihasilkan dari sampah-sampah organik tersebut mengandung nutrisi yang dapat membuat tanaman tercukupi nutrisinya dan tumbuh dengan baik, air terebut biasanya disebut “air lindi”. Penasaran bagaimana cara membuatnya? Langsung saja simak tulisan saya dibawah ini.
Bahan:
1. Sampah organik yang bisa terurai, seperti sampah kulit buah, sampah sisa sayur, dll (secukupnya)
2. Botol plastik ukuran sedang (1 buah)
3. Air cucian beras yang sudah difermentasi (secukupnya)
4. Tanah (secukupnya)
Cara membuat:
Lubangi botol bagian atas (beberapa lubang saja) untuk jalur keluarnya air nanti.
Lalu potong bagian bawah botol tetapi jangan dipotong seluruhnya (jangan sampai putus).
Jika botol sudah jadi, tanam botol (bagian atas dibawah) di tanah pot tanaman yang ingin diberi kompos.
Selanjutnya potong kecil-kecil sampah organik yang bisa terurai, seperti sampah kulit buah-buahan, sampah sisa sayur-sayuran, dan sampah sisa-sisa makanan yang lain.
Ketika botol sudah tertanam dan sampah organik sudah dipotong-potong, selantutnya masukan sampah organik tersebut ke botol.
Ketika botol sudah diisi dengan sampah organik, selanjutnya beri tanah secukupnya diatas sampah organik tersebut.
Lalu siram dengan air cucian beras yang sudah difermentasi (secukupnya), lalu tutup bagian bawah botol tersebut.
Biarkan air cucian beras yang sudah difermentasi menyatu atau merembes ke sampah organik tersebut dan akhirnya keluar melalui lubang yang sudah dibuat (dibagian botol yang tertanam).
Dan kompos “air lindi” pun bisa langsung masuk ke tanah di pot tanaman yang diinginkan, dan secara otomatis tanaman tersebut “ternutrisi” dengan kompos instan ini.
Alasan saya membuat kompos ini karena tentu ingin mengurangi jumlah sampah yang saya buang (sampah organik), dan sekaligus bisa mendapatkan kompos tanaman secara “gratis”, pembuatan kompos ini bisa dilakukan bagi orang-orang yang mempunyai beberapa tanaman hias di rumahnya, daripada membeli kompos, lebih baik membuat kompos sendiri dengan menggunakan sampah rumah tangga (organik) yang dihasilkan sehari-hari, karena bisa mendapat 2 manfaat sekaligus yaitu mengurangi sampah yang harus dibuang dan mendapat kompos secara “gratis”, lagipula sangat mudah untuk membuatnya kan? Yuk mulai cintai bumi kita dari hal-hal yang kecil, mungkin terlihat kecil dan sepele, tetapi jika semua orang di bumi ini mempunyai kesadaran yang sama, maka perubahan yang dihasilkan akan sangat luar biasa, dan tentu akan berbengaruh ke hal yang positif di kemudian hari. Jika bukan manusia yang merawat bumi, maka siapa lagi? Jika tidak dimulai dari hari ini, lalu apakah mau menunggu sampai bumi tidak layak huni? Love and Save World mulai dari hari ini.
Daftar Pustaka: Youtube/MEMBUAT KOMPOS MINIMALIST DALAM BOTOL LANGSUNG PAKAI
Penulis: Muhammad Fauzan Ajun Pratama (2016011140)
Jenis Tugas: Essay 3 (Butir 7)
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Psikologi Lingkungan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
0 Comments