Dampak Sampah Plastik Bagi Lingkungan Hidup

 

DOSEN PENGAMPU: ARUNDATI SHINTA

Ecal ade putra
2018011152

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA



Pendahuluan 

    Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, Sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya volume timbulan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. 

    Komposisi sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sampah organik sebanyak 60-70% dan sisanya adalah sampah non organik 30-40%, sementara itu dari sampah non organik tersebut komposisi sampah terbanyak kedua yaitu sebesar 14% adalah sampah plastik. Sampah plastik yang terbanyak adalah jenis kantong plastik atau kantong kresek selain plastik kemasan.. 

    Jambeck, 2015 menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat kedua dunia setelah Cina menghasilkan sampah plastik di perairan mencapai 187,2 juta ton. Hal itu berkaitan dengan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menyebutkan bahwa plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu 1 tahun saja, telah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara dengan luasan 65,7 hektar kantong plastik. 

    Permasalahan sampah plastik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan maka akan berpotensi mencemari lingkungan. Mengingat bahwa sifat plastik akan terurai di tanah dalam waktu lebih dari 20 tahun bahkan dapat mencapai 100 tahun sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah dan di perairan plastik akan sulit terurai.

Plastik 

    Plastik merupakan bahan organik yang mempunyai kemampuan untuk dibentuk ke berbagai bentuk, apabila terpapar panas dan tekanan. Plastik dapat berbentuk batangan, lembaran, atau blok, bila dalam bentuk produk dapat berupa botol, pembungkus makanan, pipa, peralatan makan, dan lain-lain. Komposisi dan material plastik adalah polymer dan zat additive lainnya. Polymer tersusun dari monomer-monomer yang terikat oleh rantai ikatan kimia (Waste management information, 2004). 

    Perkembangan plastik bermula dari ditemukannya plastik pertama yang berasal dari polymer alami, yakni selluloid pada tahun 1869 oleh investor Amerika John W, Hyatt dan dibentuk pada tahun 1872. Plastik pertama tersusun oleh nitrat selulosa, kamfer, dan alkohol. Plastik menjadi industri modern setelah adanya produksi Bakelite oleh American Chemist L. H Baakeland pada tahun 1909. Bakelite tersusun dari polymer fenol dan formaldehid. Dalam perkembangannya, plastik digunakan dalam berbagai bentuk dan kegunaan, seperti peralatan makan, pembungkus makanan, lensa optik, struktur bangunan, furniture, fiberglass, dan lain-lain (Waste management information, 2004). 

    Menurut Nasiri (2004) Secara umum plastik mempunyai sifat yaitu densitas yang rendah; isolasi terhadap listrik; mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi; ketahanan terhadap suhu terbatas; ketahanan terhadap bahan kimia bervariasi.

 Plastik mudah terbakar, sehingga mengakibatkan ancaman terjadinya kebakaran pun semakin meningkat. Asap hasil pembakaran bahan plastik sangat berbahaya karena mengandung gasgas beracun seperti hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida (CO). Hidrogen sianida berasal dari polimer berbahan dasar akrilonitril, sedangkan karbon monoksida sebagai hasil pembakaran tidak sempurna. Hal inilah yang menyebabkan sampah plastik sebagai salah satu penyebab pencemaran udara dan mengakibatkan efek jangka panjang berupa pemanasan secara global pada atmosfer bumi.


Dampak Sampah Plastik di Lingkungan

     Dampak plastik terhadap lingkungan. antara lain adalah tercemamya tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah; racun+acun dari partikel plastik yang masuk kedalam tanah akan membunuh hewan-hewanpengurai di dalam tanah seperti cacing; PCB yang tidak dapat terurai rneskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan nantai makanan; kantong plastik akan mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah; menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara didalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah; kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun; hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik; hewan-hewan laut seperti 144 lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tensebut makanan dan akhimya mati karena tidak dapat mencernanya; ketika hewan mati, kantong plastik yang berada didalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya; pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai sehingga menyebabkan banjir.((Wibowo, D.N)


    Konsumsi berlebih terhadap plastik, mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Plastik bukan berasal dari senyawa biologis, sehingga memiliki sifat sulit terdegmdasi {nonbiodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun dapat terdekomposisi {terurai) dengan sempurna.


Kesimpulan

Masalah sampah plastik adalah masalah yang sangat serius, dan menjadi epidemic global, sampah palstik adalah masalah yang sulit diatasi. Hal ini disebabkan karena hidup manusia yang serba praktis, dan juga didukung oleh pola hidup yang konsumtif sehingga mereka tidak dapat mengontrol penggunaan plastik. Maka penulisan ini ada agar dapat menyadarkan manusia tentang bahaya plastik bagi kesehatan dan juga lingkungan.  Sehingga kedepannya dapat tercipta peningkatan kualitas masyarakat yang pro terhadap lingkungan menjadikan kita dapat mengantisipasi dan meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh sampah plastik serta dapat merubah pola prilaku hidup kita menjadi lebih baik tanpa bergantung pada plastik.


daftar pustaka 

Pramiarti Purwaninggrum. (2016). Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik Di Lingkungan. Vol 8, No 2. diakses pada 6 april 2021 dari https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/urbanenvirotech/article/view/1421






0 Comments