Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Menulis

Blogsite ini merupakan salah satu media untuk dosen, mahasiswa, civitas akademika, maupun masyarakat umum dalam mempublikasikan karya tulisannya. Semoga bermanfaat dan meningkat peminatnya. Salam, Sukses Selalu.

  • Home
  • Download
  • Social
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

 

Ujian Akhir Psikologi Lingkungan Reguler 

Pengampu : Arundati Shinta

Inarotur Rizqiyah

2017011158

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta

Perilaku peduli pada sampah erat hubunganya dengan perkembangan moral seseorang. Seseorang yang moralbya berkembang dengan optimal maka ia akan sangat peduli pada sampahnya. Lawrence Kohlberg menjelaskan mengenai perkembangan seseorang mulai dari masa kanak-kanak sampai dengan dewasa. Moral tersebut menjelaskan tentang alasan-alasan seseorang memilih suatu perilaku serta menganggap perilaku yang dipilihnya itu benar atau salah.

Berkenaan dengan pengolahan sampah perlu diketahui alasan masyarakat kurang perduli pada sampahnya. Menurut teori behaviorisme perilaku membuang sampah sembarangan akan terus berlangsung karena perilaku tersebut tidak dikenai sanksi. Pelakunya justru mendapatkan sesuatu yang menyenangkan yaitu terbebas dari sampah. Sehingga perilaku tersebut dianggap sebagai perilaku yang tidak melanggar peraturan. Teori behaviorisme tersebut sangat menekan kebiasaan dan faktor kebiasaan tersebut pertama kali terbentuk didalam keluarga.

Dengan ini mari kita tanggulangi masalah sampah dengan menjaga kebersihan lingkungan mulai dari orang-orang disekitar kita. Keluarga adalah salah satu kelompok pendukung paling utama untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Berikut adalah tips yang bisa dilakukan untuk menanggulangi sampah dalam kegiatan sehari-hari:

1.      Pilah dan buang sampah pada tempatnya

Hal ini memang terlihat sepele, naun dapat memberi dampak yang besar untuk kebersihan lingkungan. Memilah sampah yang organik dan anorganik untuk mempermudah proses daur ulang.

2.      Habiskan makan

Makanan menjadi penyumbang makanan terbesar dijakarta. Maka dari itu habiskanlah makanan yang dimasak atau yang dibeli, jika makanan tidak habis bisa diberikan pada tetangga atau orang yang lebih membutuhkan.

3.      Membawa kantung belanja dan alat makan sendiri

Membawa kantung belanja sendiri dapat mengurangi penggunaan plastik, karena plastik merupakan material yang sulit terurai dan dapat mencemari lingkungan.

4.      Donasikan barang-barang yang sudah tidak diperlukan

Tidak sedikit orang yang gemar membuang barang yang tidak terpakai yang ada digudang. Mendonasikan barang-barang tersebut tentu lebih mulia dari pada membunangnya. Seperti didonasikan dipanti asuhan, korban bencana alam dan lain sebagainya. Tentunya barang yang didonasi adalah barang yang masih layak pakai.

5.      Daur ulang dan buat kompos dari sampah

Hal ini bisa dilakukan ketika waktu luang bersama keluarga. Sampah berbahan plastik seperti kemasan sachet dan sedotan bisa diolah menjadi barang krajinan tangan seperti keranjang, bunga hias, dompet dan lain sebagainya.

Demikian adalah tips yang bisa dilakukan bersama keluarga. Hal kecil dan sederhana namun memberikan dampak besar bagi lingkungan sekitar. Mari kita mulai menjaga lingkungan dari hal-hal kecil  bersama keluarga tercinta.

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.

          https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli

 Nama : Clara Nadya GY

Nim : 2018011165

Dosen : Dr. Arundai Shinta, M.A.


Merawat Tanaman

Cara merawat tanaman agar tumbuh subur mungkin diketahui sebagian orang hanya sebatas penyiraman dan pemupukan. Akan tetapi hal tersebut belum cukup sepenuhnya, sebab ada faktor penting lain yang mendukung kesuburan tanaman. Simak delapan cara merawat tanaman yang perlu Anda pahami.


1. Memilih Media Tanam yang Tepat

Ada tanaman yang bagus jika ditanam di tanah, namun ada juga yang kurang ideal dengan tanah. Untuk itu, sebelum membeli suatu jenis tanaman, tanyakan kepada ahlinya terlebih dahulu terkait media tanam yang tepat. Bisa jadi, tanaman yang Anda incar lebih pas jika menggunakan sekam sebagai media tanamnya.


2. Ketahui Jenis Tanaman yang Tepat untuk Anda

Bila Anda punya aktivitas sehari-hari yang padat, ada baiknya pilih tanaman yang tak memerlukan perawatan intensif. Khawatirnya, tanaman justru mati dengan cepat akibat Anda lupa menyiram atau memberinya sinar matahari. Sementara jika Anda memang penggiat dan pengoleksi tanaman, silakan saja untuk memilih jenis tanaman yang disukai.


3. Pastikan Mendapat Sinar Matahari Alami Secara Cukup

Agar tumbuh subur, cara merawat tanaman adalah dengan memberinya sinar matahari secara cukup. Merujuk artikel SF Gate, ada beberapa tanaman yang membutuhkan sinar matahari dalam jumlah yang lebih besar, namun ada juga jenis tanaman yang dapat bertahan meski mendapat sinar matahari lebih sedikit.


Meskipun semua tanaman membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis, akan tetapi tidak semua jenis membutuhkan sinar matahari selama enam jam setiap hari. Ketentuan cahaya untuk spesies tanaman bervariasi sehingga beberapa membutuhkan sinar matahari penuh, sementara yang lain tetap tumbuh subur di bawah sinar matahari parsial atau spot yang teduh.

4. Perhatikan Kecukupan Air

Terkait penyiraman pada tanaman, rata-rata membutuhkan dua kali dalam sehari yakni di pagi dan malam hari. Cara merawat tanaman dengan penyiraman juga harus dilakukan secara merata dengan jumlah air yang pas. Perhatikan saat melakukan penyiraman, jangan sampai membuat genangan air pada pot tanaman.


5. Perhatikan Jadwal Pemupukan

Selayaknya makhluk hidup lain, tanaman juga butuh makan alias diberi pupuk. Ada enam nutrisi penting yang harus diketahui tentang cara merawat tanaman, yakni nitrogen, fosfor, potassium, magnesium, sulfur, dan kalsium. Masing-masing nutrisi memiliki fungsi dan manfaatnya sendiri dalam menyuburkan tanaman.


Untuk itu, mempelajari jenis pupuk yang baik juga dibutuhkan untuk memastikan tanaman bisa tumbuh subur. Berikan pupuk organik yang sesuai dengan jenis tanaman, dan hindari pemberian pupuk yang mengandung unsur kimia.


6. Pantau Kelembapan Udara

Secara umum, tanaman hias lebih menyukai kelembapan udara 40-60% lebih tinggi daripada kelembapan udara normal di rumah. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk meningkatkan kelembapan tanaman Anda dengan cara menempatkan humidifier. Selain baik untuk tanaman, humidifier juga baik untuk kesehatan anggota keluarga Anda.

7. Bersihkan dari Debu dan Hama

Proses fotosintesis tanaman bisa jadi terhambat lantaran adanya debu dan hama yang hinggap di tanaman. Jika sudah begitu, akibatnya adalah tanaman akan cepat layu dan gagal tumbuh subur. Oleh karenanya, lakukan bersih-bersih pada tanaman secara berkala minimal seminggu sekali.


8. Ganti Pot Tanaman

Akibat pertumbuhan yang baik, tanaman akan bertambah besar maupun lebar. Ini tandanya Anda harus segera melakukan perpindahan pot agar proses pertumbuhan tanaman tetap bisa berjalan sempurna. Penggantian pot juga diperlukan apabila pot sudah terlihat tidak mampu menjaga kelembapan media tanam.

 



UJIAN AKHIR PSIKOLOGI LINGKUNGAN SEMESTER GENAP 2020/2021

Dosen Pengampu: Arundati Shinta

Budi Setiawan / 2018011035

FAKULTAS PSIKOLOGI 

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA 


    Membuang sampah sembarangan atau biasa disebut dengan fenomena menyampah mudah sekali kita temukan di lingkungan sekitar dan bahkan kita sendiripun mungkin melakukan hal demikian. Ketidakpahaman diri terhadap efek negatif dari sampah dan kurangnya kesadaran diri bisa jadi merupakan faktor yang memicu seseorang membuang sampah sembarangan. Hukuman terhadap warga masyarakat yang melanggar aturan tentang sampah juga kurang berdampak yang mana hukuman tersebut sebagai wujud untuk memberikan efek jera. Maka dari itu pembetukan kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya perlu diterapkan sedini mungkin agar seiring pertumbuhan manusia, hal tersebut akan menjadi kebiasaan yang memiliki dampak positif bagi lingkungan sekitar. 

    Pemuda pemudi yang tergabung dalam karang taruna Canggah Wareng Wanabaya Di dusun Mangir Kidul Sendangsari Pajangan Bantul sendiri saat ini sudah lebih paham dan mulai sadar untuk mengatasi sampah yang ada di lingkungan dusun. Mereka menjalin hubungan dan kerjasama dengan tiap-tiap rumah agar mengumpulkan berbagai sampah rumahan di karung yang sudah dibagikan yang mana hal tersebut sebelumnya sudah disosialisasikan. Hal tersebut juga sebagai wujud kepedulian mereka terhadap sampah guna mengurangi dampak negatif yang berasal dari sampah di lingkungan dusun.

     Setiap 3 minggu sekali mereka bersama-sama berkeliling dusun yang terbagi dalam 5 kelompok untuk mengambil sampah-sampah yang sudah dikumpulkan setiap rumah di satu tempat untuk selanjutnya disortir berdasarkan jenis sampahnya. Setelah sampah-sampah terkumpul, Ketua seksi lingkungan hidup menjual sampah-sampah bekas tersebut kepada tukang rosok. Hal tersebut sampai saat ini masih rutin dilaksanakan oleh mereka.



    Wujud kepedulian mereka terhadap sampah yang demikian dirasa kurang, karena mereka hanya mengumpulkan dan kemudian menjual sampah-sampah tersebut. Sampah-sampah yang tidak memiliki harga jual hanya ditumpuk dan dibakar di lokasi pengumpulan. Sebenarnya, sampah-sampah yang dikumpulkan oleh mereka bisa didaur ulang menjadi barang yang memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan hanya menjual ke tukang rosok dalam bentuk sampah tanpa daur ulang. Sebagai contoh sampah dari botol plastik yang bisa di daur ulang menjadi pot tanaman, lampu hias, tempat pensil, celengan, kerajinan bunga hias, wadah serbaguna maupun ecrobrik.

    Untuk mewujudkan hal tersebut, perangkat desa bersama dengan karang taruna memiliki wacana untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada warga masyarakat bagaimana agar dapat memamfaatkan sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual maupun untuk digunakan kembali oleh warga masyarakat. Dengan demikian, maka terwujudlah kesadaran dalam diri dan kebiasaan masyarakat untuk memuliakan sampah dengan cara mendaur ulang sampah-sampah yang mereka hasilkan sehingga dusun Mangir Kidul pun akan lebih terjaga keasriannya dan kebersihan lingkungannya. 


Daftar Pustaka

Dokumentasi kegiatan pengumpulan barang bekas karang Taruna Canggah Wareng Wanabaya https://www.instagram.com/s/aGlnaGxpZ2h0OjE3OTIwMzI2ODc3MzMwNjky?story_media_id=2234659614431791002_6303809479&utm_medium=copy_link

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.

https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.

          https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post.

 BANK SAMPAH

Ujian Akhir Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu : Arundati Shinta

Lukmansyah

2018011176 ( Paralel )

Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta


    Di era pandemi seperti ini manusia menjadi seperti langka akan mencari uang semua menjadi susah akan hal tersebut saya merasakan jika bagaimana kita melakukan hal yang dapat membuat semua orang bisa merasakan dampak positif dari gejala covid-19 tersebut. Dengan cara membuat bank sampah kemungkinan semua ekonomi manusia akan mendapatkan hal yang positif dimana orang orang tidak sia sia untuk membuang sampah tersebut sedangkan jika adanya bank sampah kemungkinan setiap elemen manusia dapat menjual dan menghasilkan uang dari barang tersebut.

    Apa saja manfaat positif dari bank sampah? Bank sampah termasuk pilihan yang tepat untuk menangani masalah yang terjadi di lingkungan sekitar, sehingga lebih bersih dan nyaman. Membangun kesadaran masyarakat secara lebih luas terkait sampah dan permasalahan lingkungan,

    Dan siapa yang mengumpulkan sampah tersebut ? Untuk yang mengumpulkan samaph tersebut biasanya setiap daerah membentuk elemen organisasi yang bertanggung jawab untuk mengurus suatu masalah sampah yang ada di daerah tersebut jadi setiap elemen organisasi tersebut membuat jadwal dalam setiap bulan untuk berpatroli  berkeliling ke daerah tersebut untuk mengambil sampah dalam setiap rumah warga dan mencatat nya untuk laporan disaat pengambilan uang dan membawa ke tempat penampungaan sampah tersebut.

    Bank sampah sendiri mempunyai cara dapat pengolahan nya seperti berikut :

-Buku Administrasi. Pengelola bank sampah harus memiliki buku administrasi yang lengkap. sebagaimana yang dimaksud ialah setiap organisasi bank sampah tersebut harus memiliki data yang lengkap agar dapat terkoordinasikan dengan baik dan catatan dapat diketahui dengan jelas agar supaya pembukuan dapat dilakukan dengan baik dan benar

-Pemilihan Petugas. Setiap organisasi ini harus mempunya petugas dan fungsi masing masing dari setiap anggota agar jelas maksud dan tujuan pekerjaan dari organisasi tersebut

-Mengumpulkan Sampah dengan Prosedur yang Benar adalah cara sederhana yang dapat membuat memudahkan pekerjaan dan dengan cepat 

-Daftar Hadir harus jelas agar data tersebut jelas siapa saja yang mendapatkan jatah dari sampah tersebut

-Memilah Sampah agar sampah tersebut dapat di tentukan sesuai pendaur ulang nya

-Penimbangan sampah wajib di dalam bank sampah karena itu harus jelas karena timbangan tersebut mempengaruhi berapa hasil uang yang di dapat

-Tabungan, biasa nya setiap organisasi bank sampah mempunya beberapa sistem salah satu nya seperti tabungan biasanya setiap orang yang menyetorkan ke bank sampah biasa nya mereka tidak langsung mengambil hasil penjualan sampah tersebut tetapi justru memasukan uang tersebut ke dalam tabungan dan biasa nya di ambil pada saat 1 tahun sekali.

    Bank sampah akan menampung, memilah dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar (pengepul/lapak) sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Hal ini saya melakukan hal tersebut agar untuk menanggulangi penyebaran sampah yang sangat tinggi dan mengolah nya menjadi keuntungan bagi pihak yang mengumpulkan sampah tersebut.

    

   Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.

https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.

          https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.

 

JENIS TUGAS: UJIAN AKHIR PSIKOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN PENGAMPU: ARUNDATI SHINTA
PENULIS: MUHAMMAD FAUZAN AJUN PRATAMA (2016011140)
KELAS PARALEL


    Sebenarnya yang membuat masalah sampah di Indonesia tidak kunjung selesai yaitu berakar dari hanya satu masalah besar, ya hanya satu masalah besar, masalah besar tersebut adalah kesadaran dari setiap masyarakat akan “isu” sampah ini, sebenarnya jika sebagian saja masyarakat Indonesia menyadari “isu” sampah ini, maka akan sedikit berdampak positif pada masalah sampah yang terjadi di Indonesia. Hanya dengan menyadari “isu” sampah ini saja sudah sedikit berdampak positif bagi masalah sampah di Indonesia, apalagi diikuti dengan tindakan yang cukup besar dan dilakukan secara intens, jika sebagian masyarakat hanya menyadari “isu” sampah ini tanpa diikuti tindakan yang cukup besar dan dilakukan secara intens saja sudah akan sedikit berdampak positif bagi masalah sampah di Indoneisa, mengapa begitu?, dan mengapa hanya sedikit berdampak positif?, karena hanya dengan menyadari “isu” sampah, berarti orang tersebut sudah mengetahui dan memahami bahwa “isu” sampah ini adalah sebuah hal yang perlu diperhatikan dan berpengaruh terhadap kehidupan orang tersebut, sehingga orang yang sudah memiliki kesadaran tentang “isu” sampah tersebut akan terstimulus untuk memperlakukan sampah dengan semestinya, contoh kecilnya adalah orang tersebut membuang sampah di tempat yang seharusnya dan jika tempat sampah tersebut terdiri dari beberapa tempat sampah yang berbeda (sesuai dengan jenis sampahnya) maka orang tersebut akan membuang sampah tersebut ke tempat sampah sesuai dengan jenis sampah yang dibuangnya, sehingga walaupun tindakan ini bukan termasuk tindakan yang cukup besar, tetapi dapat berpengaruh terhadap masalah sampah di Indonesia jika jumlah orang yang seperti ini cukup banyak di Indonesia. Jika tindakan yang kecil seperti itu saja sudah dapat berdampak positif bagi masalah sampah di Indonesia, apalagi tindakan yang besar dan dilakukan secara intens.

    Lalu bagaimana melakukan tindakan yang cukup besar dan dilakukan secara intens tersebut? ide yang terpikirkan oleh saya atas hal tersebut adalah dengan cara pengolahan semua sampah yang dihasilkan setiap rumah oleh orang-orang yang tinggal dirumah tersebut, jadi setiap rumah melakukan pengolahan sampah secara mandiri dengan cara-cara yang ramah lingkungan, sehingga sampah yang dihasilkan dari setiap rumah dapat diminimalisir atau bahkan rumah tersebut tidak menghasilkan sampah samasekali. Selain itu, pengolahan sampah secara mandiri ini dapat menjadi sumber penghasilan bagi orang-orang yang ada di rumah tersebut, bagaimana bisa? tentu saja bisa, sampah-sampah yang sekiranya bisa dijadikan prakarya atau bisa didaur ulang menjadi barang-barang yang layak pakai dan dapat dijual, dari hasil penjualan tersebut akan menghasilkan uang dan dapat menambah pendapatan orang-orang dirumah tersebut, tentu hal ini sangat positif, disisi lain masalah sampah di Indonesia terselesaikan, dan disisi lain pula masyarakat dapat mendapat penghasilan tambahan dan manfaat dari sampah, yang tadinya sampah menjadi masalah, justru bisa menjadi berkah.

    Ide tersebut mungkin terlihat simple, tetapi bagaimana bisa jutaan rumah di Indonesia bisa melakukan hal tersebut? mungkin akan sulit, tetapi sulit bukan berarti tidak bisa, cara yang paling memungkinkan adalah kebijakan dari pemerintah pusat, jika ide ini bisa didengar pemerintah pusat, saya harap pemerintah pusat melakukan sesuatu dengan membuat kebijakan-kebijakan yang bisa disosialisasikan ke tingkat-tingkat di bawahnya. Kebijakan tersebut adalah menyarankan setiap rumah untuk mengolah sampahnya masing-masing. Pemerintah pusat memberikan kebijakan untuk disampaikan ke pemerintah daerah, pemerintah daerah meneruskan kebijakan tersebut ke kecamatan, dan seterusnya hingga tingkat terkecil yaitu tingkat RT, ketika semua kebijakan tersebut sudah tersampaikan keseluruh tingkat pemerintahan yang ada, maka sekarang hanya tinggal tugas dari tiap-tiap tingkat pemerintahan untuk menyampaikan kebijakan tersebut dan memberikan pelatihan kepada setiap masyarakat dalam hal pengolahan sampah di setiap lingkup tingkatnya berada, jika semua proses ini berjalan lancar, saya yakin mayoritas masyarakat Indonesia minimal akan mengetahui kebijakan tersebut dan  mulai memperhatikan “isu” sampah ini, dan jika dari jutaan rumah di Indonesia setidaknya 30-40% saja melaksanakan kebijakan ini, maka itu sudah sangat berpengaruh besar pada masalah sampah di Indonesia, maka inti dari ide saya ini adalah “PERUBAHAN BESAR DIMULAI DARI HAL-HAL KECIL YANG TERORGANISIR DAN INTENS”.

Daftar Pustaka:

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan
    masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.
https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on
    community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public
    Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International
    Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October
    29th-30th, pp. 6-11.
https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.

 UJIAN AKHIR Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu: Arundati Shinta

Faizal Aria Pamungkas

2018011109

Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta


   Sampah adalah masalah, sedangkan manusia adalah sumber dari masalah tersebut dinilai. Dinilai dari sudut pandang Psikologi, faktor penyebab perilaku “menyampah” ini berbeda beda. Dapat dilihat perbedaannya baik dari Psikoanalisis, Behavioristik, Kognitif, dan Humanistik. 

   Meski begitu, dalam penyelesaiannya sudah dilakukan berbagai cara. Bahkan edukasi terhadap sampah pun sangat mudah untuk diakses di dunia internet. Namun sangat disayangkan bahwa kegiatan “menyampah” ini masih menjadi kebiasaan bagi para manusia. Bahkan pada 24 jam terakhir hari ini (16 Juni 2021) terdapat kurang kebih sekitar 18 artikel mengenai edukasi terhadap sampah pada Google pencarian. Saking mudanya pencarian mengenai edukasi sampah, akan tetapi manusia masih menganggapnya sebagai masalah sepele.

   Pada perspektif psikologi, dapat ditinjau faktor kegiatan “menyampah”. Psikoanalisis bahwa “menyampah” ini dapat berupa insting ketidaksadaran manusia. Behavioristik menyimpulkan baik perempuan maupun laki-laki dalam kegiatan “menyampah” merupakan hasil pembiasaan yang dibentuk dari lingkungan. Kognitif menerangkan mengenai proses belajar, kita dapat mengenal kegiatan “menyampah” dari apa yang kita pelajari baik dari apa yang kita lihat, kita dengar, maupun kita alami sendiri. Sedangkan untuk Humanistik adalah manusia mempunyai pengertian terhadap makna kehidupan. 

   Pada artikel yang saya temui, kali ini terdapat pembahasan mengenai penyelesaian kasus sampah. Penyelesaian terhadap sampah tersebut yakni:

The 3P Principle

1. Pengawasan yang baik dari pemerintahan

2. Penyediaan infrastruktur sampah yang ramah

3. Aktivitas program dengan kearifan lokal

   The 3P principle berisi, The Planet principle bahwa tujuan dari program adalah menyelamatkan planet. Yang kedua yakni The People bahwa pelaksana sendiri harus nyaman dengan program tersebut. Dan yang ketiga adalah The profit Principle bahwa program harus menawarkan keuntungan yang nyata. 

   Pengawasan yang baik dari pemerintahan berupa manajemen program seharusnya berdasarkan konstitusi, dilaporkan dengan transparansi, dieksekusi secara professional, berdasarkan ketertarikan public, dan kinerja dengan penuh perhitungan. Setiap pelanggaran harus segera dihukum, karena hal tersebut dapat ,mengundang pelanggar yang lainnya. Untuk itu pemerintah perlu memperhatikan kearifan local dan norma. Selain itu Pemerintah harus melibatkan industry untuk aktiv dalam mengolah limbahnya sendiri melalui CSR (Corporate Social Responsibility) dan EPR program (Extended Producer Responsibility).

Faizal Aria Pamungkas 
2018011109


Source:

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish. 

https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11. 

https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.

UJIAN AKHIR Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu: Arundati Shinta

Faizal Aria Pamungkas

2018011109

Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta

 

Sampah adalah masalah, sedangkan manusia adalah sumberdari masalah tersebut dinilai. Dinilai dari sudut pandangPsikologi, faktor penyebab perilaku “menyampah” ini berbedabeda. Dapat dilihat perbedaannya baik dari Psikoanalisis, Behavioristik, Kognitif, dan Humanistik. 

Meski begitu, dalam penyelesaiannya sudah dilakukanberbagai cara. Bahkan edukasi terhadap sampah pun sangatmudah untuk diakses di dunia internet. Namun sangatdisayangkan bahwa kegiatan “menyampah” ini masih menjadikebiasaan bagi para manusia. Bahkan pada 24 jam terakhir hariini (16 Juni 2021) terdapat kurang kebih sekitar 18 artikelmengenai edukasi terhadap sampah pada Google pencarian. Saking mudanya pencarian mengenai edukasi sampah, akantetapi manusia masih menganggapnya sebagai masalah sepele.

Pada perspektif psikologi, dapat ditinjau faktor kegiatan“menyampah”. Psikoanalisis bahwa “menyampah” ini dapatberupa insting ketidaksadaran manusia. Behavioristikmenyimpulkan baik perempuan maupun laki-laki dalamkegiatan “menyampah” merupakan hasil pembiasaan yang dibentuk dari lingkungan. Kognitif menerangkan mengenaiproses belajar, kita dapat mengenal kegiatan “menyampah” dariapa yang kita pelajari baik dari apa yang kita lihat, kita dengar, maupun kita alami sendiri. Sedangkan untuk Humanistik adalahmanusia mempunyai pengertian terhadap makna kehidupan. 

Pada artikel yang saya temui, kali ini terdapat pembahasanmengenai penyelesaian kasus sampah. Penyelesaian terhadapsampah tersebut yakni:

1. The 3P Principle
2. Pengawasan yang baik dari pemerintahan
3. Penyediaan infrastruktur sampah yang ramah
4. Aktivitas program dengan kearifan lokal

The 3P principle berisi, The Planet principle bahwa tujuandari program adalah menyelamatkan planet. Yang kedua yakniThe People bahwa pelaksana sendiri harus nyaman denganprogram tersebut. Dan yang ketiga adalah The profit Principle bahwa program harus menawarkan keuntungan yang nyata. 

Pengawasan yang baik dari pemerintahan berupamanajemen program seharusnya berdasarkan konstitusi, dilaporkan dengan transparansi, dieksekusi secara professional, berdasarkan ketertarikan public, dan kinerja dengan penuhperhitungan. Setiap pelanggaran harus segera dihukum, karenahal tersebut dapat ,mengundang pelanggar yang lainnya. Untukitu pemerintah perlu memperhatikan kearifan local dan norma.Selain itu Pemerintah harus melibatkan industry untuk aktivdalam mengolah limbahnya sendiri melalui CSR (Corporate Social Responsibility) dan EPR program (Extended Producer Responsibility).

 

Source:

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish. 

https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11. 

​https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi.Harian Surabaya Post. 20 Juli.

 

 

Penulis

 

 

 


 

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

UST MENULIS

UST MENULIS

ABOUT ME

Blogsite ini merupakan salah satu media untuk dosen, mahasiswa, civitas akademika, maupun masyarakat umum dalam mempublikasikan karya tulisannya. Semoga bermanfaat dan meningkat peminatnya. Salam, Sukses Selalu.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Subscribe Us

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post

KEPIMPINAN NICCOLO MACHIAVELLI

  UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL 2 SEMESTER GANJIL 2022/2023 DOSEN PENGAMPU : Arundati Shinta ARSENIUS REINHART SUROS 2021011094    ...

Labels

  • 2016011126 1
  • 2017011165 7
  • 2018011173 3
  • 2021011004 Erwin Prabowo 2
  • 2021011048 Aprilia Nita Ningrum 3
  • 2021011049 nuril latifatuz zahroh 2
  • 2021011055 Rahmad Alam 4
  • 2021011062 steven aldodi stevano 4
  • 2021011080 Widyaningrum Pramesti 5
  • 2021011101 Muhammad Angga Pratama Putra 5
  • Abdul Basith 2017011150 6
  • abu masroh 1
  • Agung Tri 5
  • Ahmad Ramadhan Ginting 2021011103 4
  • Alda Azahra'2021011036 5
  • Amaru Nuki (2019011007) 1
  • ANNISA MIFTAH KHAIRUL 'AUNI 2019011003 3
  • ANNISA MIFTAH KHAIRUL "AUNI 2019011003 4
  • Arundati Shinta 2
  • Before and After 1
  • berbagi rezeki 1
  • berkebun 1
  • Christian Kevin Adiyatma Rasendriya 2019011006 2
  • cinta lingkungan 1
  • Clara Selu 1
  • Damar Syifa Rahmanto AJi 2019011089 6
  • Dea Verananda Siallagan (2021011082) 3
  • Deajeng Grendista (2019011065) 6
  • Devi nova priyanti (2019011131) 5
  • Dyah Ayu Perwita Sari 2019011149 7
  • ekonomi sirkular 1
  • Fadila Perwitasari/2019011099 7
  • Fahmi Anwar 4
  • Faizal Aria Pamungkas 2018011109 Psikologi Lingkungan Paralel 5
  • generasi milenial 2
  • Inarotur Rizqiyah 1
  • Indrajat Syahru Ramadhan 201901111 5
  • insanul afdal nim 2018011147 5
  • Irhaz Sabila Ramdana (201901172) 6
  • Jesseica Ray 2019011082 1
  • Karunia Kalifah wijaya 7
  • Konita Ariakne (2018011068) 1
  • kucing jalanan 1
  • limbah makanan 1
  • maulana malik 2018011135 5
  • menjaga lingkungan 1
  • Muhammad Fauzan Ajun Pratama 5
  • Muhammad Fernanda Wijaya - 2019011125 7
  • Muhammad Maftuh (2021011077) 2
  • Muhammad Rizki apriyandi 2019011160 4
  • Muthi'ah Muliana/2018011096 6
  • Nabila Alfarabi - 2019011013 7
  • Nama : Alisha Septiani Karoror 3
  • Nurrokhman Danang Hadiwijoyo 6
  • Nurul Pratiwi Tahir_2019011088 3
  • Nurul Wafiqah Deu 3
  • pandemi covid 19 1
  • peluang usaha 2
  • Plogging 1
  • Prestasi 1
  • pro-lingkungan 1
  • Psikologi Lingkungan 29
  • Rizky Maulana Putra 5
  • Sampah 1
  • sampah rumah tangga 1
  • Sekolah Alam 1
  • street feeding 1
  • Theresia Windiya Pratama_2019011002 4
  • Theresia Windiya Pratama-2019011002 3
  • Tisa Eritantia 2019011173 7
  • UTS_Indrajat Syahru 1
  • Wahyuni Rahmawatul Hasanah 2018011079 3
  • Yuli Priansah 6
  • yusuf priyana 2019011119 1
  • Zukhruf Kalyana M 7

Arsip Blog

  • Desember 2022 (50)
  • November 2022 (5)
  • Oktober 2022 (72)
  • Juni 2022 (142)
  • Mei 2022 (25)
  • April 2022 (90)
  • Maret 2022 (72)
  • Februari 2022 (60)
  • Juni 2021 (71)
  • Mei 2021 (4)
  • April 2021 (87)
  • Maret 2021 (11)
  • Februari 2021 (1)

Ad Code

Responsive Advertisement

Popular Posts

  • STRATEGI PENERAPAN 3R (REUSE, REDUCE, DAN RECYCLE) DI LINGKUNGAN SEKOLAH
  • keindahan alam kedung pedut penggerak ekonomi
  • Peduli Lingkungan Sejak Dini
  • Kurangi Kantong Plastikmu Sayangi Bumimu

Total Tayangan Halaman

Translate

Ad Space

Responsive Advertisement

Cari Blog Ini

Langganan

Postingan
Atom
Postingan
Semua Komentar
Atom
Semua Komentar

Advertisement

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template